twenty two

358 55 33
                                    


{•°}

Cha Eunwoo itu memang dikenal sangat serampangan, setidaknya begitulah kesan yang bisa Changbin gambarkan ketika diminta untuk menjelaskan bagaimana sosok seorang Cha Eunwoo. Sosok yang masih digelung cita sebagai seorang idola ataupun aktor. 

Tetapi seperti sekarang semuanya perlahan-lahan mulai memudar. Saat ini, dimatanya hanya ada sesosok Eunwoo dengan segala rencana masa depannya. Hidup ideal yang barangkali sudah lelaki itu idamkan dari sekian tahun lalu.

Kali ini Changbin kembali meminta absen untuk latihan persiapan konser dunia grupnya. Ingin menghabiskan satu malam bersama sebelum bersedia berpisah untuk sedikitnya selama dua bulan.

"Dua bulan ya? Apa aku bisa hidup tanpamu se-lama itu?" Eunwoo berbicara selagi menenggelamkan wajahnya pada pucuk kepala Changbin. Aroma sampo miliknya kini telah menyatu dengan pemuda Seo tersebut.

Dua cicit adam itu kini telah bergelung di dalam selimut tebal, masing-masing saling menyalurkan kehangatan yang nyaman.

"Kalau memang tidak bisa tahan begitu lama, kamu bisa beli tiket konser kami dan datang kesana." Changbin menanggapi Eunwoo dengan mata terpejam. Hangatnya mereka sekarang sungguhan cukup untuk membuat segala letihnya meluap, yang mana digantikan oleh kantuk berat.

"Apa kamu tidak masalah kalau semua orang tahu tentang kita berdua?"

Pertanyaan itu sukses membuat kantuk yang sebelumnya mendera perlahan hilang. Kepala Changbin mendongak agar mampu menatap sang lawan bicara.

"Huh? Memangnya apa yang aneh dengan kamu pergi menonton konser kami? Bukannya sudah umumnya jika seorang idola datang ke sebuah konser grup atau penyanyi lain? Bukan berarti mereka akan mengetahui tentang kita, lagipula mana mungkin." Untuk dua patah kata terakhir, Changbin segara menipiskan suaranya. Meksipun percuma sebab Eunwoo telah mendengar semuanya dengan teramat jelas.

"Apanya yang tidak mungkin?"

Changbin dapat merasakan sesaat napasnya berhenti, tak ada yang tahu kenapa pertanyaan lumrah tersebut terdengar begitu menyulitkan baginya. Lantas tubuh yang semula melingkar kecil itu kini bangkit dan duduk masih di tempat yang sama. Raut wajah pemuda Seo itu berubah sedikit serius tanpa si empunya sadari.

"Maksudku, aku dan kamu itu seperti kombinasi yang tidak mungkin. Akan banyak orang yang menentangnya, apalagi hubungan kita ini masih tabu. Mungkin jika yang bersamamu itu orang yang lebih baik dariku, akan sedikit termaafkan. Tapi ini aku, kita akan menjadi lebih kesulitan. Aku cuma takut kamu terluka karenanya."

Eunwoo terkekeh, kemudian mengikuti Changbin untuk bangkit dan membawa tubuh jangkungnya itu agar dapat duduk di sebelah sang pujaan hati.

"Soal hubungan kita, memangnya apa yang bisa kita lakukan? Kita tidak bisa memaksa semua orang untuk menerima, aku pun tak butuh pengakuan orang lain. Dan untuk kamu, aku rasa seharusnya disini aku yang merasa malu. Aku yang hancur begini, kamu masih mau menerima. Changbin, kamu pikir sudah berapa lama aku hidup di dunia seperti ini? Terluka karena hal tersebut bukanlah sesuatu yang spesial. Aku ingin kamu secepatnya bisa mengatakan dengan jelas betapa bangganya kamu memiliki aku dan betapa berharganya kamu untuk ku."

Sepasang pipi gembul itu dicubit gemas, menyebabkan sang empu mendengkus geli meskipun sebenernya itu hanyalah kedok untuk menutupi segala haru yang hadir berkat kalimat panjang dari kekasih barunya itu.

"Tapi, apa kamu tidak masalah kalau harus terus menerus menutupi hubungan kita?" Changbin kembali bertanya. Guna menambal hatinya yang berlubang akibat segala kekhawatirannya.

Eunwoo lebih dulu menggeleng, sepasang pipi gembil tadi masih setia ia cubit. Masa jika pacarnya itu sebal nantinya.

"Sampai saat nanti dimana kamu bersedia untuk membiarkan semua orang tahu tentang kita, atau sampai aku berpikir untuk melepas kamu dari rantai yang aku pasang, aku masih bisa menunggu. Lagipula kembali lagi aku katakan, aku tak butuh pengakuan dari orang lain."

NOTHING LIKE US | CHA EUNWOO & SEO CHANGBIN (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang