Rae, gadis itu tengah menyusuri hutan sampai berhenti di sebuah pohon besar. Disana terdapat pintu di celah akar. Rae mengetuknya tiga kali."Nenek, nenek. Ini aku, Rae. Ijinkan aku masuk, nek."
Pintu dengan ukuran sempit itu perlahan terbuka, dengan cepat Rae memasukinya. Di dalam terdapat kuali besar milik rumah pohon ini, disana terdapat cairan hijau seperti ramuan. Tak jauh dari itu, penghangat ruangan masih senantiasa menyala api. Kepulan asap mengudara lalu terkibas saat sosok nenek renta muncul, duduk di depan kuali tadi.
"Oh, Nona cantik. Ada apakah gerangan kamu kesini?" Ia berkata dengan suara seraknya yang hampir hilang.
Raut wajah Rae berubah sedih,"nenek..." Gadis itu duduk berpangku lutut di samping nenek renta tadi,"... Raetty sedih... Semakin hari, Raetty seolah seupik debu di mata putra mahkota,"
Nenek si penyihir itu tersenyum,"lantas... Apa yang kamu ingin dariku, nona?"
"Nenek adalah penyihir yang hebat," Raetty mendongak tersenyum,"... Aku--"
***
Vloe duduk sambil menikmati secangkir kopi, ia hampir berkali-kali menguap saking lamanya menunggu para lelaki berganti pakaian,"ya ampun, ini posisi yang salah. Seharusnya mereka yang menungguku berganti. Apa jangan-jangan mereka bersolek dahulu ya?"
"Nona, Raja Almesho, putra mahkota dan lainnya sudah siap,"
Berbalik, bibir Vloe ber-wow saat melihat para lelaki tampan itu berjejer seolah sedang memamerkan pakaian. Apa istilahnya? Fashion snow? Pikir Vloe mengernyit.
Destra Yasha
Aron
KAMU SEDANG MEMBACA
The Heir to The Crown{End}
FantasyAku bereinkarnasi ke dalam gadis penguasa Calvara. Aku bersikeras mempertahankan tahta dan menghalau tombak kematian dari rakyatnya. Meski begitu, gadis ini hanya tokoh sampingan sebagai karakter yang muncul sesaat lalu mati dalam novel. Aku tidak i...