Part 34

1.5K 126 41
                                    

Selamat menjalankan ibadah puasa ramadhan 1442 H, manteman. Semoga puasa nya lancar selalu, ya. Aamiin.

***

Gia dan Kevin kini telah resmi menjadi sepasang suami istri. Ucapan Kevin kala itu memang benar adanya, jika dirinyalah yang lebih dulu akan menikah. Jodoh siapa yang tahu, Kevin yang dulu pernah membuat Gia terluka, kini Gia lah tempat pelabuhan terakhir dari hatinya.

"Psttt psttt," suara seseorang mengusik ketenangan Prilly yang sedang asik melihat-lihat album foto di saat pernikahan Gia.

"Siapa sih!" gerutu Prilly sambil memperhatikan sekitar semak-semak yang ada di halaman belakang rumah tante Dewi. Saat ini semua orang sedang sibuk mendekor rumah tante Dewi untuk acara pernikahan Prilly dan juga Ali yang akan di gelar hari besok.

"Psttt, Pril!" suara seseorang setengah berbisik memanggil namanya. Prilly mengedarkan pandangannya pada arah semak-semak yang tak jauh dari tempatnya duduk saat ini.

"Ali ..." pekik Prilly, namun setelahnya Prilly menutup mulutnya seolah-olah menyadari kesalahannya karena berteriak.

Prilly kemudian berjalan menghampiri Ali yang sedang bersembunyi di balik semak-semak.

"Kamu ngapain ke sini?" tanya Prilly dengan berbisik. "Kalau ketahuan sama yang lain gimana? Kita kan gak boleh ketemu sampai acara ijab qobul selesai!"

"Oh, ayolah Pril. Aku gak kuat harus nahan rindu lama-lama," ujar Ali.

"Heh, citra seorang anak kiyai ternama mau kamu rusak, ya? Gak boleh gitu tahu!" omel Prilly.

"Yeh, anak kiyai juga manusia kali Pril. Lagian kamu kan tahu, dari dulu aku itu paling gak bisa nahan rindu sama kamu," ujar Ali.

"Jangan gombal! Udah sana kamu pergi, sebelum ada yang lihat nih. Kamu mau kita batal nikah?" ujar Prilly.

"Ya ampun Prill, jangan ngomong gitu lah! Aku beneran rindu tahu sama kamu. Aku bela-belain pergi ke sini diem-diem cuma buat ketemu kamu. Emang nya kamu gak rindu sama aku apa?" tanya Ali.

"Rindu, sih!" ujar Prilly lirih. "Tapi, tetep aja kita itu gak boleh ketemu dulu, Li!"

"Kak Prilly, lagi ngapain?" teriak seseorang membuat Ali dan Prilly panik seketika.

Prilly membalikkan tubuhnya menatap seseorang yang memanggilnya, "Sarah ..." ujar Prilly. "Emm anu kak Prilly lagi ... Em ituh, tadi ada anak kucing di semak-semak gitu, kasihan deh kayanya anak kucing itu lagi nyari ibunya," lanjut Prilly berusaha mencari alasan.

"Et, dah Pril. Calon suami nya ganteng gini dibilang kucing? Keterlaluan emang," batin Ali yang kini tengkurep di balik semak-semak.

"Anak kucing?" tanya Sarah sambil mengerutkan keningnya. "Kak Prilly kan takut kucing, tumben di samperin?" tanya Sarah.

Prilly seketika gugup, bisa-bisa nya dirinya mencari alasan yang sangat jauh dari kata masuk akal.

"Em, tadi takut. Tapi kucing nya udah pergi deh kayanya," ujar Prilly.

"Mana coba Sarah lihat, takutnya kucingnya masih ada di situ. Kan kak Prilly takut kucing, biar kucingnya aku bawa," ujar Sarah sambil melangkah mendekati Prilly.

"Eh, enggak usah. Kucingnya udah pergi kok," ujar Prilly mencegah Sarah untuk berjalan mendekatinya. "Sarah, ada apa ke sini?" tanya Prilly berusaha mengalihkan pembicaraan.

"Oh itu, aku kan mau pakein hena di tangan Kakak. Ayo masuk!" ajak Sarah.

"Ya udah, kamu masuk duluan, ya," ujar Prilly.

TAKDIR CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang