By Irma
**
"
Selamat datang Agnessia Blinda."
Seorang pria bernama Liam Emilio menyambut ramah dengan membungkukkan badan tegapnya. Wanita yang biasa di panggil Agnes hanya mengangguk dingin.
Setelah mempersilahkan duduk, Agnes duduk di sofa yang telah disediakan.
"Jadi apa gerangan yang membuat seorang Agnes datang ketempat ini?" tanya pria itu dengan maksud bercanda.
"Gue mau sewah satu Anggota lo yang tangguh," ucap Agnes.
"Ah... lo _to the point_ banget sih." Agnes memutar bola matanya malas.
"Uangnya akan gue transfer kerekening lo, gue tunggu besok di apartemen, jangan sampai terlambat... karena gue nggak ada waktu hanya untuk menunggu." Setelah itu Agnes beranjak dari duduknya dan segera keluar dari tempat itu.
Keesokan hari saat Agnes dan sekretarisnya baru saja membuka pintu apartemen... mereka dikagetkan dengan keberadaan seorang pemuda berpakaian hitam.
"Anda siapa?" tanya Rani sekretaris dari Agnes.
"Saya orang yang ditugaskan Liam untuk menjaga Nona Agnes," jawab pemuda itu.
"Bagaimana dengannya Agnes?" tanya Rani.
"Hem... Dia kelihatan tangguh dan juga--" Agnes menggantung kata-katanya lantas menatap pemuda yang akan menjaganya itu dengan intens, mereka bertatapan cukup lama... dan diakhiri kedipan mata oleh Agnes.
"Tampan." Pemuda itu terlihat malu dengan pipi memerah, namun tetap mempertahankan wajah dinginnya. Rani yang mendengarnya tidak kaget lagi, karena kegenitan atasannya sudah menjadi makanan sehari-hari untuknya.
"Siapa namamu?" tanya Rani.
"Frey Kendrick."
_Beberapa hari kemudian...._
Tak terasa sudah seminggu lamanya Frey menjadi penjaga Agnes, kemanapun wanita itu pergi akan ada Frey yang setia disisinya. Menjadi artis yang dikenal banyak orang seperti Agnes bukanlah hal yang mudah, memang banyak orang yang menyukainya, namun tak ayal bahwa ada banyak orang juga yang membencinya.
Selama ada Frey, Agnes merasa dirinya aman... karena Frey selalu setia menjaganya.
"Langsung pulang?" tanya Frey saat Agnes memasuki mobil.
"Hem... gue capek banget," ucap Agnes lantas menyandarkan kepalanya di bahu Frey, hal itu membuat Frey menegang, ia ingin menjauhkan kepala Agnes dari bahunya... namun ia juga kasihan melihat wajah lelah Agnes, sehingga ia membiarkannya.
Dipertengahan jalan tiba-tiba mobil berhenti, Frey melihat Agnes telah tertidur lelap.
"Ada apa pak?" tanya Frey kesupir.
"Ada yang menghadang kita tuan," jawab supir itu, Frey melihat kearah luar dan benar ada banyak orang berpakaian hitam menghadang mobil mereka. Pandangan Frey terpaku saat melihat tanda pengenal di bahu orang-orang itu, dan ia tahu siapa mereka itu.
"Menyerang dengan rombongan... cih pengecut," monolog Frey dengan kesal.
Dengan perlahan Frey mengangkat kepala Agnes dari bahunya dan memindahkan kepala wanita itu ditempat yang menurutnya nyaman. Frey mengambil handphone di sakunya dan dengan cepat menghubungi Liam.
_Tuut tuut tu...._
_"Halo ada apa Frey?"_ Terdengar sahutan di sebrang sana.
_"Geng Arland nyerang gue dan Agnes... bawa anak-anak ke jalan XXX. Cepat!"_ setelah itu sambungan diputuskan sepihak oleh Frey.
