Part 24

1.1K 105 11
                                    

***

Prilly saat ini sedang mengantarkan Adiba ke pondok pesantren untuk mengantarkan makanan yang di masaknya khusus untuk Ali. Sebenarnya Prilly ingin menolak untuk mengantar Adiba ke pesantren, namun Prilly tak tega jika harus membiarkan sahabatnya itu pergi sendiri. Prilly juga bukannya tak ingin mengantarkan Adiba, hanya saja hatinya belum siap jika harus bertemu dengan Ali dan harus melihat Ali dengan perempuan lain.

"Aku tunggu di sini aja ya, Dib." ucap Prilly.

"Loh kenapa Illy? Ummi Kulsum pasti seneng kalau lihat kamu udah berjilbab seperti ini. Ayo ah, kamu juga ikut masuk!" ucap Adiba yang langsung menarik tangan Prilly untuk mengikutinya.

Mau tak mau Prilly pun mengikuti Adiba memasuki rumah Abi Harun yang memang pintu masuk rumahnya selalu terbuka, karena biasanya para santri/wati ada yang selalu bolak-balik rumah Abi Harun untuk sekedar membantu membersihkan rumahnya. Ataupun ada keperluan lain.

"Assalamu'alaikum" Adiba dan Prilly mengucapkan salam.

"Waalaikumsalam, eh Teh Adiba. Mau ketemu Ummi ya?" salah seorang santri yang hendak keluar rumah Abi Harun menyapa Adiba.

"Iya Teh, Ummi nya ada?" tanya Adiba.

"Ada teh, Ummi sama Abi beserta Kak Asya dan Kak Akbar ada di ruang makan." ucap santriwati itu.

"Terima kasih, Teh." ucap Adiba kembali.

Santriwati itu kemudian mengucapkan salam untuk berpamitan.

Adiba dan Prilly pun langsung menuju ruang makan. Ternyata benar, di sana ada Abi Harun, Ummi Kulsum, Akbar, dan Ali.

Jantung Prilly berdebar lebih cepat ketika matanya menatap punggung Ali. Posisinya Ali dan Akbar memang membelakangi pintu masuk.

"Assalamu'alaikum" Adiba mengucapkan salam.

"Waalaikumsalam" Pandangan semuanya kini beralih menatap Adiba dan juga Prilly.

Ali menatap Prilly yang saat ini menundukkan pandangannya. Prilly tak boleh menatap Ali, atau kalau tidak hatinya akan goyah untuk melupakan Ali.

Bukan hanya Ali saja, namun semuanya kini menatap Prilly dengan penampilannya berbeda.

"Prilly." batin Ali.

"Jangan lihat Ali, Pril." batin Prilly.

"Diba, ayo duduk sini, Nak. Kamu sama siapa?" tanya Ummi Kulsum.

Adiba menarik tangan Prilly untuk menghampiri Ummi Kulsum.

"Ummi, ini Illy." beritahu Adiba.

Prilly mendongak dan tersenyum kepada Ummi Kulsum.

"Maa syaa Allah, Nak Illy ternyata. Maaf ya Ummi kira siapa. Kamu cantik banget sayang." puji Ummi Kulsum. Prilly tersenyum canggung ketika Ummi Kulsum memuji dirinya.

"Ummi benar, Prilly sangat cantik" batin Ali. Ali memperhatikan penampilan Prilly dari bawah sampai atas. Prilly mengenakan gamis berwarna biru muda, hingga pandangan Ali jatuh pada kerudung yang di pakai oleh Prilly, warna biru muda senada dengan gamisnya.

"Kerudung itu kan ..." batin Ali seolah mengenali kerudung yang di pakai oleh Prilly.

"Terima kasih, Ummi." ucap Prilly.

"Nak Illy, semoga istiqomah ya Nak." ucap Abi Harun. Prilly menatap Abi Harun kemudian tersenyum ramah.

"Aamiin. Terima kasih, Abi Harun." ucap Prilly.

"Alhamdulillah, akhirnya kamu berjilbab juga Illy. Semoga istiqomah ya." ucap Akbar.

Prilly beralih menatap Akbar, "Terima kasih Akbar, ini semua berkat Adiba sama Akbar yang selalu mengajarkan aku tentang agama. Terima kasih ya, karena selama ini kalian berdua sudah menjadi sahabat terbaik aku." ucap Prilly. Adiba dan Akbar saling melempar senyuman.

TAKDIR CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang