🍦 Beri Aku Nama

41.5K 8.3K 4K
                                    

Ost drawing star|Uji
. Ini Ost yang cocok nih buat cerita ini.

Setor absen dulu slur!

Apa kabar Indonesia?

Zefmon ngantuk banget ih.

KACAU, perkara asal bicara di depan wartawan agar mereka tidak banyak bertanya lagi, aku justru menyeret diriku sendiri pada masalah baru yang harus cepat aku cari jalan keluarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

KACAU, perkara asal bicara di depan wartawan agar mereka tidak banyak bertanya lagi, aku justru menyeret diriku sendiri pada masalah baru yang harus cepat aku cari jalan keluarnya. Belum beberapa lama, kabar sudah menyebar sampai ke telinga keluargaku. Sejak tadi handphoneku bergetar karena beberapa panggilan masuk. Ayah, Mas Dean, Melodi. Mereka bertiga bergantian menelepon. Karena dalam posisi menyetir mobil, aku mengabaikannya. Namun begitu aku memasukkan mobil ke dalam garasi, handphone kembali bergetar, kali ini nama kakek muncul.

Tidak mungkin aku pura-pura tak melihat panggilan masuknya, jika tidak, malam ini kakek bisa saja langsung datang menyambangi rumahku.

"Halo, malam kek. Kakek udah makan?"

"Ckck, anak nakal satu ini, bukan saatnya menanyakan saya sudah makankah belum. Kakek tadi baca berita malam, apa betul kamu sudah punya calon istri?"

Persis seperti dugaanku, kakek pasti menelepon hanya untuk membahas masalah ini.

Aku duduk di kap mobil, berpikir harus memberikan jawaban apa pada kakek. Jika aku bilang iya itu benar, maka kakek akan memaksaku untuk segera mengenalkan wanita itu, tapi kalau aku bilang itu hanyalah asal ngomong, jangan kira kakek akan bersikap baik padaku. Jangankan menerimaku bertamu di rumahnya, bisa-bisa nomor handphoneku di blokir oleh beliau. Persis seperti yang dilakukannya saat SMA dulu ketika aku ketahuan berbohong masalah sepele padanya.

"Engh... Anu itu kek, soal berita tadi, sebenarnya saya cuma--"

Belum selesai aku bicara, niatnya ingin jujur dengan bahasa halus namun dari seberang telepon terdengar suara Mas Dean yang berteriak memanggil kakek.

"Kek, kakek! Pa, kakek pingsan lagi! Ayo bantu angkat dulu ke kamar."
Teriakan Mas Dean sukses membuatku ikut panik.

"Halo? Halo Mas, kakek kenapa?"

"Halo Jay?"

"Kakek kenapa? Dia jatuh? Wait, saya ke sana sekarang juga." aku sudah masuk kembali ke dalam mobil tapi tidak jadi karena Mas Dean bilang kakek akan baik-baik saja, sejak pagi beliau gak mau makan. Tapi begitu tahu tentang kabar aku yang akan menikah, beliau langsung mengambil teleponnya lalu meneleponku di pinggir kolam ikan kesayangannya. Itu sedikit cerita yang Mas Dean katakan padaku.

Wife-Shop Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang