Part 1

2.1K 96 0
                                    

🍁Seperti apa pun pandangan orang lain terhadapmu, kamu tetap Mentari dalam hidupku🍁

~Ali Syarief~

***

Mentari pagi menyambut Ibu Kota dengan begitu cerahnya. Cahayanya menelusup memasuki jendela kamar seorang gadis yang masih betah bermanja-manja dengan bantal, guling, dan selimut yang berbau motif doraemon.

"Kak, woy banguuun!" Teriakan itu berasal dari Raja El Pratama. Raja menarik selimut yang menutupi tubuh mungil sang kakak, membuat sang empu terusik dari tidurnya. "Kak Prilly ayo bangun! Lo kebo bangeeet."

Prilly Al Pratama, kakak satu-satunya Raja El Pratama yang susah banget kalau dibangunin.

"Hoam, apa sih, Ja? Ngantuk banget nihh gue. Lima menit lagi aja," ucap Prilly dengan suara khas orang bangun tidur.

"Gak ada waktu lagi, kak. Udah siang, lo bisa telat ke sekolah. Ini hari pertama lo sekolah di kelas dua belas Kak. Masa mau telat, malu-maluin lo Kak," ucap Raja.

"Ayo, bangun! Ada Bang Ali tuh di luar," beritahu Raja yang kehabisan akal untuk membangunkan Prilly.

"Ali. Mana? Kenapa lo gak bangunin gue sih, Ja!" omel Prilly yang kini sudah terjaga dari tidurnya.

"Nah, 'kan kalau pawangnya di sebutin, baru bangun lo kak!"

"Ish, Ali mana? Beneran dia udah jemput gue?" tanya Prilly tanpa menghiraukan ucapan Raja.

"Iler lo bau tuh kak, mandi sana!" ucap Raja. "Soal Bang Ali, gue bohongan kali kak. Masih jam setengah enam. Lo kena tipu, ha-ha," lanjut Raja sambil ngacir keluar kamar Prilly.

Prilly melirik jam dan ternyata benar ini masih terlalu pagi. "Rajaaa. Adik gak tahu diri lo!" teriak Prilly, padahal Raja sudah berlalu dari kamarnya.

"Prilly gak boleh ngomong kasar, Sayang!" teriakan bundanya membuat Prilly menutup mulutnya.

"Iya, maaf, Bunda," teriak Prilly ketika menyadari ucapannya.

"Ish, awas lo, Ja. Gue balas!" gerutu Prilly kesal dengan suara yang cukup pelan agar bundanya tak bisa mendengar umpatannya lagi.

Prilly melangkahkan kakinya menuju kamar mandi. Ia bangun siang karena memang sedang tak melaksanakan kewajibannya sebagai seorang muslim. Siklus yang biasa seorang perempuan alami kini sedang menjumpainya.

"Selamat pagi, Bunda," ujar Prilly sambil mengecup pipi kiri sang Bunda dan duduk di samping Raja yang kini tengah fokus pada ponselnya.

"Pagi sayang. Ayo sarapan dulu," balas sang Bunda, Yuli.

"Ayah kapan pulang, Bun?" tanya Prilly. Ayahnya, Rizal sedang berada di kota Bandung ada tugas pekerjaan yang harus ia urus di sana.

"Katanya hari ini Ayah pulang," beritahu Bunda Yuli, Prilly mengangguk mengerti.

Pandangannya ia alihkan pada Raja yang sibuk mengotak atik ponselnya sambil sesekali memakan nasi goreng buatan Yuli.

"Kalau ada Ayah lo udah di marahin, Ja. Main handphone sambil makan," ucap Prilly berkomentar.

"Iya sayang, kamu makan jangan sambil main handphone gitu dong," tambah Bunda Yuli.

"Iya, Bun. Bentar nanggung ini aku bales chat doi dulu. Kalau enggak di bales nanti marah dianya," ucap Raja dengan santainya.

"Lo masih pacaran sama si Yuri?"tanya Prilly. Raja mengangguk.

Memang Raja dan Yuri sudah pacaran selama satu tahun. Dan kini keduanya sekolah di sekolah yang sama SMA Nusa Bakti kelas sepuluh. SMA yang saat ini Prilly juga tempuh.

TAKDIR CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang