🍦 Siblings

30.5K 6.7K 3.3K
                                    

Ost lost
Salah satu ost kebangsaan Wife-Shop

Malam yerobun, absennya dong sayang 💕

Berikan banyak cinta untuk Lily Dan Jay, siap? Yook!

Berikan banyak cinta untuk Lily Dan Jay, siap? Yook!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kamu ngomong gitu sekali lagi, saya cium kamu."

Plak!

Lily menampar pipiku, kini pipi dan hidungnya memerah, air matanya menetes, dengan mulut tanpa kata, aku bisa melihat luka yang aku torehkan melalui matanya.

"Lily..."

Ia menurunkan pakaiannya agar menutupi bagian pahanya yang terlihat jelas karena perbuatanku tadi.

Lily turun dari ranjangku. "Jay pikir sudah sehebat apa sampai memperlakukan Lily begitu?"

Gawat, Lily benar-benar marah kali ini.

"Apa karena Jay yang membeli Lily?"

"Gak gitu Ly, tadi itu saya terbawa suasana. Serius deh, saya beneran gak bermaksud berbuat kasar kayak tadi."

Lily tak terima penjelasanku. "Memang benar Jay yang membeli Lily, Lily gak keberatan kalau Jay mau menikmati tubuh Lily, tapi jangan pakai cara kasar. Lalu bukannya Jay sendiri yang bilang gak boleh menyentuh Jay, ingat waktu Lily mencoba mencium Jay, Jay bilang Lily gadis murahan. Lalu kenapa sekarang Jay melanggar ucapan Jay sendiri?"

Aku melangkah, mencoba untuk memegang pundaknya tapi Lily dengan cepat menghindar.

"Jay sendiri yang bilang kita ini hanya kakak-adik kan? Apa pantas kakak dan adik melakukan itu? Lily memang bodoh Jay, tapi bukan berarti Lily gak punya perasaan."

"Ly, saya sungguh minta maaf."

"Gak, maaf Jay gak di terima." sambil menangis, Lily keluar dari kamarku, aku menyusulnya, aku pikir ia akan tidur di kamar tamu, namun Lily justru berlari ke luar rumah, ia duduk di teras sambil menangis. Aku berhenti sampai batas pintu, aku pikir kalaupun mencoba mendekatinya, Lily bisa makin marah padaku.

Sepanjang ia menangis, aku terus berdiri menunggunya di pintu. Benar-benar brengsek. Aku.

Lily menangis sampai puas hingga akhirnya ia ketiduran di teras. Aku tahu itu karena tak mendengar suaranya menangis lagi.

"Ly, tidur di dalam yuk."

"..."

Tak ada pilihan lain, aku mengangkat tubuhnya, menggendongnya sampai ke kamar. Usai menidurkannya di ranjang, aku memandangi wajahnya yang amat sembab bekas menangis.

Tanganku menyapu rambut-rambut yang menutupi wajahnya. Lily terlihat lelah sekali. Sebenarnya salahku, aku harusnya tidak terbawa emosi hanya karena melihatnya bersama Fero. Tapi ketahuilah, gak tahu kenapa aku merasa Fero itu memiliki perasaan untuk Lily. Jika dengan pria lain, bisa saja aku merasa lebih unggul tapi jika di suruh bersaing dengan Fero, aku mendadak ngerasa selangkah dibelakangnya.

Wife-Shop Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang