{•°}Jangan ditanya bagaimana jagat industri hiburan khususnya di negara Korea Selatan saat ini. Kacau balau, bagi tokoh yang bersangkutan dan sumber keuangan bagi pengusut berita.
Nama Changbin juga Eunwoo menjadi pencarian paling atas di setiap situs. Mereka menjadi trending topik dunia hiburan. Banyak orang yang benar-benar menaruh perhatian pada skandal satu ini. Bahkan tak sebanding dengan dampak yang diberikan ketika rumor antara Changbin dan Bangchan berkencan dulu.
Disusul munculnya berita soal saham perusahaan yang turun anjlok dan beberapa brand memutus kontrak secara sepihak. Atau secara lantang menegaskan bahwa segala sesuatu yang menyangkut dengan Changbin maka akan dihilangkan secar tidak hormat.
Kalau dari sisi Eunwoo, lelaki itu tentu tak sepenuhnya merugi, lantaran memang sudah pensiun terlebih dahulu.
Dan kini Changbin dihadapkan dengan salah satu pendiri dan pemilik saham perusahaan tempatnya bernaung. Park Jinyoung. Meskipun sedang tidak sendirian, tetap rasa rasanya menyesakkan. Seolah semua manusia yang ada dalam ruangan tersebut sedang mencekiknya melalui tatapan tajam.
"Jadi Changbin, mau menjelaskan sesuatu?" CEO mereka itu mulai membuka suara.
Changbin dapat merasakan jantungnya seolah mencelos. Ia masih belum siap. Masih belum ada yang bisa dirinya putuskan dalam waktu sesingkat ini.
"Dengar Changbin, apapun yang kamu putuskan akan kami terima. Memberikan solusi kalau kamu juga perlu. Tetapi semuanya harus kamu pikirkan baik-baik." Selama Changbin membisu, CEO Park kembali berbicara. Seolah sedang mendoktrin Changbin agar lebih mematangkan kalimatnya.
"Apapun itu akan berdampak pada kamu dan juga keseluruhan tim. Kamu bisa saja saya biarkan hiatus sementara sampai publik senyap. Atau kemungkinan paling buruknya adalah konser juga bisa jadi terancam ditunda atau dibatalkan. Kamu pasti tidak ingin hal itu terjadi kan? Saya juga tidak bisa menghakimi kamu, tetapi kontrak tetap kontrak. Bukannya sudah jelas dikatakan bahwa sebelum grup berusia lima tahun, kamu dilarang berkencan. Penalti paling buruk adalah kamu harus meninggalkan grup. Tetapi saya ingin dengar penjelasan kamu dahulu."
Changbin meneguk ludah sukar. Kerongkongan seolah kering kerontang. Setiap kata yang lolos dari mulut pria paruh baya itu bagai tengah menampar wajahnya kuat. Baru sadar jikalau dampaknya akan se-menakutkan ini.
"Maaf pak, boleh beri saya satu hari lagi?"
Changbin butuh satu malam untuk berpikir panjang. Ia perlu menimbang segala hal termasuk mengesampingkan dirinya. Sudah cukup merasa bersalah dengan melukai banyak orang yang dia sayangi.
Tetapi sepertinya tidak akan semulus itu. Jalannya selalu penuh lubang dalam.
"Kamu memang berpacaran dengan Eunwoo kan, Bin?"
Suara Jeongin itu bagaikan sedang berteriak tepat di sebelah daun telinga milik Seo. Semua orang kini memandang total ke arah anggota termuda dari grup idola tersebut. Termasuk Changbin yang bahkan sampai terbelalak.
"Aku sering kali memergoki kamu bertelepon dengan orang itu dan beberapa hari belakangan ini kamu sering menghilang saat atau setelah latihan. Berkali-kali juga kamu bolos les vokal." Jeongin kembali menusuk Changbin dengan kalimat-kalimatnya.
"Jeongin..."
Suara decakan kini turut mampir ke dalam rungu seorang Seo Changbin tepat setelah dirinya menyebut lirih penuh putus asa atas nama itu.
"Kamu melanggar aturan karena berkencan dengan seseorang, lalu kamu masih mencoba melindungi dia? Kamu egois, Bin. Kenapa melakukan semua hal tentang kesenanganmu saja dan melupakan kami? Kami disini mati-matian berusaha supaya dihargai di mata orang lain, kamu malah berusaha menenggelamkan. Dan dengan seorang laki-laki? Apa kamu bercanda?" Jeongin meloloskan setiap kata dari mulutnya sungguh lancar tanpa kendala. Sampai-sampai tak satupun dari mereka mampu menghentikan.
"Kamu kemarin mati-matian menyangkal keterikatan dengan Bangchan, dan sekarang malah ingin setuju. Apa kamu berniat membawa kami ikut jatuh denganmu? Tidak, itu mengerikan. Semua waktuku akan terbuang sia-sia."
Pemuda Seo itu total bungkam. Dia hanya terlalu terkejut tentang apapun yang Jeongin katakan padanya. Sungguhan bertanya-tanya bagaimana harus bersikap sekarang.
"Jeongin, kamu sudah keterlaluan!" Minho mendorong pundak yang lebih muda, berusaha penuh untuk menahan amarahnya keluar.
Dihalau begitu jelas saja membuat si remaja baru matang itu mendecak tak terima. "Apa yang aku katakan salah?!"
Lagi-lagi semuanya bungkam, bahkan Bangchan tak lagi kuasa untuk angkat bicara.
"Dengar, aku tidak mau jika harus merelakan mimpiku ini. Terserah padamu, tapi jangan ganggu impian kami."
Sakit sekali. Rasanya seperti seluruh dunia sedang menuding jari padanya. Changbin lagi-lagi merasakan sesak yang teramat sangat. Seolah-olah dirinya sekarang adalah seorang penjahat gila yang pantas dihukum mati.
Bahkan semesta pun enggan berpihak?
{•°}
Seberapapun sering Moonbin dan Eunwoo saling menghunus belati pada leher masing-masing. Kenyataannya dua anak adam itu gemar berbagi situasi bersama. Menceritakan sudut pandang mereka dengan berbagai macam cara. Dan yang kali ini dilakukan sungguh sederhana. Merokok di balkon apartemen milik laki-laki bermarga Lee, ditemani segelas kopi hangat dan nyamuk malam hari.
"Jadi, kamu akan melakukan apa selanjutnya?"
Eunwoo menyesap batangan nikotin yang terselip diantara bibir tipisnya. Membiarkan kebul asap kejam itu memenuhi paru-parunya.
"Tergantung Changbin. Aku menerima segala keputusannya." Ia menjawab santai. Sampai-sampai Moonbin sukar menebak apakah temannya itu sedang berbicara jujur atau tidak.
"Kami sudah membicarakannya," Eunwoo berhenti sejenak untuk kembali menghisap si batangan nikotin. "Sepakat tidak masalah jika harus membohongi publik dengan berpura-pura saling tidak mengenal. Meski agak membosankan, tetapi aku paham posisi Changbin sekarang ini sedang kesulitan. Dia bagaikan tercekik."
Moonbin menyesap kopinya pelan, menikmati bagaimana cairan hitam pekat itu pelan-pelan menyapu seluruh penjuru mulutnya. Menyegarkan.
"Aku pikir kamu bercanda tentang menyukai Changbin."
"Awalnya begitu, tetapi aku termakan niatku sendiri."
Lelaki bermarga Moon itu lantas terkekeh, padahal suasana tegang yang menghantui Eunwoo itu membuatnya sampai tak sanggup untuk hanya sekedar tersenyum.
"Sejak kapan kamu betah menunggu seseorang begitu."
"Entahlah, siapa yang tahu."
{•°}
Aku agak ngantuk pas ngetik ini, kalo ada yang agak ga nyambung maklumi ya..aku revisi besok wkwka
KAMU SEDANG MEMBACA
NOTHING LIKE US | CHA EUNWOO & SEO CHANGBIN (✓)
Fanfiction"Semua orang berhak jatuh cinta..." "...kecuali seorang idol." WARNING ⚠ ▶ BOYS LOVE, BOY X BOY, GAY LOVE ▶ CANON (BASED ON IDOL LIFE), FANWORK ▶ CRACK SHIP / CRACK PAIR ▶ WRITTEN IN BAHASA THIS WORK FOR CHANGBIN UKE/SOFT/BOTT/SUB OR etc. - STRAY...