(23) All in

21 9 0
                                    

By May

**

Malam yang gelap gulita, gerombolan 'Anak-anak liar' kini melaju secepat angin malam yang sangat dingin di bulan Desember. Perbukitan sebelum Kota Seoul yang mereka lewati sekarang. 'Anak-anak liar' ini berhenti dan turun dari kendaraan, seperti biasa... berbuat ulah lagi, kini Stephen menyiram spanduk besar didepannya dengan bensin.

_Byur_

Dilanjutkan oleh cowok bertubuh mini itu yang tak lain adalah Peter, melempar sebatang korek api kayu ke arah spanduk tersebut.

_Cekrek_
_Dum_

Seketika api menyebar begitu cepat. Mereka hanya tersenyum remeh.

"Malam yang tidak begitu keren," Ucap Lino. Kobaran api itu sudah memenuhi spanduk.

"Mari lanjutkan perjalanan, sebentar lagi kita akan sampai," ajak Chris si rambut blonde yang masih melipat kedua tangan didepan dada bidangnya dan berjalan menuju motor, ia adalah capten dari 'Anak-anak liar' ini.

Tebing yang langsung mengarahkan ke Kota Seoul yang sekarang berkelap-kelip dengan begitu indah. Mereka pun menyusul Sang capten dan pergi dari tempat tersebut.

Setelah dari perjalanan, mereka pun sampai di Club King yang tempatnya telah dikonfirmasi. Apa itu Club King? Mereka adalah kumpulan penjudi terbesar. Tempat  yang selalu berpindah-pindah, membuat mereka sulit ditemukan oleh pihak kepolisian. Kini di Negeri Ginseng tepatnya. 'Anak-anak liar' tersebut terdiri dari 8 orang, selain menjadi penjudi terbesar yang hanya diketahui orang 'illegal', mereka juga perampok.

Seseorang keluar dari tempat tersebut. Rambut gondrong disemir blonde orang yang tak lain adalah Haris, ia termasuk anggota dari 'Anak-anak liar'.

"Chris!" Panggil Haris dengan suara lantangnya.

"Ya! Apa kau sudah gila?!" Teriak Leo, nama itu sama seperti zodiaknya, hampir saja orang itu melayangkan tinjuan ke Haris.

"Hahaha, maafkan aku Kak," ia menggaruk tengkuknya sambil tersenyum tak bersalah.

Chris menengok. "Ada apa?" Tanya Chris dengan nada datarnya.

"Aku telah menerima tantangan perjudiannya, lawan kita mungkin sedikit merepotkan," Ungkap Haris. "Kumpulan tua bangka," Cowok ini memberi sedikit spoiler... haha. Apa anda kira ini sebuah film yang akan ditayangkan minggu depan? Sangat mengada-ada.

***

Club hari ini sangat ramai, mungkin karena sekarang berada di tengah kota. Banyak meja hijau dengan koin khusus untuk bermain sudah disiapkan. Orang-orang benar-benar memenuhi tempat ini.

Jeje menghempaskan gelas birnya. "Yak! Ini sangat membosankan," kesal anggota termuda itu, Ini begitu membosankan dengan lawan yang sangat mudah baginya dan Leo.

Disisi lain Felix, Haris, Lino, dan Chris, bermain bersama 'Kumpulan tua bangka' yang disebutkan oleh Haris. "Aku mendapatkannya, haha." Gembira salah satu dari tua bangka tsb.

Dironde berikutnya, membuat empat 'Anak-anak liar' ini sedikit kewalahan. Koin permainan hampir tak tersisa. Hanya tinggal 3 koin, jika 1 ronde lagi mereka lewati kalah, maka permainan ini dimenangkan Para tua bangka itu.

"Ah, sial para tua bangka ini," gumam Haris. Kini ia melirik Lino dan Chris. Mereka bahkan seperti baik saja, mungkin dirinya kurang untuk tenang dikondisi tercekik sekalipun..

Felix tersenyum remeh, ia melempar koin miliknya lagi. "Ini terlalu mudah Pak tua, lihatlah..." Tangan mungil Felix kini memperlihatkan koinnya. Yang benar saja ia mendapatkan lebih dari milik Pak tua tersebut. "Saya mendapatkan semuanya, ha?" Suara deepnya sangat terdengar jelas, begitu menyeramkan.

Sorak-sorai dari sekitar kini makin menjadi-jadi. 'Anak-anak liar' memenangkannya, semenjak tak ada yang bisa mengalahkan 'Kumpulan tua bangka' tadi.

"Polisi mengetahui keberadaan kita, cepat pergi dari sini!" Ucap seseorang histeris. Membuat menambah nya kekacauan, semua orang lari terbirit-birit melarikan diri. Namun ditengah seperti ini....

Chris melirik cepat. "Stephen, Jeje, Peter, Felix! Kalian tau apa yang harus dilakukan!" Teriak Chris. Membuat mereka langsung mengangguk mengerti apa yang harus mereka lakukan. Yang mereka lakukan adalah mengumpulkan hasil perjudian tadi.

Sedangkan Chris, Leo, Lino, dan Haris maju melawan beberapa FBI yang kini sudah berada didepan mereka.

"Bagaimana? Apakah sudah?" Tanya Felix, tangannya mengikat sebongkah karung yang berisi uang kemenangan.

Mereka pun mengangguk, pergi dari sana. Jalan keluar satu-satunya dalam membawa barang ini ialah, mobil FBI. Peter pergi memastikan tak ada orang di dalam mobil itu. Dan berikutnya memutus kabel yang langsung terpusat ke Kantor FBI.

Ia pun keluar, dan mengisyaratkan bahwa mobil ini sudah aman. Dengan cepat dan lihai setelah memasukan barang tersebut mereka berganti memakai seragam FBI.

Mobil itu melewati banyak anggota FBI yang menuju tempat perjudian tadi. Stephen melihat dari spion kanan, tak lama 4 motor menuju kearah mobil yang sekarang mereka kemudikan.

Stephen tersenyum miring. "Mereka lolos" kata Stephen lega. Felix, Peter, dan Jeje pun otomatis menengok kebelakang, dan benar itu mereka.




End

CACTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang