29{tunduk}

5.6K 985 3
                                    


Vloe berhenti tepat di sebelah Shiera,"sudah jelas bukan? Aku menginginkanmu..."  Seakan mengingat sesuatu, Vloe menepuk tangannya,"ha! Bagaimana jika kamu menuruti keinginanku, maka hartamu, seluruhnya akan aman?"tunjuk Vloe pada satu-satunya kastil disana.

Shiera menoleh dengan menggertakkan giginya,"enyah kamu sialan!" 

Suara berdebum terdengar dibarengi buyaran pasir dimana-mana. Itu adalah sihir ledakan yang Shiera lempar melalui tongkatnya untuk Vloe.

Tangan Vloe mengibas sehingga pemandangan kembali jernih,"sepertinya... Harus dengan kekerasan ya. Baiklah, kalau begitu hiburlah aku!"

Setelah menyugar surainya, Vloe maju memilih bertarung menggunakan kekuatan fisik dan kecepatan. Shiera sebisa mungkin mengelak dan melemparkan berbagai sihir serangan kepada Vloe. Tetapi bahkan, gadis bersurai silver itu tidak terluka. Sampai kemudian, Vloe berhasil menendang keras perut lawannya sehingga Shiera terhempas dan menghantam keras tebing padang pasir. Saat Vloe akan menyerangnya lagi, sebuah benda keras menghalangi.

"Wah!" Vloe mundur, disana terlihat dua orang yang sepertinya pelayan Shiera. Satu gadis dengan perisai, satu lagi laki-laki menggunakan rantai di tangannya. Vloe pikir sepertinya menggunakan rantai sesuatu yang populer di dalam dunia ini.

"Bagus! Anak-anak, serang dia!"

Setelah perintah dari tuannya dua anak itu langsung saja menyerang Vloe. Sementara di sisi tebing, Salomon melirik tuannya.

"Apakah kamu tidak mau membantu Nona Vloe?"

Almesho tetap melihat ke arah bawah sana dimana Vloe dengan lihai mengelak lalu membenturkan tubuh lawannya dengan keras sampai permukaan padang pasir retak disana sini.

"Dia seperti tidak membutuhkannya,"ujar Almesho.

Dua anak tadi menyerang Vloe dari dua sisi, rantai dan perisai itu saling bertumbuk keras saat Vloe menarik dan membenturkan keduanya. Penguasa selatan itu melirik ke arah perempuan, ia kemudian melompat dan menindih keras tubuh anak buah Shiera itu, perempuan di bawah Vloe meringis sebelum pingsan atau mati, entahlah gadis bersurai silver itu tidak peduli. Beralih ke arah laki-laki, tangan kanan Vloe menjulur sebuah rantai pula membuat lawannya membelalakkan mata. Belum sempat bereaksi, rantai Vloe sudah mengikat kencang laki-laki itu. Sangat kencang sampai saat Vloe melepas rantainya ia jatuh terduduk, dan lagi Vloe berlari lalu menendang punggungnya sampai membentur tebing tempat Almesho berdiri.

Tangan Vloe terangkat, serpihan es besar mengambang di atas kastil Shiera. Itu berbentuk segitiga dengan bagian tajam yang menunjuk kastil.

Shiera membeku, suhu tubuhnya sangat dingin sampai tak bisa bergerak, dan itu semua ulah Vloe. Kelopak matanya terbelalak saat di dapati kastil miliknya terancam hancur oleh es yang tajam.

"T-tunggu! Ap-apa yang akan kamu lakukan!??"

"Masih bertanya. Sudah jelas bukan? Kastilmu akan aku remukkan," tangan Vloe menurun, ujung serpihannya meruntuhkan menara kastil Shiera. Tempat biasanya gadis itu meracik ramuan.

"JANGAN!! Hentikan! Hentikan! Aku tidak bisa--"

Crack!

Satu menara runtuh membuat rahang Shiera membuka dan menutup tanpa suara. "Wahh, kastilmu sangat rapuh ya, Shiera?"

"Hentikan! Ku bilang hentikan!!!"

Gadis penyihir itu tidak dapat bergerak karena es yang membekukan tubuhnya. Bahkan mantra api pun tak mempan membuat tubuhnya bergerak kembali. Serpihan es besar milik Vloe kian mendekati kastil utama Shiera.

"Baiklah! Baiklah! Akan aku lakukan apa yang kamu inginkan tetapi hentikan!! Itu satu-satunya tempat terbaikku!!" Vloe tersenyum senang, serpihan es di sana melebur hilang tanpa bekas. Shiera pun dapat bergerak seperti semula.

"Shiera, tunduklah padaku. Maka akan ku kembalikan kasilmu seperti semula,"

Shiera menunduk, badannya lemas sehabis membeku tadi seolah tenaganya pun ikut terkuras.

"Baiklah,"

"Almesho!"

Pria bersurai emas itu mendekati Vloe yang memanggilnya diikuti Salomon. Shiera yang melihat kehadiran Almesho terbelalak, sejenak ia lupa bahwa seharusnya ia menggunakan rakyat sebagai tawanan agar dapat menang melawan Vloe sedari tadi.

Shiera terkekeh,"... Apa yang kamu harapkan penguasa selatan? Kamu tidak akan menang, sekali aku membatin mantra peledak semua rakyat yang ku sandera dari Monarch akan hancur lebur tubuhnya. Mereka... Akan mati!"

"rakyat Monarch?" Vloe yang semula menatap Almesho kini beralih ke arah Shiera.

"Yah, kamu pikir dengan apa aku akan mendapatkan Raja Almesho? Dengan rakyat-rakyat bodoh itu! Aku dapat menikahi Raja dan menjadi permaisuri yang paling bahagia dan kaya!"

"Kamu pikir aku peduli?"

Shiera terbelalak mendengar itu,"mereka rakyat Monarch, bukan Calvara. Lagi pula mereka yang mati bukan aku. Mengapa kamu memberi ancaman seperti itu..." Vloe melirik kastil Shiera,"...seharusnya seperti ini!"

Sekarang Shiera teringat sepenggal lagu yang menceritakan tentang kekejamannya. Banyak orang menderita rasa sakit, mereka tak mendapat belas kasih sang penguasa selatan yang baru naik tahta. Mereka itulah yang membuat suasana hati Vloe memburuk dulu.

Crack!!

Kali ini sebagian kastil Shiera langsung runtuh membuat gadis itu sadar lalu mengumpat keras-keras.

"HENTIKAN!! hentikan! sialan! hentikan!!!"

"Kubilang turuti aku," kali ini tidak ada senyum pada wajah Vloe. Itu karena masalah waktu, jika ia tidak segera menundukkan penyihir di hadapannya. Hidupnya terancam.

"Baiklah! Baik! Sekarang katakan! Apa... Maumu!!?"

"Lepaskan kutukan penyihir tua. Dia memberi kutukan kematian padaku,"

Shiera mengernyit, ia tersenyum miring,"heh... Baik---"

"Jika kamu menambah kutukan di dalam tubuhku, bukan aku yang mati melainkan kau!"

"Apa!?" 

"Yah, karena setelahnya. Nyawamu akan menjadi milikku,"

Shiera sekali lagi mengumpat, melirik kastilnya, itu sudah kembali utuh. Saat melihat Vloe gadis itu tersenyum kembali. Bagaimana bisa? Bukankah kekuatannya adalah es? Bagaimana penguasa selatan dapat membalikkan waktu?

"Bagaimana--"

"Hanya es yang mengganti susunan kastil."

Penyihir di hadapannya kembali melihat kastil. Almesho mendekati Vloe,"bagaimana? Sudah selesai?"

"Shiera cepat bangun! Aku tahu tenagamu sudah pulih!"

Dengan bantuan tongkatnya Shiera berdiri,"sebelum itu, bagaimana hubunganmu dengan Raja Almesho?"

"Ya ampun. Masih bertanya lagi, sudah jelas bukan?" Vloe merapat ke arah Almesho dan memeluk lengan kiri laki-laki itu,"aku adalah calon istrinya,"

Terlihat jika Shiera menggeram kesal, bagaimana mungkin kelicikannya terkalahkan oleh gadis lugu penguasa selatan. Shiera tak ragu mengakui jika Vloe adalah penguasa selatan yang kuat karena terlihat dirinya saja dapat dikalahkan. Mengingat hal itu, membuat hatinya takut sekaligus geram. Bagaimana mungkin gadis kecil dapat mengalahkan penguasa Calvara dulu, dan lagi, sebuah kisah kelam Vloe sangatlah terkenal. Tentang kekejamannya dan tentang masa lalunya.

"Shiera!"

Shiera mendongak mendapati Vloe yang menoleh padanya, di hadapan sana terdapat portal besar. Itu buatan Almesho, tetapi bahkan laki-laki itu tidak meliriknya sekalipun. Penyihir malang itu bangkit menyusul Vloe sebelum melihat ke arah anak buahnya yang masih tak bergerak di tempat, mereka terlihat mengenaskan. Shiera memutuskan untuk menyembuhkan mereka sebelum masuk ke dalam portal, menuju Calvara. Wilayah yang sudah berevolusi banyak dan gemar dikunjungi wilayah tetangga.

Meskipun dia adalah bunga yang cantik dan rapuh. Tetapi pasti selalu ada duri yang menyertainya.

The Heir to The Crown{End}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang