14.Blusshing

43 30 3
                                    

"Makasih, udah anterin gue pulang"kata acca tersenyum tulus, jujur saja acca tidak marah kepada mereka, apalagi si pengemudi nya cakep juga. Hehe.

Dia membalas senyuman acca.

"Sekali lagi gue minta maap ya"balas dia masih tak enak.

"Ini udah yang ke 101 loh lu minta maap hehe"ujar acca. Keduanya terkekeh.

"Eh iya, boleh gue kenal lu?"tanya nya sedikit ragu karena dirinya sudah menculik.

"Boleh, nama gue mysca"ucap acca ramah.

"Gue farel"balas farel tersenyum.

"Yaudah gue masuk,bye"kata acca pergi berlalu, namun tangan nya di cekal pelan oleh farel.

Acca berbalik, dan seakan bertanya ada lagi?

"Boleh kan kapan-kapan gue main ke rumah lu"katanya.

"Ambigu"kata acca tiba-tiba.

"Maksud gue buat jadi temen lu, gak apa-apa kan?"tanya nya lagi.

"Ya gue boleh-boleh aja"kapan kapan lagi gue temenan ama orang cakep" lanjutnya dalam hati.

"Yaudah, gua pamit"katanya tersenyum stelah itu pergi berlalu.

Stelah kepergian farel, acca pun berjalan pergi ke kamar nya. Tapi langkahnya di tahan oleh sang ibu. Mira.

"Ca, kamu dari mana? Tadi riski nyariin"kata mira tiba-tiba.

Seketika acca diam. Ohh dia lupa tidak memberi tahu riski. Tanpa mengucapkan apa-apa ke mira. Acca berlari ke kamar nya.

"Enggak ada ahlak ni anak satu"kata mira.

..

Acca tiba di kamar nya, dan segera men carger ponsel nya yang lobet tadi.

Lalu dia membuka hp nya, dan stelah melihat apk WhatsApp, ternyata ada notif 37 pesan, dan ada 127 panggilan suara tak terjawab.

Acca terkejut, se khawatir itulah riski padanya? Katanya.

Lalu acca menelpon ke riski, dan di angkat.

"Halo? Ca? Lo acca kan?"

"Iyaaa ki ini gue mysca Anindhita"

"Syalan lo, kenapa gak bales chat gue!! Terus gue telpon kenapa gak di angkat-angkat? Lo kemana aja anjir?segitu gada otak nya lo, gue nungguin lo di gerbang ampe 3jam ca!! Kampret lo, jawab anj-ir"

"Se khawatir itukah lo sama gue?"

"Ya gue jelas kha- enggak lahh, gue cuma gak rela aja udah nunggu lo ampe 3jam lamanya"

"Yaudah sih"

"Syalan. Kenapa gak di jawab tadi lu kemana?"

Karena acca tak mau riski khawatir, jadinya acca berbohong.

"Gue tadi pergi ke perpus di jalan"

"Boong lu, lu kan gak suka baca"

"Ma-maksud gue, gue beli martabak di dekat perpustakaan buat nyokap gue, soalnya tadi nyokap gue pesen. Hehe"

"Mau boong lagi lo ca? Tadi gue tanya nyokap lu, dia gak mesen apa-apa"

Acca menggigit bibir bawahnya, tidak tau harus mengatakan apa lagi.

Saat acca berbalik badan, tiba-tiba riski ada di belakang nya.

"AAAAAAH"teriak acca.

"Diem deh"kata riski membekap acca. Acca menyingkirkan tangan riski.

"Kok lu ada di si sini sih?"tanya acca.

"Tuhh"jawab riski sambil menunjuk jendela. Acca hanya diam dengan masih menggigit bibir nya.

"Kemana tadi ca?''tanya riski lagi sambil memegang bahu acca. Kali ini riski tampak srius yang membuat acca ingin melotot ke bawah rasanya.

"Gu-gu-gue ta-tadi beli martabak dibilangin juga"balas acca masih brusaha menyangkal.

Riski yang merasa di bodohi pun bergerak mendorong acca sampai ke dinding, dan semakin mendekati acca. Acca yang sedekat itu dengan riski merasa tidak nyaman.

"Ki, lepasin gue"kata acca meronta. Riski semakin mengeratkan cekalan nya ke bahu acca.

"Plise ki, gue sesek"ujar acca lagi.

"Jawab.gue.ca!!"katanya penuh penekanan.

"Udah di bilangin gue tadi-hmmmptt"sebelum acca melanjutkan ucapannya, riski sudah membungkam bibir acca dengan bibirnya. Dia melumat bibir acca kasar.

Sontak acca kaget. Dia pun meronta-ronta, meminta riski untuk berhenti, namun riski semakin memperdalam ciumannya, melumat dan menghisap kecil bibir nya, riski menagkup leher nya dan semakin membuat acca sesak.

Acca hanya bisa pasrah mau meronta pun tak bisa, bagaimana pun dia tidak sekuat riski. "Gila? Iya gue emang udah gila"kata riski dalam hati sambil terus merasakan manisnya bibir acca.

Stelah 5 menit lamanya, acca mulai kehabisan napas dia memukul bahu riski. Dengan berat hati Riski menyudahi nya.

"Hah.. Haah... Hah..."acca menghirup udara kuat-kuat. Lalu melirik riski galak+horror sekarang. Sedangkan riski yang di tatap sperti itu meringis merinding.

"Hehehe, maap ca gue lagi khilaf"ucap riski smakin meringis melihat tatapan membunuh acca.

Plakkk

Tamparan acca tepat di...

"Di samping lo ada nyamuk"kata acca. Memang benar. Seketika riski yang tadi menutup mata, dia kira acca akan menampar nya dan menyumpahi serapah nya. Tapi ternyata tidak. Seketika riski menghela nafas.

"Gue kira lo mau nam-"

Plakkk

"Ini balasanya, karena lo udah kurang ajar sama gue"kata acca menatap riski tajam.

Riski memegang pipinya yang begitu panas. Dan menatap acca.

"Kenapa?"tanya acca masih datar.

"Eheh enggak kok enggak, nih kalo mau tampar lagi sok mangga gue gak papa kok ampe 100kali pun asalkan amarah lu reda hehe"kata riski meringis.

"Sinting!! Udah sana lu pergi!!"ucap acca masih marah.

"Tapi ca lu gak marah kan?"tanya riski. Acca menatap riski kesal, bagaimana acca tidak kesal dengan cowok ini?

"Gue bilang pergi ya pergi ki"kata acca masih berusaha sabar.

"Iyaa asalkan lo maapin gue dulu ya ca"kata riski memohon.

"Iyaaa, tapi lo pergi ist"usir acca, riski yang tak mau tambah masalah pun segera pergi, lalu berlalu.

Stelah riski tak ada. Tiba-tiba pipi acca memanas dan blushing tiba-tiba.

"Huwaaa mamahhhh"ucap acca sambil menjatuhkan tubuhnya di kasur sambil berguling sana sini, dan berteriak namun terhalang oleh bantal.

*****

Gatau sih kalian dapet feel nya atau enggak.

Jangan lupa vote+komen.

See you next chapter.

Xixixi~

Myris [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang