{•°}Changbin kembali ke ruang tunggunya dengan wajah linglung yang cukup kentara. Ia masih dengan tingkah kikuknya kemudian duduk bergabung dengan Felix dan Hyunjin di lantai yang beralaskan semacam tikar. Jeongin tidur di sebelah mereka. Dan tak jauh dari jaraknya duduk, Chan juga Minho berada di atas sofa. Sedang menikmati makanan mereka dengan tenang.
"Wajahmu kenapa begitu?"
Hyunjin yang pertama kali menyinggung tingkah aneh dari pemuda Seo tersebut. Setelah pertanyaan itu mengudara, kontan teman-temannya yang lain --selain Jeongin tentunya-- menaruh perhatian pada Changbin. Turut memandangi mimik wajah yang sedang Hyunjin pertanyakan.
"Tidak apa-apa."
Changbin sedang enggan menjelaskan tentang kejadian memalukan tadi. Dan tak mau jika akhirnya ia dijadikan bahan tertawaan.
"Kalau ditanya kenapa, jawab dengan karena. Bukan tidak apa-apa." Jelas Hyunjin tidak puas dengan jawaban Changbin sebelumnya. Dan kini Changbin memandangnya iritasi.
"Kenapa kamu mau tau sekali, sih. Makan saja sana dengan benar."
Entahlah, Changbin hanya kesal tanpa alasan. Meski seharusnya ia tidak perlu se jengkel itu. Bayangan kejadian memalukan tadi kembali terulang di kepalanya, dan semakin sering ia mengingat, semakin menyebalkan pula rasanya.
"Ya, sudah." Hyunjin menyerah. Dari pada harus memulai pertengkaran tidak penting dengan Changbin, dan itu sudah barang tentu bukan pilihan yang baik.
Seo membuka kaleng soda nya dengan imbuhan gumam dari bibir, lalu mengambil satu teguk dari cairan segar rasa buah persik tersebut. Mungkin cukup untuk meredakan rasa dongkolnya yang berkobar tanpa sebab.
"Masa tadi ada orang yang sepertinya sengaja membuatku terkejut, lalu dia membuat diriku malu setengah mati. Kenapa harus segala mau membayar minuman ku? Kan aku bisa kembali ke sini dan mengambil dompetku tanpa harus di paksa seperti itu. Dia berpikir aku bodoh, begitu!"
Hyunjin yang tadinya benar-benar tidak akan lagi menanyakan hal yang sama itu mengerjap kebingungan mendengar Changbin tiba-tiba meledak-ledak. Meskipun pemuda Seo itu tidak berteriak, namun cerita yang keluar secara menggebu dari mulutnya itupun turut kembali menarik perhatian temannya yang lain.
"Siapa yang kamu bicarakan ini?" Kali ini Felix bertanya dengan hati-hati. Takut yang lebih tua menghabisinya dengan satu tarikan napas.
"Itu, seseorang dari grup Astro. Aku lupa siapa namanya!"
Sesungguhnya Changbin tahu siapa namanya. Lagi pula siapa yang tidak kenal sosok tersebut. Saat ini namanya tengah panas dibicarakan di negeri ginseng itu akibat peran aktingnya pada sebuah drama yang diangkat dari komik webtoon terkenal. Dan, Ya Tuhan, wajah bak manusia kartun yang begitu sempurna itu membuat namanya sering disebutkan dalam acara-acara mingguan di televisi.
Cha Eunwoo.
"Sanha?"
Changbin kembali melirik Hyunjin tak suka saat nama itu keluar dari mulutnya yang sedang mengunyah makanan. "Untuk apa aku kesal pada Sanha. Dia cukup baik!!"
"Ya, tidak perlu marah!" cibir Hyunjin tak terima.
Sejujurnya, Eunwoo tidak salah apapun. Bahkan sikapnya benar-benar baik pada Changbin yang notabene-nya adalah seorang junior dan usianya lebih muda dari pada pemuda yang bernama asli Lee Dongmin itu. Bahkan Changbin sama sekali tidak menggunakan honorifik sebagi junior, sebagaimana seharusnya.
Baiklah, mari dijelaskan dengan singkat.
Changbin hanya malu karena bertingkah bodoh seperti tadi. Dan buruknya, ia pun lebih malu untuk mengakui.
KAMU SEDANG MEMBACA
NOTHING LIKE US | CHA EUNWOO & SEO CHANGBIN (✓)
Fanfic"Semua orang berhak jatuh cinta..." "...kecuali seorang idol." WARNING ⚠ ▶ BOYS LOVE, BOY X BOY, GAY LOVE ▶ CANON (BASED ON IDOL LIFE), FANWORK ▶ CRACK SHIP / CRACK PAIR ▶ WRITTEN IN BAHASA THIS WORK FOR CHANGBIN UKE/SOFT/BOTT/SUB OR etc. - STRAY...