🍦Terungkap

32.8K 7.2K 3.5K
                                    

Ost goodbye my love

Absennya slur ❤️

Hari ini semua terasa lebih berat dari sebelumnya, aku jadi gak kerasan berada di tempat kerja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini semua terasa lebih berat dari sebelumnya, aku jadi gak kerasan berada di tempat kerja. Mumpung aku punya waktu sedikit luang, aku menggunakan itu untuk mengobrol santai dengan Deril. Masih di ruanganku tentunya.

Aku masih gak habis pikir sama apa yang Lily perbuat tadi malam, maksudku apa yang dia lakukan sudah kelewatan. Caranya untuk mempertahankan hubungan kami itu salah.

Sepanjang ceritaku, Deril hanya menjadi penyimak sampai aku menceritakan semua keluh kesahku.

"Pekok banget sih lo. Gini nih kalau masuk jadi polisi pake jalur orang dalem!"

Aku tidak berkomentar balik, toh apa yang dia bilang juga ada benarnya. Menyangkut perasaan begini logikaku gak nalar.

"Lo kenapa gampang banget nyimpulin sendiri sih? Ya kalau lo mau cerein dia, lo kudu pastiinlah dia beneran adek kandung lo apa bukan. Masa cuma perkara sikap, fisik, umur sama kalung doang lo jadiin patokan. Bikin malu aja lo jadi aparat kepolisian!"

"Lambeh lo ya."

"Gue ngomong fakta kok. Jaman sekarang udah canggih Jay, ada yang namanya tes DNA, kita bukan hidup di jaman Megapalethikum ya."

Tadinya aku juga mau melakukan tes DNA, karena hatiku masih menolak Lily sebagai adik, tapi Lily sendiri yang mengakui kalau dia adalah adikku.

"Terus lo bilang dia ngaku sebagai adik lo? Coba ulang kalimatnya."

"Semalam dia bilang maaf kalau bikin gue kesel dari dia masih kecil, tapi sampai kapanpun dia bakal tetap anggap gue Kakak kesayangannya."

"Bentar, kasih waktu buat otak cerdas gue berpikir."

Deril menopang keningnya dengan dua jari sambil mengetuk-ngetukkan jarinya di meja

"Tapi apa yang dia lakuin itu salah Ril, masa cewek bisa nyodorin tubuh semudah itu sih ke pria, murahanlah jatuhnya."

"Bentar, kok gue ngerasa ada yang aneh ya."

"Aneh apaan?" Deril sepertinya menemukan sesuatu di pikirannya.

"Gini ya Bro, gue tahu Lily emang cewek super polos yang lo beli dari toko jual beli istri, cuma lo mikir gak sih, gak mungkin dia gak tahu apa itu hubungan saudara kandung, kalau dia sampai berani nyerahin tubuhnya itu kemungkinan dia berpikir lo bukan Kakaknya." analis Deril.

Tapi Lily sama sekali gak membantah setiap aku menekankan hubungan kami sebagai Kakak Adik. Kalau dia tidak sebodoh yang Deril katakan, harusnya dia mengatakan bahwa dia bukan adikku. Tapi soal kenangan masa kecil yang ia ceritakan itu persis seperti punya Ara.

"Ntahlah, bisa aja dia nekat ngelakuin itu kan karena saking ngebetnya gak mau pisah sama gue."

"Terus lo mau gimana?"

Wife-Shop Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang