26{Dewi Bulan}

5.3K 997 13
                                    


Ramuan di tangan Vloe segera ia minumkan pada Almesho, tak apa jika ia tidak selamat setidaknya Almesho lebih berguna untuk memimpin negeri dari pada dirinya sekarang. Jika Almesho mati, maka keseimbangan dunia novel ini akan hancur dan perang akan menjadi akhir semuanya. Itu nyata, karena sama Almesho ada, pria itu dapat meredakan berbagai konflik walaupun sifatnya yang bar-bar.

Kelopak mata itu terbuka menampilkan iris semerah darah yang berkilat saat melihat Vloe di atasnya.

"Apa yang kamu...lakukan?"

Almesho segera bangkit dari pangkuan Vloe dan menghadap gadis itu. Almesho meraih tangannya, sangat terasa jika suhunya seperti balok es. Meski begitu senyum di bibir Vloe mengatakan jika semua baik.

"Tanganmu--"

"Ayo kembali, aku ingin segera menghubungi keluargaku," Vloe segera bangkit menepis pelan tangan Almesho, saat dilihat luka di dadanya telah tertutup sepenuhnya.

"Raja, Nona. Kalian baik-baik saja?"

Vloe tersenyum sementara Almesho terdiam menatapnya. Salomon sendiri bingung menatap kedua makhluk di depannya. Saat mereka hendak melangkah, tiba-tiba saja Vloe terhuyung ke belakang membuat Almesho terkejut dibuatnya.

"Vloe!"

Vloe mengerjapkan matanya berusaha mengumpulkan kesadaran. Suara angin berhembus terdengar bersamaan dengan datangnya Zhen,"semua baik?"

"Kamu terlambat, arang!"rutuk Almesho segera membawa Vloe ke dalam gendongannya dan segera melesat pergi diikuti Salomon. Zhen mengernyit bingung sebelum menyusul.

***

Sampai di kastil Calvara, anggota kastil dibuat gempar dengan kembalinya Almesho bersama Vloe di gendongannya. Laki-laki itu menuju kamar Vloe untuk membaringkannya. Setelah itu, Almesho menatap ke arah beberapa pelayan,"kalian tetap lakukan pekerjaan seperti biasa dan jangan sekali-kali membicarakan tentang Vloe!"

"Yang Mulia, sebenarnya Nona Vloe kenapa?"

Mendengar itu Almesho menatap wajah Vloe yang masih memejamkan mata. Pertanyaan Aron mewakili Zhen dan Diego disana.

"Vloe terkena kutukan penyihir, dia hanya dapat bertahan sehari."

"Yang artinya besok kakak akan..." Diego mendekati Vloe, anak remaja itu menggenggam tangannya"... Kakak, apakah ini caramu membuangku? Jangan pergi..."

Aron tanpa berkata-kata lagi, ia pergi dari sana menuju ruang pribadinya. Zhen sendiri terdiam dengan netra emas yang tak ada hentinya menatap penguasa selatan itu. Almesho menahan geram di dalam hati, masa depan yang ia lihat dulu tidak mungkin salah, lalu mengapa sekarang terlihat jika Vloe akan meninggalkannya. Ia mendongak menatap Zhen yang juga menatapnya.

"Apa lihat-lihat?"

"Disaat seperti ini, otakmu bergunakah?"

"Jelas, aku lebih hebat darimu!" Almesho berujar angkuh melewati Zhen yang tersenyum tipis di dalam otaknya terbayang jika ia dapat memenggal kepala Almesho. Tentu saja itu tidak mungkin.

"Vloe, kami pasti menyelamatkanmu,"setelah mengucapkan itu Zhen pergi mengikuti Almesho.

Diego sendiri, ia menatap Vloe, disaat seperti ini pun ia ingin jika dirinya dapat pula diandalkan. Diego bangkit mencari keberadaan Aron.

Di perpustakaan, Almesho dengan gila membaca berbagai buku. Tubuh laki-laki itu mengambang dengan dikelilingi buku. Tidak hanya ia, di sebuah meja pun Zhen turut membaca hanya saja ia satu-persatu dengan kecepatan luar biasa.

Di laboratorium, Aron melakukan berbagai eksperimen menganut buku. Jika gagal ia akan terus mencoba dibantu dengan Diego. Mereka semua berusaha mencari, agar kutukan itu terlepas dari tubuh Vloe.

***

Sedangkan disini, disuatu ruang putih dengan beberapa corak biru Vloe membuka matanya. Nafasnya terasa sesak dan tubuhnya terasa dingin. Apa dia...mati? Tidak-tidak, Vloe tidak mau mati. Sebaik apapun dia, ending dari hidup yang dia jalani tidak boleh mati. Tetapi dimana ini? Satu-satunya yang membuat Vloe penasaran siapa gadis bercadar yang biadab waktu itu?

"Vloexe,"

Sebuah suara terdengar membuat Vloe susah payah mendongak, beberapa saat kemudian nafasnya lancar. Suhu tubuhnya pun menjadi hangat kembali, ia menghela nafas lega.

"Anda, Dewi Bulan kah?"

"Itu benar. Vloexe, jika kamu diberi keselamatan dari kutukan ini, apa yang akan kamu lakukan?"

"Hemm, maaf mengecewakanmu Dewi Bulan. Tetapi aku datang kesini pertama tujuan hidupku adalah menghindari kematian, dan menjalani hidup dengan tenang seraya memimpin rakyat. Hemm jika aku selamat mungkin aku akan mengikuti saja alur kehidupanku yang semestinya, Anda pasti tahu setiap orang akan lebih suka hidup dengan damai dan emm... Yahh, sebuah kekuasaan. Seperti saat anda melawan atau terancam seseorang, Anda akan tetap tenang dan dapat memiliki kemenangan?"

Terdengar suara tawa terkekeh,"Vloexe, kamu seperti kebingungan saat berbicara ya. Intinya kamu ingin segala kehidupanmu berjalan sesuai keinginanmu bukan?"

"Emm, yah. Begitulah,"

"Kamu tahu? Almesho, Raja Monarch itu sangat jahat pada hampir setiap perempuan yang menginginkannya. Walaupun dia tahu kamu adalah masa depannya, awalnya dia tak peduli sampai mengirimkan Destra untuk menyelidiki tentang dirimu. Dia begitu penasaran tentang tetapi sampai beberapa abad Destra tidak kembali membuat Almesho kesal. Lalu, kamu datang ke dalam Negeri Monarch, dia yang pertama kali melihatmu terlihat begitu senang. Aku tidak menyangka dia ingin menerima dirimu secepat itu walaupun berkali-kali ditolak."lagi-lagi Dewi Bulan terkekeh.

"Eh? Anda melihat semua?"

"Tentu. Saat ini Almesho bersama pelayanmu, adikmu dan penguasa barat tengah sibuk mengobrak-abrik buku tentang kutukan."

Kedua tangan Bloe terangkat memegang kepalanya,"Oh tidak. Aku membuat mereka kerepotan. Bagaimana ini?"

"Mereka memang akan menemukan tentang kutukan penyihir itu. Tetapi tidak ada penawar disana. Untuk itu, aku akan membantumu."

Vloe mendongak,"benarkah? Tetapi apakah harus ada bayarannya?"

Dewi Bulan terkekeh kembali,"tidak perlu Vloe. Tugasku memang mengawasi Calvara, tetapi kamu membantuku mengamankan wilayah itu."

"Lalu, apa yang harus aku lakukan?"

"Dikatakan suatu masa Almesho dilamar oleh seorang penyihir yang tinggal di sebuah kuil. Seribu kaki jaraknya dari Monarch. Dia memiliki sebuah wilayah dengan penduduk yang menderita, dia selalu menyelamatkan mereka tetapi sebagai bayaran, dia mengambil harta mereka seperti emas atau berlian."

"Lalu?"

"Yang kamu perlu lakukan adalah mengalahkannya, menjadikannya tunduk padamu. Maka dia akan menyembuhkanmu, walaupun dengan nyawanya."

"Seperti apa sifatnya?"tanya Vloe memastikan.

"Seperti yang kamu duga, dia sebenarnya tamak. Dia menyukai Almesho karena kekuatannya, kekuasaan dan harta. Meski Almesho menolaknya suatu saat ia akan datang kembali untuk melamar beserta menyerangnya. Kurasa dia akan ditaklukan olehmu,"

Senyum terukir di bibir Vloe,"senang mendapat kepercayaan Anda. Jadi, siapa namanya?"

"Shiera,"



The Heir to The Crown{End}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang