By Livia
**
Hari yang cerah berganti menjadi gelap, hari yang dimana orang lain telah berhenti dari aktivitasnya. Apalagi dengan cuaca hari ini yang sangat tidak mendukung, dimana Kilauan kilat menari kejam diatas langit yang gelap.
Membuat orang lain lebih baik berdiam dirumah. Tetapi tidak dengan lelaki remaja yang mempunyai sorotan mata yang tajam bagaikan elang. Dia adalah Zender yang kerap dipanggil Zen.
Zen menyusuri gang kecil di setiap sudut kota yang nampak sepi, kilauan kilat dan angin yang tajam tidak membuat Zen merasakan sesutu ditubuhnya.
Langkah kaki Zen terhenti ketika ada yang memanggilnya, dia pun membalikkan tubuhnya.
"Hai, Zen." Ucap lelaki seumuran dengannya.
Ketemu lagi kita yah....
Kau kira hidup mu akan tenang, ketika kau sudah menghabisi kembaran ku Rey... tentu tidak segampang itu Zennnn. "Ucap Rendy dengan nada penekanan."
Zen hanya diam dengan muka datarnya, dia sangat malas menghadapi anjing liar seperti Rendy yang ngak ada apa-apa dibandingkan dirinya.
Karena kesal dengan sikap Zen yang tidak berkutif sama sekali membuat Rendy geram dan menyerang Zen.
Kurang ajar kau Zen. "Ucap Rendy berlari dan menyerang Zen.
Bugh
Bugh
Bugh
Ngak ada satu pukalan pun yang mengenai tubuh Zen, yang kerap membuat Rendy semakim geram.
Zen sangat pintar, dia akan menyerang balik ketika lawanya sudah lelah, untuk sekarang dia hanya menghindarinya.
"Ku akui kau sangat pandai Zen, ucap Rendy lantang."
"Haah," tak ku sangka kau akui kebodahan mu itu... kau itu ngak ada apa-apa dibandingkan diriku, sama seperti kembaran mu itu sama-sama goblok seperti anjing. Ucap Zen datar ke Rendy.
Sialan, ucap rendy sambil berlari ke arah Zen untuk memukulinya tapi....
Bugh, pukulan Zen terlebih dulu megampiri muka rendy yang membuat dia tergeletak ditanah
Zen pun mendekat dan mencekram kuat kerah baju rendy dan memukul nya tanpa ampun.
"Ini saatnya aku yang bermain, ucap Zen tersenyum kecut."
Bugh
Bugh
Bugh
Rendy sudah tak berdaya lagi karena pukulan Zen sangat kuat.
"Kau bodoh sekali, kau tak akan sanggup melawan ku, kau sangat lemah begitu pun dengan kakak bodoh mu itu... akan kuhabiskan kau sekarang biar kau bisa menemui kakak kesayangan mu itu, bisik Zen ke Rendy yang sudah tak berdaya dan sudah terlumuri darah disetiap sudut mukanya."
Lalu Zen melanjutkan langkahnya tadi, yang sempat terhalangi dengan lelaki bodoh yang harus membuat tangan nya bermain terlebih dahulu.
Setelah beberapa menit setelah kejadian tadi, Zen pun masuk kedalam ruangan yang sunyi dan dia melihat seorang gadis yang diikat, dengan tertunduk lesu.
"Ku kira kau sudah mati," ucap Zen kepada gadis itu.
Setelah mendengar ucapan Zen, gadis itu menantap Zen nanar dengan diiringi bulir jernih jatuh dibawah kelopak matanya.
Zen pun mendekat dan jongkok dihadapan gadis itu,
"Apakah kah kau tau Rin," tadi aku baru saja menghabiskan kembaran lelaki yang kau sayangi sejak dulu. Tapi keduanya lenyap di tangan ku ini, hahah... ini lucu bukan, sekarang tinggal kamu yang akan ku habiskan.
Udah siap kah... belum sempat Zen melanjuti ucapan nya tiba-tiba Rina berbicara.
Zen, kenapa kau lakukan ini kepada kami semua. Ucap Rina serak karena dia sudah tidak tahan lagi dengan sikap iblis Zen.
Kenapa, kau bilang?
Itu semua karna kamu sayang, karna aku menyukai mu... tapi kau malah mencintai lelaki yang dulu ku anggap teman. "Ucap Zen sambil mengelus lembut rambut Rina."
"Tapi itu dulu, sekarang aku tidak mencintaimu lagi karena aku akan menghabiskan mu sekarang." Ucap Zen sambil mengeluarkan Senyum kecut dibibirnya.
Zen, mengambil pisau lipatan dia kantong celana jeansnya, dan dia mulai menyayat wajah Rina sampai menusuk kejam pipi Rina sampai bolong.
"Ahhh," rintis Rina karena sakit, dia hanya menangis karena dia juga ngak bisa lakuin apa-apa selain pasrah.
"Sakit, yah... maaf yah sayang tapi mata mu terlalu bagus apakah boleh aku mencopotnya."
Tak lama dari itu Zen langsung menancap pisau ke mata gadis itu, membuat dia senang ketika darah mulai keluar dengan derasnya.
Sedangkan Rina sudah tak bernyawa lagi.
"Yahh, sampai disini permainan kita. Padahal aku mau bermain lagi loh... tapi kamu nya udah mati." Ucap Zen tertawa puas kita melihat orang yang dulu ia sayangi sudah ngak ada lagi.
Zenn, pun keluar dan meninggalkan Jasad Rina di gedung tua itu.
"Biarkan rayap yang menyantapnya, ucap zenn lalu pegi."
End
![](https://img.wattpad.com/cover/251899515-288-k396709.jpg)