(17) The Police

13 9 0
                                    

By Mariam

**


"kamu yakin?" tanya pria denggan tubuh kekar tersebut.

"Ya aku yakin, misi ini harus berhasil" jawab gadis dihapadannya.

"Baiklah mari kita lakukan"

*****

Pagi yang indah, namun sayang sang surya tidak menampakkan dirinya karena terhalang oleh awan hitam yang mulai menyelimuti langit kota.

Hari ini adalah hari pertama Dinda bekerja di kafe, semangat dalam dalam dirinya sangat membara.

"Gue harus semangat, ini hari pertama, ayoo semangat" Dinda berusaha menguatkan dirinya, dengan mengangkat tangan yang terkepal kuat.

"Wahh semangat banget nih kayanya" ucap seseorang dari arah belakang Dinda yang membuatnya terkejut.

"Ehh pak Irwan, iya nih pak heheheh"

"Bagus itu, yaudah semangat kerjanya ya, jangan lupa senyum, biar kamu tetap terlihat cantik, dan tentunya para pelanggan kafepun akan senang melihatnnya"

"Eehh iya pah" ucap Dinda terbata-bata, mendengar ucapan dari bossnya tersebut.

_

Tak terasa hari sudah sore, hari ini kafe tutup lebih cepat, entak kenapa pak Irwan meminta agar segera ditutup, para stafpun satu persatu mulai meninggalkan kafe.

"Huuhh akhirnya bisa pulang" ucap Dinda sembari menghembuskan nafas kasar.

_drrrt... drrrt...._

Ponsel yang digenggam Dinda pun bergetar, menujukan ada panggilan masuk ke ponselnya.

Disana tertera nomor yang tak dikenal, entah siapa yang menelponnya.

"Hallo" ucap Dinda kepada si penelfon

"Gimana dapet info?" tanya seseorang diseberang sana.
"Kafe udah tutup, gue bakal ikutin pak Irwan, nanti gue share lokasinya"

"Hati-hati Din"

_Tutt... Tutt...._

Sambungan telfon tiba-tiba terputus, tanpa membuang waktu Dinda langsung bergegas pergi mengikuti pak Irwan, dengan menaiki motor metiknya.

_

Sesampainya ditempat tujuan, Dinda melihat pak Irwan memasuki gedung tua dan langsung berbincang-bincang dengan salah satu orang yang ada disana, tak lupa disekelilingnya terdapat banyak sekali pria dengan tubuh yang kekar, apalah daya jika dibandingkan dengan dirinya yang hanya seorang wanita.
Dinda pun memutuskan untuk menelfon Rama partner kerjanya tersebut.

"Hallo ma, gue rasa bener ini tempatnya, gue udah share lokasinya, gue minta lo sama beberapa anak yang lain kesini, gue liat merek semua ada 10 sampai 15 orang" terang Dinda menjelaskan situasi yang terjadi di lokasi.

"Baik, 5 menit lagi kita akan sampai disana, sembunyi ditempat yang paling aman Din"

"Iya"

Ini adalah waktu yang tepat untuk menangkap pak Irwan dan orang-orang yang terlibat dalam penyekapan para staf wanita dari kafe milik pak Irwan.
Dimana para staf tersebut akan ia jual kepada para pria hidung belang yang mau membayar dengan harga yang tinggi.

Tepat 5 menit kemudian, Rama dan 10 orang polisi lain mulai datang, dan langsung menyebar untuk mengepung gudang tersebut.

Beda halnya dengan Dinda dan Rama, mereka berdua terfokus untuk membebaskan para wanita yg telah disekap.

Polisi sudah mulai memasuki halaman gedung dan mulai meringkus para bawahan dari pak Irwan yang terlihat, sedangkan Dinda dan Rama mulai memasuki area dalam gedung.

Naas perkiraan Dinda salah, ternyata bawahan dari pak Irwan mencapai 30 orang.
Mau tak mau, Dinda dan Rama harus melawan mereka terlebih dahulu.

"Gue salah perkiraan nih" ucap Dinda dengan tangan yang mengepal didepan, dan berjaga2 jika sewaktu2 mereka menyerang secara bersamaan.
"Udah tenang dulu, kita lawan kaya biasa, siaap?" ujar Rama sambil terus memantau situasi sekitar.

Belum sempat membalas perkataan Rama, Dinda mulai diserang, begitupun juga dengan Rama, mereka diserang dari berbagai sisi, sedangkan polisi yang lain masih mengatasi orang- orang yang berada diluar.

Pukulan demi pukulan dilayangkan kearah Rama dan Dinda namun mereka masih bisa mengelak.

_Bugh...._

_Bugh...._

Dua pukulan berhasil didapatkan oleh Rama dan Dinda, mereka mulai kewalahan menghadapi 15 orang sekaligus. Mereka terus berusaha mengelak dan melawan dari tendangan serta pukulan yg diarahkan kepada mereka.

_Dorr...._

_Dorr...._

Tanpa disadari ada salah satu dari seseorang membawa senjata api dan langsung melayangkan ke arah Rama.

"RAMA..." Teriak Dinda melihat partner nya mulai terjatuh, karena sebelah kiri perutnya tertembak.

"Ohh jadi kau seorang polisi nona, kau mencoba menipuku ya"

"Diam kau"

"Wah kenapa kamu berteriak, aku adalah boss mu, padahal kau akan kubawa kesini, tapi kau datang kesini sendiri tanpa kusuruh hahahaha" ucap pak Irwan sambil sesekali bertepuk tangan.

_Dorr...._

_Dorr...._

Serangan tembakan terjadi lagii, tembakan tersebut berhasil mengenai lengan kanan pak Irwan, dan itu berasal dari Roma yang juga merupakan partner Dinda. Tak lupa diapun memberi salah satu senjata api yg dibawanya kepada Dinda, dan langsung ia pergunakan untuk menembak orang-orang yang juga ingin menyerangnya dengan senjata api.

_Dorr...._

_Dorr...._

_Dorr...._

Tembak menembak pun tak terelakkan, tak disangka hampir semua dari mereka memang mempunyai senjata api.
Semuanya tidak menyerah, semua bawahan pak Irwan masih berusaha menyerang walau sebagian mereka berhasil diringkus oleh polisi yang lain.
Begitu juga pak Irwan, walau dia sudah terkena tembakan dia masih berusaha untuk melawan.

Setelah perkelahian sengit terjadi akhirnya semua bawahan beserta pak Irwan berhasil dilumpuhkan.
Polisi yang lain mengurus orang-orang tersebut, sedangkan Dinda dan Roma mulai membebaskan para wanita yang sudah lama disekap serta memberi beberapa bantuan.






End

CACTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang