(24) Double A (Angga & Ara)

16 9 0
                                    

By Diska

**

"Angga" Panggil seseorang
Angga yang merasa namanya, di panggil pun melihat ke arah si pemanggil.
"Ga, loe dipanggil noh sama kepsek" Jawab Aldi, orang yang memanggil Angga.

"Oke" Jawab Angga singkat

Angga Razian adalah seorang atlit Taekwondo yang akan bertanding melawan SMA rival nya, Yaitu SMA Cakrawala. Ia harus memenangkan medali emas kali ini.

Angga dan Aldi berhenti didepan ruangan kepsek
"Assalamu'alaikum" Ujar Angga sambil mengetuk pintu
"Wa'alaikum salam, masuk" Jawab kepsek.

Angga dan Aldi pun masuk dan berdiri didepan kepsek mereka tercinta

"Duduk nak" Ujar pak Rafi
Mendengar instruksi, Angga dan Aldi pun duduk di kursi yang disediakan.

"Ada apa ya pak?" Tanya Angga
"Kalian lusa ada tanding kan ngga? " Tanya kepsek.
"Iya Pak" Jawab Angga sopan.
"Kalau kamu bisa dapat medali emas, saya kasih kalian waktu libur selama 3hari di bali" Ujar pak Rafi
Ia sangat tidak pelit untuk hal-hal seperti itu. Ia sangat bangga kepada murid-murid nya yang berprestasi

Angga dan Aldi langsung tersenyum melihat itu dan mengangguk seraya berkata
"Baik Pak, InsyaAllah saya akan menang" Jawab Angga sedikit percaya diri. Ayolah, ia sangat semangat hari ini

"Baik, kalian bole keluar" Kata pak kepsek. Mereka pun keluar dari ruangan

Diluar ruangan, mereka berjalan kearah kelas. Diperjalanan, Aldi membuka pembicaraan
"Gila yaa, keren banget sih kepsek kita"
"Hooh, keren yak. Bali man, Bali" Jawab Angga, dengan antusias.
Gue harus kasih tau Ara ni, batinnya

Ara adalah sahabat Angga dari kecil. Mereka bersahabat hingga sekarang
Arah pandangan mata Angga melihat kearah gadis yang sangat ia kenali
"Araa!" Panggil Angga sedikit keras
Ara melihat kearah sipemanggil kemudian tersenyum.
"Hey, seneng banget loe hari ni" Jawab Ara.
"Ya dong, kita mau kebali dong. Dibayarin kepsek" Ujar Angga sombong
"Serius? " Tanya Ara
"Iya sayangg" Jawab Aldi yang dihadiahi tatapan tajam oleh Angga. Aldi yang menyadari itu memberikan 2 jarinya kepada Angga

"Wahhh, enak banget" Kata Ara
"Iya dong. Pokoknya, ntar aku mau nonton yaa Ra" Jawab Angga

Pasalnya, Ara tidak pernah mau menonton Angga untuk bertanding. Angga pun tidak tau alasannya. Setiap ditanya, Ara hanya menjawab ia ada janji, atau ada kegiatan.

"Yahh, gue ga berani ngga. Serius deh. Gue tu ga tega liatnyaa" Ujar Ara jujur. Ia memang tak sanggup melihat orang dipukuli.

"Yahh Ra. Loe gimana sih, bebeb Angga mau tanding loe malah kagak tega liatnya. Harusnya loe dukung dia dong" Ujar Aldi melihat sahabatnya mulai murung.

Ara pun mulai tak enak, kemudian ia tersenyum dan mengangguk sambil berkata
"Oke deh, gue datang" Sontak Angga pun melihat ke arah Ara dengan mata berbinar sambil tersenyum.

"Oke, ntar aku jemput ya Ra. Ga ada penolakan lagi" Ujar Angga. Ia benar-benar sangat bahagia sekarang.

Setelahnya mereka pun berjalan ke kelas masing-masing dan mengikuti pelajaran dengan benar dan seksama.

Tibalah hari pertandingan....
Pertandingan kali ini, dilakukan di Aula SMA Cakrawala. Angga sudah berada di depan rumah Ara, menjemput sang pujaan hati. Siapa yang bisa menolak pesona Ara? Cantik, berjilbab, anggun, adem, lebih lagi cewek itu sangat baik kepadanya sampai sekarang.

"Hey, uda lama ngga?" tanya Ara kepada Angga

Angga pun tersentak, lamunan nya pecah sudah. Ia melihat ke arah Ara dan tersenyum senang.
"Enggak kok, aku baru aja" Jawab Angga
"Yuk" Ajak Angga lagi

Dimobil, mereka berbincang-bincang dan sesekali tertawa karna Angga yang pinter bergaul berbeda dengan Ara yang lebih pendiam. Tak terasa, mereka sudah sampai di Aula SMA cakrawala.

" Yuk, turun" Ajak Angga
"Duh, ngga loe jan kenapa-napa yak? Awas aja kalau loe sampek kenapa-napa gue jambak tu rambut" Ujar Ara
Angga pun terkekeh, sambil mengangguk
"Haha, iyaa aku ga bakalan kenapa-napa kok. Kok jadi kamu yang gugup sih ra? " Tanya Angga
"Ga tauu, gue takut aja loe kenapa-napa" Angga yang gemas pun menatap gadis yang sudah ada dihatinya ini ntah sejak kapan ia menatap sambil mengelus kepala Ara dengan senyuman yang menenangkan gadis itu.

"Yaudah, yuk turun" Ajak Angga lagi.
"Ayuk deh" Jawab Ara

Mereka menuju tempat Angga akan bertanding, di tribun sudah ada Aldi yang juga menonton sahabat nya.
"Kamu kesana ya? Duduk sama Aldi" Ujar Angga
"Hmm" Ara berdehem sambil terus berjalan ke arah Aldi.
Angga pun bersiap-siap ke pelatihnya.

"Baru sampek Ra?" Tanya Aldi
"Hemm" Jawab Ara seadanya. Ia benar-benar khawatir dengan Angga saat ini

Pertandingan dimulai....
Saat host berkata demikian
Angga dan Lawan saling menunduk memberi hormat kemudian pertandingan berlangsung

Angga meninju pipi lawannya namun lawan nya dapat mengelak kemudian dibalas tendangan oleh lawannya namun dapat ditangkis dengan mudah oleh Angga.

Ara yang melihat itu, hanya menutup mata dengan telapak tangannya. Ia benar-benar khawatir saat ini. Hingga suara orang terjatuh dan riuh penonton membuat ia membuka mata dan kaget.
Karna yang jatuh ada lawan Angga. Ia memastikan sekali lagi, dan ternyata benar Angga menang. Ara bernafas lega.

Riuh penonton pun semakin rame kala Angga berjalan ke arah Ara. Ia berjongkok dan berkata
"Ara... mau ya jadi pacarku ?" Tanya Angga
Ara kaget mendengar itu. Penonton semakin riuh dan Beramai-ramai berkata
"Terima! Terima! Terima"

Aldi yang melihat itu pun, hanya senyum-senyum sendiri. Ia lega akhirnya sang sahabat tak lagi memendam perasaan nya setelah sekian lama.

"Ra? Kaki aku pegel lho ini" Ujar Angga menyadarkan Ara dari lamunannya

Ara pun menangguk, lalu Angga berdiri dan memeluk Aldi.
"Gue diterima di. Dia pacar gue sekarang" Ujar Angga sangat bahagia.
"Iya, gue tau. Selamat yak" Jawab Aldi memberi selamat.
Ara pun hanya tersenyum malu. Ia tak menyangka bahwa Angga menyukainya ia kira, selama ini mereka hanya sekedar sahabat.
"Yang... habis ini kita jalan yak?" Tanya Angga pada Ara.
Ara hanya mengangguk, dan berdehem. Ayolah, ia yakin saat ini wajahnya semerah kepiting rebus. Angga gemas sekali melihatnya. Ia mengelus kepala berbalut hijab itu.
Setelah nya, ia kembali ke tengah Aula untuk menerima hasil dari kemenangan nya.

Alhamdulillah, Ya Allah. Terima kasih, atas anugrah yang kau berikan. Hari ini, aku mendapat banyak sekali kemudahan darimu. Terima kasih banyak

Angga Razian



End

CACTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang