Part 25

1.2K 102 19
                                    

***

"Pril, tunggu dong!" ucap Ali yang kini tengah mengejar Prilly.

"Kamu ngapain sih ngikutin aku?" tanya Prilly yang kini menghentikan langkahnya dan berbalik menatap Ali.

"Aku minta maaf kalau kata-kata aku tadi ada yang membuat kamu enggak suka." ucap Ali. "Tapi, plis kalau kamu mau pulang biar aku yang anterin." lanjutnya.

"Enggak!" jawab Prilly cepat. "Aku pulang bareng, Gia." ucap Prilly.

Ali mengambil ponsel dari saku celananya, kemudian membuka sebuah pesan dan memperlihatkannya kepada Prilly.

Gia : "Li, lo anterin Prilly pulang, ya. Gue masih ada urusan sama Kevin. Satu lagi, si Cakra udah pulang duluan, katanya ada kepentingan mendadak. Jangan lupa, anterin Prilly pulang sampai rumah dengan selamat!"

"Iihh, Gia! Enggak tanggung jawab banget sih! Udah ngajakin jalan masa pulangnya ditinggalin!" ucap Prilly mengomel.

"Udah jangan ngomel. Ayo pulang!" ajak Ali yang berjalan menuju motornya. Mau tak mau Prilly mengikuti langkah Ali. Daripada dia pulang jalan kaki kan?

"Jangan manyun terus, jelek tahu!" ucap Ali menggoda Prilly.

"Biarin!" ucap Prilly dengan nada jutek nya.

Prilly mengambil helm yang diberikan Ali kepadanya. Kemudian menaiki motor Ali.

"Ayo jalan!" ujar Prilly ketika Ali tak menjalankan motornya.

"Ali! Ayo jalan, udah mau magrib nih!" omel Prilly.

"Pril!" panggil Ali lirih. "Plis, sebentar saja. Cukup dari sini sampai ke rumah tante kamu. Jadi Prilly nya Ali lagi ya!" ucap Ali yang membuat Prilly tertegun dibuatnya.

"Enggak mau!" jawab Prilly.

"Ya udah kalau gitu aku enggak mau jalan." ujar Ali.

"Ih, ya udah iya!" ucap Prilly pada akhirnya. Pantas saja tadi Gia mengusulkan untuk naik taksi saja. Ini pasti rencana Gia.

"Iya, apa?" tanya Ali.

"Iya, aku jadi Prilly nya Ali yang dulu! Aku enggak akan marah-marah sama kamu." ucap Prilly. Ali tersenyum penuh kemenangan.

"Bagus!" ucap Ali yang langsung menjalankan motornya.

Prilly berusaha menahan senyumannya di belakang Ali. Sebenarnya Prilly juga merindukan saat saat bersama Ali dulu. Naik motor, jalan bareng, bercanda bareng, semuanya Prilly lakukan bersama Ali.

"Kok, berhenti?" tanya Prilly ketika Ali menghentikan motornya.

"Lapar, makan dulu yuk!" ajak Ali. Prilly juga merasakan hal yang sama, akhirnya menyetujui permintaan Ali.

Prilly memberikan tas Ali yang tadi menjadi penghalang diantara dirinya dan juga Ali. Setelah itu Ali mengajak Prilly menuju kursi di dekat tukang bakso.

"Kamu mau bakso?" tanya Ali. Prilly mengangguk semangat. Sudah lama juga dirinya tak makan bakso.

"Mang, baksonya dua ya!" ucap Ali memesan baksonya kepada Mas tukang bakso.

"Siap, Mas. Di tunggu ya." teriak abang tukang bakso.

"Aku udah lama deh enggak makan bakso!" ucap Prilly.

"Bohong ah!" ucap Ali.

"Beneran!"

"Tapi, pipi kamu makin bulat. Pasti makan bakso tiap hari, ya?" ujar Ali. Prilly dengan segera menyentuh pipinya sendiri.

TAKDIR CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang