🍦 Satu Sama

31.4K 7.1K 3.8K
                                    

Ost The Only one|Soyou.

Ini juga enyak lagunya, bikin ambyar. Denger yuk.

Malam yerobun.

Absennya dong, biar zefmon lihat berapa banyak yang masih setia sama cerita ini.

Berikan banyak cinta untuk Wife-Shop, sarangek 💕

Ini cast yang paling di tunggu netijen nih.

Gimana gimana? Sesuai deskripsi, dia mukanya oriental yaa

Gimana gimana? Sesuai deskripsi, dia mukanya oriental yaa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


▫️▪️Wife Shop ▪️▫️
Chapter 24


Tak ada yang berubah dari Lily meskipun aku telah melukai perasaannya dengan meminta perpisahan untuk tiga bulan yang akan datang. Seperti pagi ini misalnya, Lily bersikap bahwa tak pernah terjadi apapun. Ucapanku yang semalam seolah hanya akan menjadi angin lalu baginya.

Kadang, aku berpikir, terbuat dari apa hati gadis ini?

"Oghh, Jay sudah mau berangkat?"

"Ungh." aku hampir ketahuan sedang memandanginya yang tengah membuat sesuatu di dapur. Ada yang salah dengan diriku, baru sadar bahwa belakangan ini aku suka diam-diam memperhatikan Lily yang tengah membuatkan sarapan untukku.

Aku tak tahu makanan apa yang ia buat hingga kemudian Lily tersenyum mengangkat piring berisikan telur dadar buatannya. Makin kesini, aku rasa kemampuan masaknya sudah lebih baik.

"Yahh... Sayang sekali, padahal Lily sudah bangun pagi untuk membuat makanan ini untuk Jay. Tapi tak apa deh, Lily makan sendiri saja. Jay pasti mau langsung berangkat kan?"

Saat Lily hendak menyimpan kembali telur dadar buatannya, aku langsung saja merebut piring darinya.

"Saya mau sarapan, telur dadar ini punya saya kan? Kenapa kamu mau ambil lagi?"

"Eungh... Tapi Jay bukannya mau kerja?"

"Tapi gak buru-buru banget, santailah." ujarku, mengangkat sebelah alis, "Kamu tunggu apa lagi? Gak mau ambilin saya nasi?"

Lily langsung buru-buru pergi ke tempat menaruh magic jar lalu menyendokkan nasi untukku.

"Kamu ikut duduk, temani saya."

"Eh? Apa ini sungguh Jay?" Lily memegang keningku dengan punggung tangannya, menbandingkannya dengan suhu tubuhnya.

Aku memandangnya kesal, tapi itu hanyalah ekspresiku, jauh di dalam sana, aku tak sungguh sedang kesal padanya.

"Duduk atau dalam hitungan ketiga-"

Krit...

"Lily sudah duduk, Jay."

Wife-Shop Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang