Part 19

1K 92 18
                                    

🍁Percayalah tak ada rencana yang lebih indah selain rencana Sang Maha Kuasa🍁

🖊Jingga_story🖊

Sebelum menikmati ceritanya, boleh dong Follow dulu akun nya🙏🏻 biar kita sama-sama saling memberi manfaat ya😍

Sebelum membaca ada baiknya klik bintangnya dulu ya😍 biar baca ceritanya happy dan gak merasa dikejar-kejar tanggung jawab sebagai seorang pembaca yang cerdas😁

#PEMBACA_YANG_CERDAS adalah kalian yang bisa menghargai karya orang lain dengan tulus!!🤩

Harusnya aku share besok hari Jum'at. Tapi, berhubung paketan mau habis aku share hari ini takut gak keburu ke share kalau besok🙏🏻🤭

Selamat menikmati ceritanya🤗

****
"Ali masih cinta sama lo"

Beberapa hari telah berlalu, tetapi perkataan Cakra siang itu masih terngiang di pikiran Prilly. Apa benar Ali masih mencintainya? Tapi di mana Ali sekarang? Kenapa dia tak pernah menemuinya?

"Ah, enggak Prill! Gak mungkin Ali masih cinta sama kamu. Kalau dia masih cinta sama kamu, dia gak mungkin mengkhianati kamu waktu dulu," ucap Prilly dalam hatinya. Tak terasa air matanya kembali menetes. Ah, Prilly memang cengeng anaknya.

"Ayo lah, Prill. Lupakan Ali! Kenapa kamu sulit sekali menyingkirkan nama itu dari hati kamu, sih!" ucap prilly berperang dalam batinnya sendiri.

"Assalamu'alaikum," ucapan salam menyadarkan Prilly dari lamunannya tentang Ali. Prilly bergegas menjawab salam dari Adiba dan Akbar yang baru datang ke tempat di mana ketiganya memiliki janji untuk bertemu. Rencananya Prilly dan Akbar akan membantu Adiba memilihkan baju yang akan di kenakan Adiba besok malam di acara lamarannya. Akbar awalnya menolak untuk ikut, namun karena paksaan dari Prilly akhirnya Akbar menyerah, dan berakhirlah mereka bertiga di sini. Di sebuah butik milik usahanya tante Dewi.

"Kamu mau cari baju yang seperti apa, Diba? Ayo carinya yang cepat ya, aku malu di sini cowok sendirian." ujar Akbar yang sebenarnya malas sekali jika harus menemani seorang perempuan belanja.

"Sabar dong Akbar, baru juga nyampe." ucap Prilly. Akbar pasrah mendengar omelan Prilly. Andai saja, Akbar memiliki alasan untuk mengajar di pesantren. Mungkin saat ini dia tidak ada di sini. Namun sayang, hari ini jadwal Akbar kosong.

"Kata Fafa, Asya suka warna biru. Kamu bisa bantuin aku cari gamis warna biru?" tanya Adiba.

Warna biru? Prilly jadi teringat seseorang. Warna biru adalah warna kesukaannya. Ingatannya kembali pada kejadian beberapa tahun yang lalu.

Flashback on

"Ali, nanti aku pakai baju warna apa ya?" Nanti malam ada acara ulang tahun Gia, dan kini Prilly dan Ali sedang berada di salah satu butik yang ada di kota Jakarta. Keduanya sedang mencari sebuah baju untuk acara nanti malam.

"Emmm, warna apa ya?" Ali menimang-nimang pilihannya untuk Prilly.

"Kamu pasti cantik deh Yang, kalau pakai baju ini." pilihan Ali tertuju pada sebuah gaun berwarna biru. Gaun yang sederhana namun terlihat sangat menarik.

"Wah, bagus banget pilihan kamu. Warna biru kan warna kesukaan aku. Kamu tahu aja selera aku." ucap Prilly terkagum-kagum melihat baju yang di pilihkan Ali untuknya.

"Iya dong, sebagai pacar yang baik. Aku harus tahu apa yang kamu suka dan apa yang enggak kamu suka." ucap Ali.

"Masa sih, emang kamu tahu apa yang aku enggak suka?" tanya Prilly mencandai Ali.

TAKDIR CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang