🍦 Kata Yang Akhirnya Tersampaikan

33.7K 7.4K 3.1K
                                    

OST BONGGU|GET AWAY

kalian harus banget setel musik ini

Absennya yarobun ❤️

Dah siap? Hayuk!

|WIFE-SHOP|

Sudah aku putuskan untuk memberikan surat pengunduran diriku, aku berhenti menjadi aparat kepolisian. Banyak yang terkejut, terutama Deril. Tak sedikit orang yang membicarakanku di belakang.

Kok bodoh banget sih ngundurin diri padahal susah loh dapat jabatan kayak dia.

Kupingku sudah kebal dengar begituan, bodo amat apa kata orang, aku cuma memikirkan bagaimana ke depannya. Sadar keadaanku makin memburuk, aku memilih berhenti.

Toh apalah gunanya jabatan yang tinggi, gak akan di bawa mati juga. Sejak tadi aku menerima panggilan masuk dari banyak nomor, termasuk keluargaku. Sengaja aku mengabaikan telepon dari mereka. Aku angkat pun mereka gak akan mendukung keputusanku, malah pasti mengataiku.

"Berdua gini aja juga tenang kok ya." kataku pada Vanila. Menjadi polisi adalah keinginan kakekku, aku susah payah untuk mendapatkan jabatan tinggi, namun begitu mengundurkan diri dari jabatanku, aku merasa melepaskan beban. Jauh lebih tenang sekarang.

Menghabiskan banyak waktu di rumah bersama Vanila gak terlalu buruk kok.

Ketenanganku tak berlangsung lama karena kedatangan tamu tidak di undang. Siapa lagi kalau bukan Deril. Dia mana mau cuma diam sekalipun telpon darinya aku abaikan.

Cklek.

Begitu aku membuka pintu, Deril sudah berdiri lesu memasang muka kesal.

"Lo stres apa gimana sih? Ngomongin sama gue Jay, mana lo masih muda."

"Masuk, lo mau teh atau kopi?"

"Halah basi banget lo, dulu-dulu gue datang mana ada lo tawarin ginian. Gue ke sini gak butuh minuman lo, gue mau nanya alasan lo berhenti, kenapa Jay?"

Deril terus menanyakan alasanku berhenti, aku gak mau memberitahukannya alasan yang sebenarnya.

"Bosan aja gue Ril, gabut."
Jawabku asal, kembali menjatuhkan diri ke sofa yang empuk.

"Jawaban lo gak banget, jawab yang jujur alasan sebenarnya lo berhenti tuh kenapa?"

"Duduk dulu napa sih, ngegas aja lo." aku menggeser tubuhku agar ada ruang untuknya duduk.

Tentunya Deril gak percaya sama alasan konyolku.

"Lo tau sejak dulu menjadi polisi bukan cita-cita gue Ril, gue cuma di setir sama kakek gue. Gue kan udah berhasil nurutin maunya kakek gue, apa salahnya kalau sekarang gue ikutin apa yang hati gue mau."

"Ya tapi gak gitu juga setan, masalahnya yang lo tinggal ini jabatan yang penting, ikutin kata hati sih ikutin kata hati, tapi apa emang itu yang terbaik hah?"

Aku mengangkat pundakku. "Belum coba mana tahu kan?"

Deril mengibaskan tangannya. "Terserah lo deh pusing pala gue, nambah beban hidup gue aja lo. Pokoknya lo kudu mikir ulang, sebelum lo resmi lepas jabatan, gue harap lo berubah pikiran."

Wife-Shop Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang