09{Apel}

7K 1.2K 10
                                    

|Apel|

/Waktu luang(gabut?)/

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

/Waktu luang(gabut?)/

☠️

Vloe saat ini tengah duduk di taman saljunya. Jika kalian bertanya apakah musim di wilayahnya ini hanya salju, kamu benar. Tak pernah ada yang mempermasalahkan hal itu karena memang sejak dulu sudah ditetapkan hanya ada satu musim di wilayah Calvara.

Menggigit apel di tangannya, tangan Vloe satunya bergerak acak membuat serpihan-serpihan salju menari-nari.

"Nona,"

Seorang maid datang membungkuk hormat di belakang Vloe. Tak seperti pakaian maid pada umumnya, mereka menggunakan kimono hitam putih, polos, dan berukuran besar yang menghangatkan sampai kedua tangan tertutup sempurna hingga ke mata kaki.

Vloe diam tak menjawab membiarkan maid itu melanjutkan perkataannya,"saat ini, Kepala Pelayan Aron, tengah mengajari tuan Diego mengatur fokus dan ketangkasan. Apakah Anda tidak ingin melihatnya?"

Kunyahan apel di mulut Vloe terhenti, ia menoleh kebelakang tempat maid itu berdiri menunduk,"hmm..."

☠️

Di aula tempat berlatih, Aron dengan kimono hitam putihnya tengah membetulkan kuda-kuda Diego yang sangat kaku. Bocah itu berkeringat sehabis pemanasan yang menguras tenaga tadi. Dan sekarang di tambah lagi latihan kuda-kuda yang membuat kakinya pegal nan kaku. Bahkan kimono coklatnya sebagian sampai terasa basah.

Wajah Aron sekarang masam karena melihat Diego yang jatuh terduduk, napasnya terengah-engah. Pasalnya, kuda-kuda itu pun harus dilakukan seraya menjaga napasnya agar teratur membuat jantung Diego terasa seperti ingin meledak.

Diego menunduk menatap sedih lantai kayu yang bersih mengkilap,"Heh...heh... Maaf tuan Aron, jantung saya terasa seperti ingin meledak. Rasanya menjadi cepat haus dan otot saya semakin lemas,"

"Wajar saja," Aron menghela napas berusaha sabar,"ini baru seminggu kamu berlatih, jadi ku maklumi. Lain hari, kamu akan berlatih secara keras. Ayo berdiri, jangan membuang waktu terlalu lama!"

Dengan berat hati Diego bangun, peluhnya sudah agak berkurang meski badan terasa lemas meminta istirahat lebih.

Latihan dilanjutkan, Diego melakukan gerakan mengayun pedang seraya mengatur napas dan menahan gerakan agar sempurna. Lagi-lagi Diego terjatuh karena tak kuat menahan tekanan. Aron yang duduk mengurut pangkal hidungnya, ia mencoba sabar mengingat ini perintah langsung dari nona muda.

Tring...

Aron membuka kelopak matanya saat merasakan dua buah tangan menyentuh lembut bahunya dibarengi suara gemerincing lonceng membawa rasa sejuk yang menjalar ke dada.

The Heir to The Crown{End}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang