By Ayunda
**
Rambut hitam legam bergelombang, matanya tajam bak elang. Yuna, gadis berparas menawan itu duduk dibalik kemudi mobil. Seringai terukir dibibir merahnya. Ia mengendarai mobil diatas kecepatan rata-rata.
Malam ini, malam dimana ia akan menghasilkan uang yang berlimpah kembali. Yuna menghentikan mobilnya didepan sebuah gedung yang nampak sudah tutup. Ia keluar dari mobil dengan senapan laras panjang digenggamannya.
Sebelumnya ia telah menghack CCTV dikawasan ini, dan memastikan tak ada orang berkeliaran yang akan melihatnya. Yuna segera berjalan menuju gedung itu. Dan sampailah disini, di rooftop gedung ini ia berdiri. Menatap cantiknya kota dimalam hari.
Angin malam berhembus, mata tajam Yuna melirik gedung hotel yang tak jauh dari tempatnya. Hingga terlihat sepasang pria dan wanita berpakaian minim saling merangkul mesra keluar dari hotel. Yuna menyunggingkan seringainya. Ia mengeluarkan handphone dari saku jaket yang ia gunakan dan menghubungi seseorang.
_"Kau sudah menyelesaikan tugasmu?"_
"Belum, aku ingin bayaranku," ucap Yuna.
_"Selesaikan dulu tugasmu,"_
"Tidak, sebelum kau membayarku," ucap Yuna.
_"Berapa yang kau mau?"_
"10 juta dollar," jawab Yuna.
_"Kau ingin memerasku?"_
"Ya atau tidak sama sekali?" tanya Yuna.
_"Gadis sialan!"_
"Waktumu tidak banyak, atau kau akan kehilangan tikusmu" ucap Yuna menatap sepasang pria dan wanita tadi hendak memasuki mobil.
_"Baik, aku transfer sekarang,"_
"Senang bekerja sama denganmu," ucap Yuna tersenyum miring melihat layar handphone yang menunjukkan isi saldo rekeningnya bertambah.
Ia memutuskan sambungan telephone dan mulai membidik targetnya. Ketika si pria duduk dikursi kemudi dan hendak menutup pintu mobilnya, Yuna dengan cepat menarik pelatuk senapannya.
DOR
DOR
Seketika si pria tak sadarkan diri dengan kepala yang bercucuran darah. Yuna menyeringai menatap hal itu.
"Sayang sekali... populasi pria tampan berkurang malam ini," ucap Yuna terkekeh.
Yuna segera meninggalkan gedung dan pergi mengendarai mobilnya. Ia menjalankan mobilnya dilintasan jalan yang tampak sepi. Hingga terlihat beberapa orang yang berkelahi ditengah jalan. Lebih tepatnya pengroyokkan.
Tin
Tin
Bunyi klakson mobil Yuna menghentikan perkelahian mereka. Yuna turun dari mobilnya dan menghampiri mereka.
"Menyingkirlah! Kalian menghalangi jalanku," ucap Yuna.
"Wow... lihat siapa ini, ingin bermain bersama kami nona?" ucap salah satu si pengroyok hendak menyentuh dagu Yuna.
Ketika tangan laki-laki itu hampir menyentuh dagu Yuna. Yuna lebih dahulu mencekal dan memelintir tangan itu kebelakang, serta menendang punggungnya hingga terjatuh.
Bugh
"Kalian ingin bermain denganku? Mari bermain," ucap Yuna tersenyum miring.
"Sialan! Serang dia!" ucap laki-laki yang terjatuh tadi kepada teman-temannya.
Bugh
Bugh
Bugh
Krak
Yuna menendang, memukul, membanting, dan mematahkan tulang mereka hingga tumbang. Mereka akhirnya melarikan diri dengan berjalan tertatih-tatih menuju motornya masing-masing dan pergi.
Kini hanya ada Yuna dan laki-laki tampan yang dikroyok tadi. Laki-laki itu hanya berdiri menatap diam Yuna sedari tadi tanpa luka ditubuhnya. Yuna balas menatapnya datar beberapa saat sebelum kembali memasuki mobilnya.
Yuna melajukan mobilnya meninggalkan laki-laki itu sendiri tanpa sepah kata. Laki-laki itu menatap kepergian mobil Yuna hingga menghilang dibalik tikungan jalan. Bibirnya tersenyum miring dan menaiki motornya meninggalkan tempat itu.
Yuna memarkirkan mobilnya dibasement. Ia berjalan menuju lift dan menekan tombol lantai 9. Lantai dimana apartmentnya berada. Sesampainya di apartmentnya, ia langsung membersihkan diri dan merebahkan dirinya pada kasur.
"Malam yang cukup menyenangkan," ucap Yuna. Ia mulai merapatkan selimutnya dan memejamkan mata untuk tidur.
End