By Acha
**
Dor... dor....
Terdengar suara baku tembakan dari segala sisi. Tempat itu sudah tidak terkendali. Darah dimana-mana, banyak orang yang terluka, mereka semua sudah sangat kelelahan."Sial....," ucap seorang pria yang tertusuk itu.
"Aku kalah jumlah... aku harus pergi, anak buahku sudah kalah semua. Aku harus menyelamatkan diri." Pria itu pun segera berlari menjauh.
Namun, itu tentulah tidak mudah, karena luka yang didapatkannya tadi membuat langkah kakinya menjadi berat.
Terlebih lagi hutan itu sangatlah gelap dan luas. Pria itu terus saja berlari sambil menahan rasa sakit dari luka yang dia dapatkan.
"Hah... hah... hah...." Suara helaan nafasnya terdengar sangat berat. Pria itu terlihat sangat kesulitan berjalan karena menahan rasa sakit.
Darah yang keluar dari perut bagian kananya, berceceran sepanjang jalan yang dia lewati. Darah itu tak kunjungi berhenti, membuat langkah kaki pria itu semakin melemah, karena mulai kehabisan darah.
Perlahan... pandangannya semakin kabur, nafasnya semakin memburu, badannya pun semakin berat. Tapi, semua itu dia tahan.
Dia terus berjuang menggapai cahaya yang tepat berada di hadapannya. "Aku... hah... t-tidak boleh... pingsan d-disini... tinggal s-sedikit lagi... a-aku bisa keluar... d-dari sini... hah... hah...."
Langkah demi langkah dia lewati begitu berat, sampai akhirnya tinggal beberapa langkah lagi, dia bisa keluar dari tempat gelap itu.
Saat sudah berhasil menggapai cahaya itu, dia tersenyum dan seketika tubuhnya limbung.
Bruk
Tubuh yang terjatuh itu menimbulkan suara yang begitu keras, hingga membuat seorang wanita yang sedang melewati tempat itu terkejut mendengar suara itu.
Wanita itu menoleh ke arah tempat dimana suara itu berasal. Ketika melihat ke arah tempat itu, betapa terkejutnya dia.
Bagaimana tidak? Tepat di hadapannya terdapat seorang pria yang bersumpah darah, tergeletak di tanah begitu saja.
Dan asal kalian tau, ini sudah lewat jam tengah malam. Wajar saja bukan? Kalau dia merasa sangat terkejut. Terlebih lagi, dia seorang wanita.
Dan akhir-akhir ini memang dikabarkan, bahwa di tempat yang sedang dia lewati sering terjadi penculikan.
Mengingat kabar itu, membuat dirinya semakin ketakutan. Ingin dia menolong pria itu, tapi dia takut bahwa pria itu bukanlah orang baik-baik.
Terjadi perdebatan batin pada dirinya. Haruskah dia menolong pria itu? Atau... dia tinggalkan saja pria itu?
Karena hari sudah semakin gelap, dia memutuskan untuk membawa pria itu bersamanya. Urusan pria itu baik atau tidak, itu urusan belakangan.
Yang terpenting dia harus menolong pria itu, lalu mengobatinya supaya pria itu tidak mati. Karena, rasanya tidak enak saja meninggalkan orang yang sedang membutuhkan bantuan.