{•°}
"Ah, sial."
Changbin mengumpat disela napasnya setelah menyadari apa yang telah ia lakukan. Membuat masalah akibat kecerobohannya yang tidak ada obat tersebut. Sedangkan Eunwoo, entahlah apa yang sebenarnya laki-laki itu rasakan. Marah atau kesal, Changbin tidak dapat membaca mimik wajahnya yang selalu terpapar senyuman itu.
Changbin mendongak menatap pria bernama panggung Cha Eunwoo itu, menghela napas panjang selagi memperlihatkan wajah kusutnya pada laki-laki itu. Ia menggeleng kepala sejenak sebelum membalik tubuh dan melangkah meninggalkan Eunwoo.
"Kamu mau pergi begitu saja? Aku tidak bercanda--"
"Berisik, ikut saja kenapa, sih!"
Eunwoo kembali terkekeh, dengan kedua tangan berada dalam saku celana, ia mengikuti si pemuda pemilik tubuh minim itu dengan tetap berada di belakangnya. Sebab saat ini, di sepanjang koridor terdapat ruang tunggu para artis lain. Dan tidak sedikit dari mereka yang berada di luar ruangan, tentu saja, melihat dirinya dan Changbin adalah suatu kombinasi yang tidak dapat disangka. Ia tidak ingin bermain terlalu jauh dulu.
Tujuan mereka berhenti pada sebuah toilet dan Changbin dengan tarikan napas berat menutup pintu utamanya. Lalu kembali memandang Eunwoo yang kini telah berdiri sembari bersandar di konter wastafel, ia benar-benar benci situasi seperti ini.
Enggan membuang banyak kata dan menghabiskan banyak waktu sia-sia dengan orang seperti Eunwoo, Changbin kemudian mengambil banyak tisu kering. Lalu membawa tubuhnya mendekati pria jangkung itu. Satu lirikan tajam ia tujukan sebelum kembali membuang napas berat yang teramat dramatis.
Ia mulai dengan selembar tisu untuk membersihkan noda kuning pada kemeja yang Eunwoo kenakan, begitu kentara bahwa dirinya sama sekali tidak berniat melakukan itu namun tetap memaksakan diri. Agar setidaknya orang di hadapannya itu merasa puas dan berhenti mengusiknya.
"Kamu seharusnya bersikap baik seperti ini sedari awal." Eunwoo memecah keheningan di antara mereka. Selagi memperhatikan Changbin yang sibuk --malas-- dengan pekerjaannya.
"Lalu apa? Agar kamu bisa bermain-main denganku." Changbin tidak menaruh perhatian pada sosok tinggi di depannya, namun ia sadar bahwa lawan bicaranya itu tengah memandang penuh padanya. Ia hanya mencoba mengabaikan.
"Kenapa kamu selalu berpikir buruk tentangku."
"Haruskah aku menjelaskan bahwa sikap sok baikmu itu adalah hal buruk. Aku sama sekali tidak mengerti kenapa kamu tiba-tiba muncul dan menggangguku." Yang lebih muda sedikit melirik ke atas untuk memperlihatkan tatapan tajamnya pada Eunwoo, kemudian kembali menunduk untuk membersihkan noda yang entah kenapa sulit hilang.
Barangkali Changbin lupa kalau noda itu berasal dari buah mangga, juga ditambah campuran susu yang tentu membuatnya lebih lengket. Dan dirinya terlalu sibuk mengumpat untuk diri sendiri ketika tiba-tiba sebuah tangan mampir pada pundaknya, kemudian mendorong tubuhnya dengan gerakan cepat dan dalam hitungan detik, posisi berdiri antara dirinya dan pria Lee itu bergantian.
Changbin menahan napasnya, dan kontan tertahan kala akhirnya menyadari bahwa kini dirinya berada di antara kedua lengan Eunwoo yang mengukung tubuhnya. Bersandar pada konter wastafel sebelumnya.
"Lalu kamu mau aku bagaimana. Kasar padamu, begitu?" Ia tidak mengerti, namun nada suara yang rendah yang Eunwoo ucapkan itu membuatnya sukar menelan teguk. Pupilnya bergetar sebab tidak nyaman dengan posisi mereka sekarang, yang cukup ambigu dan membingungkan. Tapi tentu saja, seorang Seo Changbin tidak ingin diperlakukan dengan mudah seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
NOTHING LIKE US | CHA EUNWOO & SEO CHANGBIN (✓)
Fanfiction"Semua orang berhak jatuh cinta..." "...kecuali seorang idol." WARNING ⚠ ▶ BOYS LOVE, BOY X BOY, GAY LOVE ▶ CANON (BASED ON IDOL LIFE), FANWORK ▶ CRACK SHIP / CRACK PAIR ▶ WRITTEN IN BAHASA THIS WORK FOR CHANGBIN UKE/SOFT/BOTT/SUB OR etc. - STRAY...