[ Vote & Komen ya terimakasih]
•••Hari ini Lalice sudah kembali datang ke sekolah, sebenarnya dia merasa heran karena Niel sama sekali tak menghubunginya.
"Eh Lalice! kemaren kemana lo?" sapa June yang juga baru datang.
"Jalan-jalan hehe."
"Sama Niel kan? iya kan? udah ngaku aja, PJ dong!" sambar Jackson.
Langkah Lalice berhenti, yang tentu saja diikuti June dan Jackson.
"Ha? Niel? nggak kok, emang dia nggak masuk juga?"
"Kata Sindy sih nggak,"jawab June yang diangguki Jackson.
"Em... boleh nitip tas ke dalem nggak?"
"Iye sini, mau nyamperin Niel kan lo?" tanya Jackson yang dibalas cengiran oleh Lalice.
Lalice memberikan tasnya, padahal mereka sudah berada didepan pintu kelas.
"Eh Lice, tau nggak lo? Jane sama Nathan jadian loh!"
"Hah?! serius?!"
June dan Jackson mengangguk. "Kemaren gue ditraktir sama Nathan, padahal nggak deket. Aneh banget kan?"
Lalice diam. "Biar kalian nggak minta ke Jane kali!"
Dan tentu saja dibalas cengiran oleh mereka berdua.
"Udah deh gue ke sebelah dulu, kayaknya Jane juga belum dateng."
~~~
"Sindy!" panggil Lalice dari kaca.
"Iya?" Sindy yang sedang membaca buku menghentikan aktivitasnya sejenak untuk menghampiri Lalice.
"Niel masuk?"
"Nggak tau deh, kemarin sih nggak. Eh, itu orangnya!" tunjuk Sindy ke arah belakang Lalice.
Lalice menoleh, bisa dia lihat Niel berjalan sambil tebar pesona ke siswi-siswi yang ada di koridor.
Bukan tebar pesona sih, hanya Nielnya saja yang sudah tampan.
Tapi tetap saja Lalice tak suka.
"Lice, gue ke dalem ya?" Lalice menoleh lalu mengangguk diiringi senyuman.
"Iya makasih ya Sin!"
"Yo, duluan."
"Ngobrol apa sama Sindy?" tanya Niel dari belakang.
"Kemarin kenapa nggak masuk?"
"Ditanya apa kok jawabnya apa sih Lice?" Lalice mendengkus.
"Urusan cewe, sekarang jawab pertanyaan gue."
"Hehe kemarin... itu... em... urusan cowo juga hehe."
Lalice menyipitkan matanya sebentar lalu pergi melewati Niel.
"Eh iya-iya! kemarin gue ada urusan sama temen, penting banget jadi bolos," jelas Niel sambil mencekal lengan Lalice.
"Ya udah sana masuk! gue mau ke kelas dulu, nunggu Jane."
"Ngapain nunggu Jane?"
KAMU SEDANG MEMBACA
You Never Know [ COMPLETED ]
Teen FictionIni hanya tentang empat kehidupan yang menginginkan kebahagiaan, entah benar-benar kebahagiaan atau dengan kematian. ---------------------------- Semua hanya fiktif belakang, jangan di bawa ke dunia nyata. Semua sifat karakter hanyalah khayalan Riri...