{ jangan lupa vote dan komen ya•~•}
°°°
Kalian tahu kenapa air laut asin? karena tidak ada gula di dalamnya.
•
°
•
***Sudah lima belas menit Sooya menunggu, tapi Yuta belum juga datang.
Padahal untuk ke sini, Sooya sampai harus mempertaruhkan nama Jane.
"Halo Sooya! cie nungguin ya?" Sooya berdecak," lo lama tau gak?! niat belajar gak sih?!"
Bukannya kesal, justru Yuta tersenyum lebar mendengar omelan Sooya.
"Iya-iya, lo cantik deh kalo lagi marah. Eh enggak deh, lo lagi ngapain aja juga cantik." Pipi Sooya merona, padahal dia tahu kalau ucapan Yuta hanya gombalan semata.
"Ih pipi lo kok merah? emang di sini panas ya?"
Jangan sok polos ya Yut.
"Apa sih? lo berisik banget, bisa diem gak?"
"Hehe, iya deh. Oh iya, lo udah pesen minum Soo?"
"Lo buta? itu apa?" sarkas Sooya, jelas-jelas ada satu minuman di meja.
Lagipula, menunggu selama lima belas menit tanpa memesan apapun, bukanlah hal yang bisa di toleransi untuk seorang Sooya.
Gengsinya terlalu tinggi.
"Santai dong Soo,ngegas amat. Kelamaan temenan Jane sih lu." Sooya merotasikan matanya.
"Gue pesen dulu ya, oh iya lo udah sarapan?" Sooya menaikkan alis kirinya. Memangnya kalau belum, Yuta mau membeli sarapan dimana, ini kan cafe.
"Belum, kenapa?" Yuta berdecak.
"Kalo pagi itu makan nasi dulu baru boleh minum es." Yuta langsung menarik Sooya keluar dari cafe tersebut.
Yuta, kamu waras kan? jelas-jelas minuman Sooya itu hot Chocolate.
Memang sih,dingin atau panas sama-sama mengeluarkan asap tapi kan-- ah sudahlah.
Yuta membawa Sooya ke penjual nasi uduk di samping cafe, sebenarnya ada ruko yang menjual jenis makanan lain. Tapi Yuta sedang ingin makan nasi uduk.
"Lo gak bosen kan makan nasi uduk terus?" tanya Yuta.
Sooya menggeleng, sebenarnya dia juga sudah lapar.
"Bu nasi uduknya dua ya pake telor bulet, yang satu sambelnya banyakin."
"Jangan Bu, dua-duanya sambelnya dikit aja," ujar Sooya yang di angguki si penjual," dih Soo, gak enak tau kalo sambelnya dikit."
"Ya maksudnya yang makan enak lo doang gitu?" Yuta menggeleng," bukan gitu."
"Ya udah Bu, dua-duanya sambelnya banyakin." Yuta melotot, Sooya itu punya mag. Yuta tahu karena sering menguping pembicaraan Sooya dan teman-temannya.
"Eh gak usah Bu, sambelnya dikit aja." Ibu penjualnya menghela nafas," jadi ini sambelnya banyak atau dikit? yang banyak siapa? yang dikit siapa?"
Sepertinya Yuta harus mengalah," dua-duanya dikit aja Bu," ujar Yuta lesu.
Sooya justru terkekeh melihat ekspresi kekalahan Yuta.
"Jangan ketawa dong Soo, gue ngalah demi lo nih."
"Sialan lo Yut."
"Apaan sih?!" Yuta terkekeh.
Yuta melepaskan kunciran rambutnya,dia menguncir rambutnya setengah.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Never Know [ COMPLETED ]
Teen FictionIni hanya tentang empat kehidupan yang menginginkan kebahagiaan, entah benar-benar kebahagiaan atau dengan kematian. ---------------------------- Semua hanya fiktif belakang, jangan di bawa ke dunia nyata. Semua sifat karakter hanyalah khayalan Riri...