27{Raetty}

5.5K 1K 14
                                    

Brak!

Almesho melempar buku yang ada di depannya dengan kesal membuat Zhen yang sedang membalikkan halaman buku tanpa sengaja merobeknya. 

"Apa masalahmu kali ini?"damprat Zhen mulai kesal karena Raja Monarch itu mulai bertingkah tidak jelas. Ia meletakkan buku itu kembali ke tempatnya.

"Cih! Kenapa dari semua buku yang kubaca tak ada sekalipun solusinya, hanya terdapat penjelasan berbelit-belit. Apa baiknya kubakar saja---"

"Jangan gila."

Almesho menghela napas kesal, ia mengurut dahi sebelum segera berjalan menuju kamar Vloe tanpa memperdulikan peringatan Zhen.

Di dalam kamar Vloe, aura dingin yang semula tidak terasa mulai menjalar. Hal itulah yang membuat Almesho untuk memutuskan kesana diikuti Zhen. Tak lain halnya dengan Aron dan Diego, kedua laki-laki itu sempat berganti pakaian serba kilat karena sebelumnya terkoyak akibat eksperimen yang selalu saja gagal. Aron menyempatkan diri pula untuk membuatkan caramel panas untuk nonanya.

Di ruangan itu, kelopak mata Vloe perlahan terbuka menampilkan netra kristalnya. Badannya kembali bugar tidak terasa ngilu lagi pada dadanya. Saat ia berusaha bangun untuk duduk Almesho datang membukakan pintu tiba-tiba. Kedua mata mereka bertemu membuat Vloe tersenyum kikuk.

"A-a... Hai?¿"

"Mataku tidak salah lihat bukan?" Almesho kembali menutup pintu seraya memejamkan mata sebelum membukanya dan pintu dibuka lagi. Vloe masih diatas tempat tidur menatapnya datar.

"Aku baru saja membuka mata, berilah aku bantuan seperti minuman atau lainnya!" Rutuk Vloe kesal karena sepi sekali saat ia melihat sekitar.

Almesho mendekat, segera memeluknya sampai Vloe menahan napas sesak. "A-almesho a-aku remuk!!"

"Oh? Maaf. Salahmu sendiri! Tusukan beberapa saat lalu itu akan sembuh jika ada padaku tak perlu kamu memberikan obat langka itu!! Seharusnya itu dapat menyembuhkan kutukanmu!"

Vloe mengerjap,"tidak." Almesho terdiam mendengarkan,"kutukan itu tak ada penawarnya. Dewi Bulan tadi memberitahuku. Satu-satunya yang harus ku lakukan adalah menundukkan Shiera si penyihir yang katanya dulu pernah melamarmu,"

Almesho hendak membuka mulut sebelum Vloe meliriknya tajam,"dengan menundukkannya, aku dapat menyuruhnya menyembuhkanku,"

"Bagaimana jika ia malah membunuhmu?"

"Itu malah bagus. Dewi Bulan akan menukar nyawanya denganku. Sehingga dialah yang mati," Vloe terkekeh senang membuat Almesho memicing.

"Kakak!"

Atensi keduanya beralih pada Diego. Ia berlari segera melompat ke ranjang dan memeluk perut Vloe,"...aku senang kakak kembali, aku kira kakak akan membuangku dengan cara pergi selamanya..."suaranya bahkan teredam pakaian.

Vloe mengelus surai Diego,"tak apa. Kakak, tak mungkin meninggalkanmu,"

"Vloe,"

Yang dipanggil mendongak, terlihat Zhen sudah berdiri di sebelah Almesho yang menatapnya datar. Melihat hal itu Vloe mengira keduanya sangat dekat.

"Ya?"

"Apakah ada yang kamu butuhkan?"

"Ada,"

"Apa?"

Almesho memperhatikan. Sekarang ia bingung, di antara kedua makhluk yang berbicara itu sebenarnya siapa yang memiliki sifat dingin. 

The Heir to The Crown{End}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang