Author pov.
Waktu 15:00-sore.
Disebuah samping jalan. Disana terlihat seorang wanita dan pria sedang berjalan santai. Itu Y/n dan Jungkook. Mareka baru saja selesai mengunjungi anak-anak panti, dan saat ini mereka lebih memilih untuk berjalan kaki menuju halte bus, dari pada harus menggunakan mobil pribadi mereka.
"Aku sangat senang, hari ini bisa melihat anak-anak panti." Ujar Y/n, tersenyum kearah Jungkook.
"Ne, begitu-pun dengan mereka. Kau lihat ekpresi wajah mereka tadi? Mereka sangat senang ketika melihatmu datang. Hemmm, dan Mianhae... Aku mendadak ingin mengajakmu kesana, karena anak-anak panti begitu merindukanmu." Ucap Jungkook, sembari terus melangkahkan kakinya beriringan dengan wanita yang berada disampingnya.
"Hemmm, tidak perlu meminta maaf. Justru akulah yang harus minta maaf, karena akhir-akhir ini aku selalu tidak ada waktu untuk menemanimu kesana."
Jungkook tersenyum, sembari meluruskan kembali pandangannya kedepan. "Gweanchana, aku bisa mengerti hal itu.."
"Hemmm, apa kondisi ayahmu sudah membaik kembali?" Tanya Y/n, mengalihkan pembicaraan.
"Ne, keadaannya sudah lebih baik." Jawab Jungkook dengan cepat.
"Syukurlah. Aku senang mendengarnya." Final wanita Shin itu. Hingga membuat mereka berdua saling melemparkan senyuman kearah masing-masing.
...
.
.
.
.
.
.
.
.
Hari sudah berganti kembali.
Keesokan harinya, pukul 08:00-pagi."Selamat pagi tuan." Sapa seorang wanita membukakan pintu ruangan Taehyung.
Taehyung yang saat itu sedang bergelut dengan komputernya, seketika ia langsung saja menoleh kearah wanita tersebut. "Hemmm, apa kau sekretaris baru itu?" Tanyanya, yang langsung diangguki oleh wanita tersebut.
"Ne, tuan. Saya dari bagian pengiriman. Dan sekarang saya ditugaskan oleh tuan Sooyeong untuk menjadi sekretaris baru anda." Jelas wanita itu.
"Hemmm, kalau begitu duduklah! Aku perlu menjelaskan apa saja tugasmu disini." Titah Taehyung, intens.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAIN MEMORIES S'2 [KTH / TAMAT]
عاطفيةSetelah kepergian sang istri. Kini Taehyung menjalani hari-harinya bersama dengan sang anak. Hidupnya-pun seakan hambar, karena tidak ada sosok wanita penyemangatnya lagi. Entah sampai kapan hati pria itu akan membeku? Akankah ada seseorang yang bis...