🍦Pelukan

28.3K 6.2K 2.3K
                                    

Ost here i am

Absennya slur

PART 40

         Ketika Lily berlari meninggalkan ruangan, Kakek ikut berdiri mendekatiku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

         Ketika Lily berlari meninggalkan ruangan, Kakek ikut berdiri mendekatiku. Meski Kakek tidak mengatakan apapun, aku bisa melihat kemarahan besar di wajahnya. Kakek memang begini, kalau sudah marah besar dia kehabisan kata-kata, tapi lebih ke tindakan.

Plak!

Pipiku memanas kena tampar Kakek, aku pasrah menerimanya. Aku layak untuk mendapatkan ini.

"Maafkan saya."

Hanya dua kata itu yang aku ucapkan, aku bahkan sama sekali gak berani untuk melihat Kakek sekarang.

"Apa saya pernah mengajarkan kamu untuk menganggap rendah wanita? Saya tidak pernah mendidik kamu begitu."

Gantian Mas Dean yang angkat suara. "Jayden, Mas gak ngerti sama pola pikir kamu, apa menurut kamu pernikahan sebercanda itu ya? Kalaupun tujuan awal kamu menikahi dia untuk tujuan tertentu, setidaknya pikirkan lagi, dia itu gadis polos yang jadi korban kamu, terus apa? Habis kamu manfaatin mau kamu ceraikan begitu saja? Tcih, gak pernah Mas sekecewa ini sama kamu."

Habis aku diocehin sama Mas Dean, bukan cuma itu, mereka satu persatu meninggalkanku. Terlebih Ayah yang pasti amat marah padaku akibat rahasianya yang aku bongkar di depan keluarga yang lain.

Tersisa satu orang yang terus duduk menonton pertunjukan keluargaku.

"Kamu baik-baik aja Jay?"

Aku berdecak kesal, bisa-bisanya dia bertanya apa aku baik-baik saja setelah kelakuannya.

"Apa ini seru buat kamu?"

"Nghh, gak juga sih. Eh, kenapa kamu malah kelihatan marah gitu sih, harusnya kamu berterimakasih sama aku, berkat kehadiran anak Ayah kamu, kamu jadi tahu kebusukan Ayah kamu kan?"

"Hah? Terimakasih atas kehancuran yang kamu bawa ke keluarga saya? Jujur, saya lebih baik gak pernah tahu kalau Ayah punya anak dari wanita lain."

Naya menghampiriku, menyapu pundakku dengan tangannya. "Aku udah tahu sejak dulu kalau Ayah kamu suka main wanita. Jauh sebelum menikah dengan aku."

"Lalu? Kamu tahu tapi masih memilih menjadi salah satu dari wanita itu. Apa lagi yang kamu tahu Nay?"

Naya tersenyum licik, ia mendekatkan bibirnya ke dekat telingaku. "Sthh, aku tahu kamu suka sama aku kan selama ini? Aku tahu itu dengan benar."

Wife-Shop Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang