🍦Kesamaan

30.6K 6.6K 2.9K
                                    

Ost ice cream

Anyong yerobun, absennya dung ❤️

Berikan banyak cinta untuk cerita ini yaa

Btw ngetiknya ngantuk beut, kalau ada typo bilang ya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

     Fakta bahwa gadis itu memanglah Mutiara adikku yang hilang menimbulkan perasaan tak terima di dalam batinku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

     Fakta bahwa gadis itu memanglah Mutiara adikku yang hilang menimbulkan perasaan tak terima di dalam batinku.

Selama ini aku mencari cara agar bertemu dengannya, bahkan setidaknya jika dia tak lagi hidup, aku hanya ingin tahu apa dia pergi dengan tenang. Tapi ketika mendadak dia muncul di hadapanku, perasaanku malah tak sesuai sama sekali dengan harapanku.

Membeli gadis dari situs terlarang pun rela aku tempuh demi menemukan adikku. Tapi apa-apaan ini? Aku justru tak bisa memberikan raut wajah bahagia setelah mengetahui kebenarannya.

"Kak Jay!" panggil Ara.

Ia datang memelukku dari belakang. "Lihat? Aku adalah Ara adik Kakak. Apa setelah ini Kakak masih akan menjaga jarak dari Ara?"

Hanya bisa terdiam, aku memandang Lily yang berdiri di depanku. Ia memegangi kedua tanganku, seolah memberikan ketenangan, lewat tatapan matanya, Lily ingin mengatakan bahwa everything's gonna be okay. Gak ada yang perlu aku takutkan selama ia di sisiku. Ya, setidaknya sejak semalam Lily sudah mengatakan ini ketika ia tahu aku kesulitan tidur karena kepikiran hasil tes DNA hari ini.

Tak apa Jay, Ara adik Jay atau bukan, satu hal yang gak akan berubah, Lily tetaplah adik manisnya, Jay. Na?

Mengingat itu, aku mulai bisa tersenyum. Memutar balik tubuhku ke arah Ara untuk menyambut kenyataan yang harus aku terima meski berat rasanya.

"Maaf jika saya meragukan kamu." aku balas memeluknya--agak kaku. Aku melirik Ayah yang terlihat tak biasa dengan pemandangan ini. Apa Ayah memang menyimpan sesuatu?

"Kak, aku tahu ini pasti masih sulit di terima ya? Tapi aku akan coba untuk membuat Kakak jadi terbiasa lagi kayak dulu, oke?"

"Hm. Terimakasih sudah mau mengerti saya. Saya juga akan mencoba untuk menerima kamu." aku tersenyum tipis, mengakhiri pelukan kami. Lalu pergi mengantar Kakek ke mobilnya. Tak banyak yang kami bicarakan, Kakek bisa membaca ekspresiku, jadi ia hanya bicara singkat.

Wife-Shop Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang