compétition

768 112 3
                                    

[ Vote & Komen ya terimakasih]

•••

"Ada yang tau Lalice kemana?" tanya Jane pada kedua sahabatnya.

Sooya bergidik bahu sedangkan Rosie hanya termenung.

"Chi, lo nggak tau?"

Rosie terperanjat saat Jane memegang bahunya. "Eh, itu... tadi malem Lalice nelpon gue mau ke apart tapi gue tolak."

"Kenapa?"

"Gu... gue... lagi nggak pengen diganggu aja."

Jane mengangguk paham, dia tahu pasti ada kalanya mereka tak bisa membantu masalah yang lain.

Jane menghela nafas lalu pamit keluar karena ingin menelpon Lalice.

Jane menekan nomor telepon milik Lalice lalu mendekatkan ponselnya ke telinga.

"Nelpon siapa?"

"Anj-- ngapain sih lo?!" bentak Jane karena Nathan yang tiba-tiba sudah berada di belakangnya.

Nomor yang anda tuju sed---

Tut

Jane memegangi dadanya, dia benar-benar terkejut karena Nathan yang tiba-tiba muncul dan berbicara tepat di telinganya.

"Hehe abis ini pelajaran apa?"

Jane mendengkus, "Kepo banget!"

"Gue mau ngajak lo skip, kalo emang mau?"

Jane tampak berpikir. " Ke?"

"Rooftop."

"Ck nggak," tolak Jane.

"Sbux?" tawarnya.

"Gue ambil dompet dulu," ujar Jane yang ingin masuk ke kelas.

"Gak usah!" tutur Nathan sambil menghalangi jalan Jane.

"Gue traktir maksudnya." lanjutnya.

"Ya udah, ayo keburu masuk."

Nathan dan Jane berjalan berdampingan, membuat orang-orang yang lewat menilai mereka serasi.

Tidak semuanya, sekitar lima puluh persen siswi mengutuk Jane karena berani berdampingan dengan pangeran mereka.

~~~

"Kopi atau latte?" tanya Nathan.

"Ice Chocolate."

"Oke."

Nathan pergi ke barista untuk memesan dua minuman serta beberapa dessert.

Ketika kembali Nathan mendapati Jane yang sedang berusaha menelpon seseorang.

"Telepon siapa?" tanya Nathan sambil merapikan pesanan mereka di meja.

"Lalice."

"Dia nggak masuk?"

Jane menggeleng. "Mungkin sakit, coba nanti pulang sekolah jenguk aja."

"Kalo dia ada di rumah."

Nathan menaikkan alis kirinya,"Kok gitu?"

You Never Know [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang