twenty four

380 48 5
                                    


{•°}


Memang sesuai dugaan, agensi yang menaungi Changbin pun akhirnya merilis pernyataan tentang hubungan antara mereka hanyalah sebatas teman biasa. Bahkan lebih seperti orang asing dibandingkan teman, perusahaan itu membuat seolah keduanya tak pernah saling mengenal. Eunwoo tak terlalu mempermasalahkannya. Itu artinya ini merupakan saat dimana dirinya pun turut membuka suara.

Semalaman suntuk laki-laki dengan marga Lee itu betah terjaga. Kantuk semacam enggan mampir demi mempersilahkan dirinya untuk istirahat. Eunwoo hanya sibuk memandang ponselnya, menunggu panggilan dari seseorang. Yang sudah jelas sekali siapa sosok yang ia tunggu-tunggu tersebut.

Benda pipih yang sering digunakan untuk bertukar informasi itu kini kembali ia raih, dan Eunwoo membuka aplikasi yang memberikan berita paling panas saat ini.

Seharusnya ia tak melakukan itu. Tetapi Eunwoo bahkan sukar mengontrol gerak tangannya yang kini begitu lihai menekan sebuah berita dengan headline yang menyantumkan namanya serta sang kekasih.

Eunwoo menggulir layarnya dan membaca satu persatu komentar kejam dari para pengguna internet terhadap mereka, terutama pada Changbin. Lontaran kalimat jahat begitu mendominasi ditujukan pada seseorang yang ia kasihi tersebut.

"Ugh, selera Eunwoo jelek sekali. Kalaupun suka terhadap laki-laki, seharusnya pilih yang lebih baik"

"Mereka bagaikan langit dan bumi ㅋ ㅋ ㅋ"

"Beauty and the BEAST 🤣🤣"

"Para gay ini merasa mereka memiliki tempat di dunia ini. Kalian seharusnya musnah saja, menjijikkan"

"Mati saja sana! Para penyimpang tidak berhak hidup"

Ada perasaan amarah tentu saja, tetapi disaat bersamaan Eunwoo merasa sangat tidak berguna. Disaat paling hancur seperti sekarang ini, ia tidak mampu berada disisi Changbin. Bagaimana jika pemuda itu membaca semua komentar jahat ini sendirian? Cha Eunwoo sama sekali tak ingin membayangkan raut terluka mampir pada wajah manis yang selalu menemani mimpi indahnya itu.

Lelaki yang mengatakan ingin hidup tenang itu hanya mampu menghela napas berat sekarang. Sembari samar-samar mengingat setiap nama akun yang berkomentar buruk soal Changbin, suatu saat ia akan memberikan mereka pelajaran.

Sebuah notifikasi pesan hadir dan itu cukup menyita perhatian Eunwoo. Terlebih nama kontak si pengirim pesan adalah yang sejak tadi Eunwoo tunggu kabarnya. Buru-buru dirinya membuka pesan tersebut.

우리 와이프오


|Tolong jangan hubungi aku lagi
|Mari akhiri hubungan kita

Tidak, bukan ini yang Eunwoo nantikan.

{•°}


Bohong kalau disuruh mengatakan bahwa dirinya sama sekali tidak dengki ketika Eunwoo secara lantang ingin merebut Changbin darinya, meskipun sesungguhnya Changbin bukan milik siapapun kala itu. Moonbin benci Eunwoo, itu adalah fakta yang sulit diganggu gugat.

Namun ada pengecualian, ia tak selicik itu membiarkan seseorang yang telah bekerja bersamanya selama hampir sepuluh tahun terluka. Ya katakan saja Moonbin iba terhadap Eunwoo. Pria yang sudah menjadi rivalnya sedari dulu itu jauh dari kata baik-baik saja. Setelah mengetahui permasalahan utamanya, Moonbin masih tak bisa berbuat banyak.

"Apa sebaiknya aku pergi menemui Changbin saat ini? Kurasa kami perlu bicara—"

"Tidak." Moonbin lebih dulu memotong kalimat putus asa yang Eunwoo lontarkan barusan. "Kamu hanya akan menambah masalah."

NOTHING LIKE US | CHA EUNWOO & SEO CHANGBIN (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang