[ Vote & Komen ya terimakasih]
•••"Gue serius, yang kalian lakuin sekarang itu bener-bener nggak manusiawi!" geram seseorang.
"Bukannya kita udah buat perjanjian kemarin? atau lo mau 'dia' kita seret juga?"tekannya.
"Ini peringatan terakhir, jangan sampai kalian nyesel!" Setelah mengatakan itu, orang tadi langsung pergi meninggalkan tempat yang mungkin tak akan pernah ia datangi lagi.
• you never know •
"Huaaa Lalice! maafin gue!"rengek Rosie sambil terus memegang tangan Lalice.
"Nggak apa-apa Chi, lagian kemarin malam gue udah pulang kok."
"Emang bokap lo ngapain lagi?"
Lalice menunduk lalu menghela nafas. "Gue bukan anak kandung Mama, Jane."
Suasana kelas seketika hening–– tidak-tidak, ini jam istirahat pertama jadi hanya mereka berempat yang masih berada di kelas.
"Maksudnya?" tanya Sooya.
"Itu Mamanya Jinny, bukan Mama gue. Mama gue jalang."
Jane mendengus. "Bukan nyokap kandung lo yang jalang, bokap lo yang bajingan," sarkas Jane.
"Terus selama pergi dari rumah, lo tinggal dimana?" sambar Sooya mengalihkan pembicaraan.
"Ru... rumah Niel."
"Eits sejak kapan nih?! kok gue nggak tau?!"
"Sumpah Chi, bisa nggak sih lo nggak ngagetin?"
"Iya Jane iya! galak banget sih lo, pantes jomblo."
"Jangan salah lo Chi, gitu- gitu Jane gercep kali," ujar Sooya.
"Ha? gimana-gimana?"
"Kemarin, hari sabtu gue liat dia lagi tiduran sama Nathan." Jane, Rosie, dan Lalice spontan melotot.
"SERIUS JANE?!"
"Ha? gila lo?! ya enggak lah!"
"Kok lo tau Soo? lo ngintip?!" tanya Rosie.
"What? kalian mikir apa sih? maksudnya tuh tiduran di taman, sampingan gitu." Rosie yang sudah berdiripun langsung duduk ketika apa yang ia pikirkan tak sesuai realita.
"Kalo ngomong yang bener, kalo ada yang salah paham gimana?!" omel Jane.
"Haha lagian lo tumben Soo sabtu keluar, biasanya juga belajar," sambar Lalice.
"Ya... ya nggak apa-apa, sekali-kali nggak masalah kan?"
"Sabtu juga Jeffrey nginep di apart gue,"ujar Rosie dengan tampang polosnya.
"Hah?! l... lo?!"
"Nggak usah mikir macem-macem deh! gue di kamar, dia sofa!"
Spontan mereka bertiga menghembuskan nafas panjang, "Kirain! makanya kalian tuh kalo ngomong yang bener, bisa nggak sih?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
You Never Know [ COMPLETED ]
Teen FictionIni hanya tentang empat kehidupan yang menginginkan kebahagiaan, entah benar-benar kebahagiaan atau dengan kematian. ---------------------------- Semua hanya fiktif belakang, jangan di bawa ke dunia nyata. Semua sifat karakter hanyalah khayalan Riri...