Commencer à jouer

806 122 16
                                    

Ayo main tebak-tebakan!
|

|||

Jawabannya ada di akhir part!
👉👈

{ jangan lupa vote dan komen ya•~•}
°°°
Aku menyala ketika di buka, benda apakah aku?
***

°

***

"Sooya!"

Langkah Sooya terhenti, lagi-lagi pria itu ada di kantin.

"Udah sarapan belum?! ayo sarapan bareng!" Sooya merotasikan matanya, padahal ini sudah jam pelajaran.

Bagaimana bisa dia masih berada di kantin.

Sooya menghampirinya, Yuta nampak tersenyum melihat itu.

Tidak,pria itu memang selalu tersenyum,itu daya tariknya untuk mengait wanita.

"Duduk-duduk,"ujar Yuta sembari menunjuk kursi dihadapannya.

"Lo gak masuk kelas?" Bukannya menjawab,Yuta justru tersenyum.

"Gila lo?!" sarkas Sooya.

"Skip, pelajaran MTK soalnya." Sooya menghela nafas.

"Gunanya kita belajar waktu itu apa, kalo pas pelajaran MTK aja lo skip?!"

Yuta menggaruk tengkuknya yang tak gatal," oh iya-ya."

"Lo udah sarapan? mau gue pesenin gak?" Sooya menggeleng,"gue udah sarapan."

Pesanan Yuta pun datang, lagi-lagi pria itu memesan nasi uduk.

Yuta mulai memakan makanannya," lo gak bosen makan nasi uduk terus?"

Yuta menggeleng,"enggak,gue udah suka nasi uduk dari kecil, kenapa emangnya?"

Sooya hanya diam, ternyata fakboy seperti Yuta juga bisa setia.

"Oh iya,tumben lu bolos Soo?" Sooya yang awalnya memperhatikan Yuta makan,kini mengalihkan pandangannya saat Yuta berbalik menatapnya.

"Lagi kesel." Yuta menaikkan satu alisnya," kenapa?"

"Nilai ulangan seni Lalice seratus, sedangkan gue malah 85." Bukannya prihatin,Yuta justru tertawa yang membuat Sooya merasa jengkel.

"Kok kok ketawa sih?! kayak lo pernah aja dapet 85!" Yuta menghentikan tawanya lalu tersenyum,"nah gitu dong! jangan insecure! gue percaya,setiap anak itu punya bakatnya masing-masing jadi gak perlu semua mata pelajaran harus di kuasai satu anak."

"Tapi Lalice bisa nguasain semuanya, nilai dia gak ada tuh yang di bawah 92,dia rajin,disayang guru,punya banyak temen juga." Raut wajah Sooya semakin kesal karena mengingat Lalice.

Yuta meraih dagu Sooya sembari tersenyum,"Soo, gak ada manusia yang sempurna. Inget itu baik-baik."

Setelah mengatakan itu Yuta menarik tangannya dan kembali fokus pada makanannya, sedangkan Sooya sedang memikirkan ucapan Yuta.

Yuta benar, dimata semua orang Lalice memang sempurna. Dia mendapat pengakuan dari semua orang, tapi Sooya tau satu hal yang pasti. Pengakuan yang sejak dulu Lalice inginkan adalah pengakuan dari keluarganya.

Itu tidak akan pernah berubah, sampai orang tua Lalice sadar bahwa Lalice juga putri mereka.


• you never know •

"Chi, kok kemarin lu gak dateng sih?"

"Gue gak suka Tante lo deket-deket sama bokap gue! nyokap gue masih hidup njing!"

You Never Know [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang