Part 26

1.2K 114 22
                                    

***

Prilly melangkahkan kakinya menuju asrama putri, tempat di mana Sarah berada.

"Assalamu'alaikum" ucap Prilly ketika dirinya telah sampai di depan pintu asrama Sarah dan juga Fatimah.

"Wa'alaikumsalam." jawab seseorang dari dalam sana.

Clek, pintu terbuka memperlihatkan sosok Fatimah yang membuka pintu asrama. Prilly tersenyum menatap Fatimah yang juga tersenyum padanya.

"Teh Illy!" seru Fatimah. "Ayo masuk, Teh!" ujar Fatimah. Prilly tersenyum kepada Fatimah, adik kandung Ali.

"Apa setelah Fafa tahu kalau aku adalah Prilly mantan kekasih Kakak nya, Fafa masih bisa enggak ya bersikap ramah seperti ini sama aku?" ujar Prilly dalam hatinya.

"Teh Illy!" panggil Fatimah ketika Prilly hanya berdiri menatapnya.

"Eh, iya." ujar Prilly ketika tersadar dari lamunannya.

"Teh Illy enggak papa?" tanya Fatimah.

Prilly menggelengkan kepalanya pelan. "Fa, Sarah nya ada?" tanya Prilly.

"Teh Sarah tadi ikut ustadzah Zahra pergi ke pasar. Mungkin sebentar lagi pulang." ucap Fatimah. "Teh Illy, mau nunggu Sarah?" tanya Fatimah. Prilly mengangguk mengiyakan.

"Ya udah Teh Illy tunggu di dalam, yuk! ujar Fatimah sambil menarik tangan Prilly masuk ke dalam asrama. Mau tak mau Prilly mengikuti langkah Fatimah.

"Aku punya sesuatu buat Teh Illy!" ujar Fatimah. Sedari tadi Prilly bisa melihat raut bahagia dari wajah Fatimah.

"Apa?" tanya Prilly antusias.

"Bentar, Fafa ambil dulu!" ucap Fatimah kemudian berjalan menuju lemari baju nya.

Prilly memperhatikan setiap pergerakan Fatimah. Hingga Fatimah membawa sebuah gamis dan berjalan menghampiri Prilly dengan binar senyum di bibir nya.

"Ini buat Teh Illy!" ujar Fatimah sambil memberikan gamis itu kepada Prilly.

Prilly menatap gamis berwarna biru muda dengan kerudung yang bertabrakan warna dengan warna gamis nya. Sangat cantik!

"Ini untuk teteh?" tanya Prilly dengan tersenyum manis kepada Fatimah.

Fatimah menganggukkan kepalanya semangat. "Nanti Teh Illy pakai gamis itu pas acara pernikahannya Bang Asya sama Teh Adiba." ujar Fatimah membuat senyum di bibir Prilly meredup.

"Aku enggak sabar deh lihat teh Illy pakai gamis ini, pasti tambah cantik." ujar Fatimah.

"Em, Fafa kaya nya Teh Illy enggak bisa terima ini deh! Teh Illy enggak enak ..."

"Enggak papa Teh, Fafa sedih loh kalau Teh Illy nolak pemberian Fafa! Terima ya Teh, plissss!" ujar Fatimah memohon kepada Prilly.

"Aku malah semakin merasa bersalah sama kamu, Fa!" ujar Prilly dalam hatinya.

"Ya, ya, ya, terima ya teh!" ucap Fatimah kembali. Prilly mengangguk mengiyakan, membuat Fatimah tersenyum.

"Nah gitu dong!" ujar Fatimah.

"Fa!" panggil Prilly. Fatimah menatap Prilly dengan pandangan bertanya namun dengan senyum yang tak pernah luntur.

"Kamu bahagia banget ya, abang kamu mau nikah sama Adiba?" tanya Prilly.

"Senenggggg bangetttt, teh!" ujar Fatimah. "Aku udah lama nungguin momen ini. Momen di mana akhirnya bang Asya sudah melabuhkan hati nya sama Teh Adiba, bukan sama perempuan Jakarta itu!" lanjut nya.

TAKDIR CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang