By Ajeng
**
Genta Satya Ramadhan, cowok biasa saja, tidak tampan, dan tidak dari keluarga kaya. Suatu hari ketika Genta sedang tertidur dikamarnya, tiba-tiba saja, dia didatangi oleh seorang yang tidak dia kenal, entah dari mana asalnya, intinya orang itu sangat misterius.
"Hai, nak," sapa sang orang misterius itu.
"Maaf bapak ini siapa ya, kok saya tidak pernah melihat bapak ada disini?" tanya Genta.
"Memang aku bukan orang sini," jawab si bapak.
"Lalu apa yang bapak lakukan disini?" tanya Genta penasaran.
Bapak itu tidak menjawab, dia malah menarik tubuh Genta agar mendekat kearahnya. Setelah itu dia mengeluarkan sesuatu dari tasnya. Genta yang melihat itu lantas kebingungan. Ketika hendak bertanya orang itu mengisyaratkan agar Genta diam.
Tiba-tiba saja tubuh Genta merasakan sakit yang sangat luar biasa. Tanpa Genta ketahui bapak itu menusukkan sesuatu ke punggungnya. Genta meraung-raung kesakitan. Hingga rasa nyeri itu berganti dengan rasa yang dingin dan kemudian menghilang.
"Sebenarnya apa yang bapak lakukan pada saya?" tanya Genta setelah menahan rasa penasarannya.
"Saya hanya menjalankan tugas," jawab bapak itu. Dan tiba-tiba menghilang.
Genta linglung setelah apa yang terjadi padanya.
"Tolong..., tolong..., tolong...," suara orang yang meminta tolong membuat Genta langsung tersadar dari ketidaksadarannya.
Genta langsung berlari keluar untuk mencari sumber suara. Tubuh Genta sekatika kaku, ketika melihat desanya hancur akibat ulah raksasa.
Entah sejak kapan desanya mulai diserang oleh raksasa. Genta juga kurang tahu.
Tiba-tiba saja tubuh Genta dengan sendirinya maju untuk menghadang raksasa yang ingin menghancurkan salah satu rumah warga.
Genta berusaha untuk mundur tetapi yang malah terjadi tubuhnya tetap maju untuk melawan raksasa.
Entah keberanian dari mana, Genta akhirnya berani maju melawan raksasa. Genta jadi ingat mungkin karena sesuatu yang diberikan orang misterius tadi, mungkin itu yang membuatnya seberani ini.
"Kau siapa wahai anak kecil? Beraninya kau menghalangi aku?" tanya raksasa itu.
"Aku adalah Genta, orang yang akan membinasakanmu wahai raksasa," kata Genta tanpa ada keraguan.
"Hahahahahahaha, berani-beraninya kau menantangku, sebaiknya kau mundur sebelum kesabaranku habis dan berakhir membinasakanmu," kata raksasa dengan sombongnya.
Trakkkk
Tanpa ada angin, tanpa ada hujan, tangan Genta tiba-tiba mengeluarkan kekuatan yang membuat sang raksasa melebarkan mata.
"Kalua begitu mari kita mulai pertarungan kita," tantang raksasa.
Mereka akhirnya beradu kekuatan masing-masing.
"Menyerahlah wahai anak kecil," kata raksasa itu.
"Tidak akan, sebelum kau mau berjanji untuk tidak menganggu desaku lagi," kata Genta.
"Tidak akan pernah terjadi."
"Kalau begitu mari kita lanjutkan pertarungan kita," ajak Genta.
Genta dan raksasa kembali bertarung lagi, tembakan-tembakan mulai mereka keluarkan, hingga merusakkan beberapa rumah warga. Semua warga hanya bisa diam dan bersembunyi melihat perkelahian itu.
Akhirnya setelah pertarungan panjang sang raksasa pun kalah, dan segera meninggalkan desa.
Warga desa sangat berterimakasih pada Genta karena telah menyelamatkannya dari gangguan raksasa.
Setelah satu minggu hidup seperti semula, tiba-tiba raksasa itu datang lagi, tetapi dia tidak sendiri, melainkan bersama dengan kedua temannya. Mereka datang untuk melawan Genta dan membuat perjanjian.
Genta yang sedang sibuk membenahi rumah warga akibat ulah raksasa satu minggu lalu, segera beranjak dan menghampiri para raksasa itu dengan beraninya.
"Apakah kau ingin kalah lagi?" tanya Genta.
"Hahaha, apakah kau yakin kali ini kau akan menang?" tanya raksasa pada Genta.
"Kalau begitu mari kita mulai pertempuran ini," ajak Genta.
Pertempuran hebat pun dimulai, seluruh warga mulai ketakutan, akankah Genta bisa menang melawan para rakasasa itu.
"Menyerahlah wahai anak kecil, kekuatanmu tidak seberapa," ejek sang raksasa.
"Tidak, aku tidak akan pernah menyerah" sahut Genta.
Karena kekuatan tiga raksasa itu yang sangat kuat, Genta hampir saja kalah. Menyadari kekuatannya semakin melemah, Genta mulai melarikan diri ke hutan. Ketiga raksasa itu mulai mengejar Genta. Alhasil, terjadilah aksi kejar-kejaran antara Genta dan ketiga raksasa itu. Genta terus berlari tanpa peduli apa yang dia injak. Bahkan kakinya sekarang terlihat sangat mengerikan. Rasa perih dikakinya tidak dihiraukan, yang sekarang dia lakukan adalah berlari dan berlari.
Tanpa sadar Genta akhirnya berada di ujung hutan, dia melihat ke bawah dan dibawahnya ada jurang yang sangat dalam. Genta sekarang dalam bahaya dan raksasa semakin mendekat. Genta bingung harus bagaimana, mati ditangan raksasa atau mati terjun ke jurang. Karena raksasa sangat dekat. Genta sudah memutuskan bahwa ia harus terjun ke jurang.
Tiba-tiba..., Genta merasakan ada yang menarik tangannya.
"Jangan menyerah anak muda, kau pasti bisa memghadapi ketiga raksasa itu," entah dari mana orang misterius kemarin, tiba-tiba saja muncul dan memberikan semangat baru untuk Genta.
Genta mengangguk.
"Mari kita lawan mereka bersama-sama," ajak sang orang misterius itu dengan tersenyum.
Dan lagi-lagi Genta hanya bisa mengangguk, tetapi kali ini disertai dengan senyuman.
Dan akhirnya mereka berdua berjuang bersama-sama melawan ketiga raksasa itu. Perlawanan sengit dimulai. Dan pertempuran sengit ini dimenangkan oleh Genta dan orang misterius itu.
Genta tersenyum senang karena sudah berhasil mengusir para raksasa itu. Dan akhirnya Genta tahu siapa orang misterius itu. Dia adalah seorang utusan Raja Arhoz dari Kerajaan Bintang.
Dan akhirnya kampung Genta hidup damai sejahtera seperti sedia kala.
End