{ jangan lupa vote dan komen ya•~•}
°°°
Kalian tahu kenapa istilah cinta buta? tentu saja karena mereka punya mata.
***
•
°
•
***Sekolah telah usai Sooya, Jane, Rosie, dan Lalice memutuskan untuk pergi ke sebuah kafe terlebih dahulu.
Mereka hanya berbincang kecil, tak ada yang membahas tentang keluarganya. Mereka sudah memutuskan untuk bersama dalam kebahagiaan karena itu tujuan mereka bersahabat.
Untung bahagia tentu saja.
"Nilai lu tadi berapa Chi?" tanya Lalice.
"Kalo di itung dari punya Sooya sih 85." Lalice mengangguk, dia seperti Jane mencari jawaban lewat buku bukan Sooya.
Lalice itu peringkat dua, sebenarnya pernah peringkat satu hanya saja persahabatan mereka jadi hancur karena itu.
Sooya benar-benar marah ketika tahu Lalice peringkat satu dan sejak itu dia enggan berbagi materi dengan Lalice.
Tidak, Mamanya yang melarang.
Lalice itu pintar dan rajin,hanya saja sebagian besar waktunya di gunakan untuk membersihkan rumah dan juga bekerja, dia tidak sempat membuat rangkuman materi karena itu nilainya jadi menurun sejak Sooya tidak meminjamkan buku catatannya lagi.
Lalice paham, jadi dia tidak marah atau kesal pada Sooya.
Mereka berempat sudah saling mengerti satu sama lain.
"Lo emang berapa Lice?" tanya Rosie yang masih sibuk dengan dessert miliknya.
"Kalo dari buku sih 90, tapi gak tau juga soalnya gue juga gak nyatet jawaban. Cuma soal yang gue inget doang." Sooya tidak tersinggung karena Lalice menyamakan jawabannya dengan buku, toh Sooya juga akan melakukan hal yang sama.
Tapi nanti, Sooya itu ambisius tapi dia tidak se rajin Lalice. Itulah yang membuatnya tersaingi.
"Jane lu berapa?" Jane hanya menghela nafas.
Salahkan alter egonya yang membuat Jane menggigil di malam hari, jadi dia tidak bisa belajar sama sekali.
Padahal kan biasanya, Jane hanya belajar di malam sebelum ulangan.
"45 tapi belum sama essay, gue lupa essay gue jawab apa." Yang lain hanya menggeleng melihat ke acuhan Jane.
Jane, dia sama sekali tak berniat untuk membuktikan apapun pada siapapun.
Prinsipnya, dia hidup untuk dirinya sendiri.
Walau kenyataannya tak begitu.
"Eh itu bukannya adik kalian ya?" Sooya, Jane, dan Rosie ikut menoleh.
Di meja sebrang, cukup jauh. Ada Jeno, Nana, dan beberapa teman mereka.
Sooya hanya menatap jengah kemudian mengalihkan pandangannya, sedangkan Jane ia terus memperhatikan adiknya.
"Kak, Nana sayang sama Kakak. Jangan pergi!"
Dia kekuatan Jane tapi Jane membencinya, itu bukan salahnya. Yang salah adalah dimana mereka lahir.
Tanpa berkata apapun, Jane mengalihkan pandangannya ke Rosie yang sibuk memperhatikan seseorang.
Bahkan Rosie terlihat sudah tak tertarik dengan dessert nya, Jane mengikuti arah ekor mata Rosie.
"Papa Rosie---
sama wanita?"
• you never know •
KAMU SEDANG MEMBACA
You Never Know [ COMPLETED ]
Teen FictionIni hanya tentang empat kehidupan yang menginginkan kebahagiaan, entah benar-benar kebahagiaan atau dengan kematian. ---------------------------- Semua hanya fiktif belakang, jangan di bawa ke dunia nyata. Semua sifat karakter hanyalah khayalan Riri...