vérité

1K 97 22
                                    

[ Vote & Komen ya terimakasih]
•••

Jane mendatangi sekolah setelah mendapat telpon dari Lalice.

Dia naik ke rooftop–– lantai lima dengan tergesa-gesa.

"Maksud lo apa?! huh... huh... ."

Pria itu menoleh. "Kenapa?"

Jane melepas paksa kalung pemberian Nathan, dan menunjukkan kalung itu padanya.

"Ini, ini punya Lana kan?!" Nathan mengeluarkan smirknya.

Nathan menatap Jane. "Lo udah baca buku hariannya ya?"

Jane mendekati Nathan, pria itu berdiri didekat pagar pembatas.

"Buku itu dari lo kan? lo kenal Lana, lo ada di buku itu."

"Iya, kenapa?"

"Lo gila?"

"Iya,lo harus ngerasain apa yang Lana rasain dulu. Lo tau? gara-gara keluarga lo, Lana bunuh diri!"

"BANGSAT! KELUARGA GUE BAHKAN BARU SEKALI KETEMU LANA!"

"Lo yakin?" Jane diam, dia tak pernah lagi ke rumah Lana karena itu dia berpikir keluarganya juga begitu.

"Lo tau? dia sayang sama lo karena dia pikir kalian sama! tapi keluarga lo––– ."

"Gue nggak tau apa-apa soal keluarga gue dan gue cuma pernah sekali ketemu Lana."

"Cewe yang ada di Instagram lo," lanjutnya.

Angin malam berhembus, membuat suasana kian menegang.

"Nathan, gue bener-bener nggak tau apa-apa soalnya kematian Lana."

"Lo bohong! dia sendiri yang nulis surat gue! lo, dengan mudahnya diterima sama keluarga besar kalian sedangkan Lana cuma jadi bayang-bayang."

Jane diam, menurutnya Nathan tak tahu apa-apa.

"Lana disembunyikan supaya–– ah, lo nggak perlu tau. Lo bukan siapa-siapa, Nathan."

"Lo pembunuh! jalang! persetan dengan yang lo alami di keluarga, seenggaknya hidup lo masih lebih beruntung dari Lana!"

"Nggak adil Jane," tekan Nathan.

Jane menunduk, dia juga menyesal. Harusnya dia menjaga gadis malang itu, tapi kehidupannya tak jauh berbeda. Bahkan lebih buruk.

"Lo bener-bener nggak tau apa-apa," ujar Jane lalu berpaling, ingin meninggalkan Nathan.

Tapi segera dicegat, Nathan langsung mencekik Jane dan memojokkannya ke pagar pembatas.

"Ekh le... lepas!" Jane tidak tinggal diam, dia mencakar lengan Nathan sampai pria itu melepaskan cekikikan nya.

"Uhuk uhuk uhuk, gue nggak nyangka lo bisa begini." Nathan meringis. "Lo dan sahabat lo nggap pantes hidup Jane.

Jane menoleh, menatap Nathan dengan tatapan tajam. "Jauhin sahabat gue!"

"Terlambat." Jane segera merogoh sakunya, mengambil ponsel dan berusaha menelpon semua sahabatnya.Tapi tak ada satupun yang menjawab.

"Lo?! lo apain sahabat gue?!"

"Mungkin dua diantara mereka udah pindah ke alam lain," jawabnya enteng.

"Bangsat! KALO LO BENCI SAMA GUE, YA UDAH JANGAN BAWA TEMEN-TEMEN GUE JUGA! hiks."

"Gue nggak kerja sendiri Jane. Temen-temen lo, orang lain yang urus."

"Siapa?! Yuta?! Jeffrey?! Niel?!" Nathan mengeluarkan smirknya.

You Never Know [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang