{ jangan lupa vote dan komen ya•~•}
°°°
Udara itu menarik ya? tidak bisa di sentuh tapi dapat di rasakan.
***
•
°
•
***"Niel? ngapain disini?" Niel mengerutkan keningnya.
"Ya makan lah Lice, ngapain lagi emangnya?" Lalice terkekeh,"iya-ya, mau pesen apa?"
Lalice bersiap dengan notes kecil dan sebuah pulpen di tangannya.
" Lo."
"Ha?" Niel menghela nafas pelan," lo udah makan?"
Lalice menggeleng.
"Sini, gue udah pesen tadi. Gue pesen dua porsi." Niel menepuk kursi di sampingnya.
Lalice kembali menggeleng," gue masih kerja, lagian gue belum laper."
"Lice, badan lo tuh udah tinggal tulang sama kentut doang. Lagian makan sebentar gak masalah kali, gak rame kok." Lalice memukul pelan bahu Niel.
"Sembarangan! kalo tinggal tulang doang,gimana caranya gue jalan. Gue masih punya kalori sama daging tau!" Niel tertawa,gadis dihadapannya benar-benar menggemaskan ketika merajuk.
"Makanya, badan lo tuh butuh lemak Lice." Bukannya marah, Lalice ikut tertawa mendengar guyonan Niel.
"Enggak ah, nanti gak ada yang mau sama gue lagi kalo berlemak," ujar Lalice sembari tertawa kecil.
"Gue mau." Tawa Lalice seketika berhenti," e... em, maksud gue... em... gue mau lo berlemak aja. Lagian, kalo suka mah terima apa adanya aja ya kan?"
Lalice kembali tertawa setelah mendengar kegugupan Niel.
"Lo aneh, jaman sekarang mana ada sih embel-embel terima apa adanya."
"Tumben lo begitu, biasanya positive thinking mulu."
"Di ajarin Sooya dong."
Sudah Niel duga, kalo bukan Jane ya Sooya. Rosie tidak mungkin, anak itu terlalu terlalu sibuk pada makanan.
"Lice, ini temen kamu?" Suzy--- istri pemilik restoran tempat Lalice bekerja, menyentuh kedua bahu Lalice dari belakang.
Suzy dan suaminya sudah kembali dari kampung halaman mereka.
"Eh iya Bu. Maaf, saya lama ya?" Suzy tersenyum lalu menggeleng.
Niel berdiri untuk memberi salam pada Suzy.
"Malam Bu, saya Niel. Temen sekolah nya Lalice."
"Ganteng ya Lice, temen apa temen nih?"
"Temen kok Bu!" Lalice takut dia akan di pecat karena dikira berkencan saat jam bekerja.
Niel hanya mengangguk kecil, disertai senyuman ringan.
"Haha, kalian lucu ya? pacaran juga gak papa kok. Asal jangan lupakan sekolah kalian."
Niel mengangguk cepat,"iya Bu!"
Lalice langsung menatap Niel," apaan sih Niel?!"
Tepat saat itu juga, pesanan Niel datang.
"Loh kalian mau makan malam ya? maaf ya, saya jadi ganggu acara kalian." Lalice menggeleng cepat, disertai lambaian tangan.
"Enggak kok Bu, Lalice kan masih kerja." Suzy mengerutkan keningnya," loh, ini dua porsi loh?"
Niel mengangguk," itu harusnya untuk Lalice soalnya dia belum makan, tapi katanya masih kerja. Mungkin nanti dibungkus aja Bu."
"Eh kok gitu sih Lice? kamu makan aja, lagian hari ini gak terlalu rame kok." Lalice tetap menggeleng.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Never Know [ COMPLETED ]
Teen FictionIni hanya tentang empat kehidupan yang menginginkan kebahagiaan, entah benar-benar kebahagiaan atau dengan kematian. ---------------------------- Semua hanya fiktif belakang, jangan di bawa ke dunia nyata. Semua sifat karakter hanyalah khayalan Riri...