un cœur changé

1K 129 28
                                    

[ Vote & komen ya terima kasih]
•••

"Yut, mau pulang? bareng ya?" ajak Sooya.

Yuta yang sedang berjalan spontan menoleh kesumber suara.

"E–– eh? i... iya, ayo bareng."

Sooya menghela nafas, dia tahu kalau Yuta sedikit tidak ikhlas pulang bersamanya.

Sifat Yuta berubah setelah kejadian di kantin tadi.

"Eh lo mau kemana?" tanya Sooya saat melihat Yuta yang pergi ke arah parkiran.

"Gue bawa motor, kita naik motor aja nggak apa-apa kan?" Sooya mengangguk.

Selepas bertanya, Yuta langsung bergegas menuju parkiran.

~~~

Motor Yuta berhenti tepat didepan rumah Sooya, dengan hati-hati Sooya turun dari motor agar roknya tak tersingkap.

Setelah turun, Sooya berusaha melepas helmnya yang macet. Dia berharap Yuta peka dan membantunya,tapi itu tak terjadi sampai Sooya bisa melepas helmnya sendiri dan mengembalikannya pada si pemilik.

"Makasih," ujarnya yang dibalas senyuman oleh Yuta.

Sooya berbalik sedangkan Yuta masih berusaha mengaitkan helm yang tadi Sooya pakai ke motornya.

Baru satu langkah, Sooya yang merasa ragu berbalik lagi ke arah Yuta. Untungnya pria itu belum pergi dari tempatnya.

"Yut," panggilnya.

"Iya? ada yang ketinggalan?"

Sooya merasa ragu, tapi dia tak bisa menunggu lagi. Dia harus mengungkapkan perasaannya sebelum terlambat.

"Gu... gue, suka sama lo."

Yuta membesarkan matanya, tidak sampai melotot tapi itu adalah ekspresi terkejut karena Sooya menyatakan perasaannya.

"Em... Soo, maaf."

Sooya hanya menatapnya lekat, berharap pria itu membalas perasaannya.

"Gue sukanya sama cewe lain," lanjut Yuta.

Deg!

"Siapa?" tanya Sooya dengan hawa yang mencekam.

"Gue nggak bisa ngasih tau, lagipula dia udah jadi milik orang lain."

Sooya mengepalkan tangannya. "Kenapa... kenapa lo bisa suka sama dia?"

Nada bicara Sooya sudah tak bersahabat, kepalanya juga mulai berat tapi dia masih bisa menahan semua itu. Dia harus tahu kenapa Yuta lebih memilih gadis lain ketimbang dirinya.

"Dia kuat, tegas, berani. Dia juga yang buat gue jadi pengecut karena nggak berani ngungkapin perasaan gue ke dia, sampai akhirnya dia jadian sama orang lain."

"Dia juga yang––– ."

"Jane?" tanya Sooya dingin.

Yuta diam, tak bersuara. Dia hanya menunduk lalu mengatakan. "Jangan benci Jane, dia nggak salah. Gue deketin lo karena gue tau lo itu baik, gue cuma nggak mau lo terlalu ambis sampai-sampai semua orang benci sama lo Soo."

"Gue benci sama lo Yut," tekannya lalu pergi meninggalkan Yuta.

Sooya memasuki kamarnya, menyenderkan tubuhnya ke pintu. Tak sampai sedetik, setetes air lolos dari mata indahnya.

Sooya mengepalkan kedua tangannya, sorot mata gadis itu sudah seperti orang kerasukan. Dia tertawa kecil, lalu berjalan memasuki kamar mandi.

You Never Know [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang