🍦Menikah.

38.5K 7.5K 4.2K
                                    

Ost Hello¦Sohyang

Absennya dulu kuy!

Jangan lupakan tinggalkan komentar, satu komentar dari kalian memberikan banyak semangat untuk zefmon!

Berikan banyak cinta untuk cerita ini 🌺

Berikan banyak cinta untuk cerita ini 🌺

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🔻🔺🔻🔺

AKHIR bulan telah tiba, seperti yang telah keluargaku rencanakan, hari ini aku akan menikah. Sama sekali tidak ada perasaan deg-degan atau semacamnya. Aku justru berharap acara cepat dimulai dan berakhir cepat pula, dengan begitu aku tidak perlu memasang senyum palsu lebih lama. Karena berpura-pura bahagia itu nyatanya melelahkan sekali. Ya, setidaknya aku menikah dengan Lily bukan gadis pilihan kakek. Gadis itu tidak menuntut banyak dariku.

Saat ini aku duduk di kasurku, memandang cincin yang aku beli tahun lalu. Ku angkat cincin itu hingga terkena kilau sinar matahari pagi. Sangat indah. Dulu aku melakukan hal yang sama, duduk di kasur ini lalu tersenyum memandang cincin itu. Membayangkan wajah bahagia Naya saat aku memakaikan cincin di jari jari manisnya. Tapi sayang sekali, aku bahkan belum sempat menunjukan cincin ini padanya ketika dia lebih dulu mengeluarkan kartu undangan.

Biarlah sekarang cincin ini menjadi kenangan yang terus aku simpan sendirian. Naya tak perlu tahu bahwa ada pria yang dengan sangat mencintainya.

"Jay, maaf, apa aku boleh masuk sebentar?"

Terkejut saat mendengar suara barusan, aku menyimpan cincin itu dengan cepat tatkala melihat Naya sudah berdiri di ambang pintu kamarku.

Hening untuk beberapa saat. Seharusnya ia tak aku ijinkan masuk ke kamar ini, tapi ia tetap masuk meski aku hanya diam tanpa suara. Begitulah Naya, masuk sesukanya, berlaku juga untuk hatiku.

"Ada apa?"
Bola mataku enggan untuk bertemu dengan manik matanya, karena jika itu terjadi, aku takut kalah lalu menunjukkan secara jelas tentang perasaanku padanya.

Naya tersenyum tipis, ia sudah mengenakan dress warna silver yang nampak sangat cocok untuknya, rambutnya ia curly dan dibiarkan tergerai bebas. Meski perutnya membuncit besar, Naya tetap cantik sekali. Brengsek Jay, terus saja memujinya. Kalau perlu katakan lebih keras agar Naya mendengarnya.

"Cepat, mau bilang apa? Kamu punya waktu lima menit untuk bicara dengan saya."

Kulihat kedua tangannya yang saling menggenggam di depan tubuhnya. Aku hapal sekali apapun tentang Naya, bersamanya bukan waktu yang singkat hingga aku bahkan sampai hapal wangi favoritnya. Jika dia sudah mengamitkan kedua tangannya seperti ini di depan tubuh, itu artinya Naya ingin mengatakan sesuatu yang cukup sulit keluar dari mulutnya.

Wife-Shop Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang