Distance : Money and Money

850 130 29
                                    

Yujin setir mobil taksinya pelan pelan ditemani Chaewon yang berada di kursi penumpang sebelahnya dan juga dikawal mobil hitam dibelakang mereka.

Yujin berusaha menyetir pelan hingga tibalah mereka di kediaman Chaewon dan dengar segera Yujin hentikan laju mobilnya.

"Sudah sampai, seharusnya kamu ikut anak buah kamu bukannya malah naik taksi aku haha. Taksi aku jelek, bau, lambat lagi gara gara supirnya bonyok hehe" kata Yujin cengengesan.

Chaewon bergerak mengambil dompetnya dan memberikan uang lima lembar 100 ribu won pada Yujin. Namun dengan cepat laki laki itu tolak.

"Gapapa, anggap aja aku traktir kamu yang dateng kesini. Ini aku kasih gratis" jawab Yujin cengengesan.

Chaewon langsung ambil tangan Yujin paksa lalu meletakan lima lembar uang itu sambil menatap tajam Yujin.

"Ini aku berikan ongkos taksi ku! Kalau kamu ngerasa ini lebih, tabung untuk masa depan anakmu! Jangan menghamburkan uang, dan selalu bersyukur!" kata Chaewon lalu bergerak keluar mobil sambil melambaikan tangannya.

Yujin yang mendengar itu hanya bisa menggenggam uang pemberian Chaewon.

Yujin terdiam sambil melipat uang itu mengangguk hingga akhirnya laki laki itu pergi dari depan rumah pribadi besar milik Chaewon.

Yujin kendarai mobilnya pergi lalu ia kendarai taksinya itu kerumahnya. Senyuman bisa mengembang lebar karena uangnya hari ini sudah lebih dari cukup untuk memperbaiki taksinya dan membeli makanan enak.

Tapi satu hal yang terbesit dalam hati Yujin, Chaewon masih seperti dulu. Wanita rendah hati walaupun berasal dari keluarga konglomerat.

Perkataan Chaewon tidak menunjukkan bagaimana harta adalah segalanya, bagaimana cara wanita itu bertindak juga walaupun keluarga Chaewon memang memproteksi Chaewon dengan kemewahan.

"Kita kurang beruntung ya dulu hehe" gumam Yujin sambil memikirkan Chaewon dan dirinya dimasa lalu...

******

Di rumah besar, sekitar pukul 2 pagi~

Seorang laki laki masuk kedalam rumah besarnya dengan keadaan terhuyung dan lemas dibopong oleh pelayan rumah.

Laki laki itu terhuyung lemas sambil meracau dengan tubuh berbau alkohol yang kuat membuat kesadaran tidak banyak berada pada laki laki itu.

Suara itu terdengar hingga seorang wanita yang setengah sadar akibat baru bangun tidur langsung keluar kamar dan bergerak ikut membopong laki laki mabuk itu ke kamar mereka.

"Auu baunya keras banget!" kata wanita itu membopong laki laki mabuk di bahunya.

Sampai dikamar, wanita itu baringkan laki laki mabuk di bahunya ke kasur. Laki laki mabuk itu terlihat memerah sambil meracau.

"Min--ju?! Kim?! Hahahaha Lami-ya, jangan! Hahahahaha" suara racauan terdengar membuat wanita yang ternyata Minju itu bingung mengapa lelakinya meracau namanya lalu, siapa Lami?

"Jae, kamu mabuk lagi! Kamu selalu begini, gak di Amerika gak di Korea, kamu selalu mabuk begini!" misuh Minju menatap laki laki bernama Jaemin itu.

Minju bergerak melepas jas dan kemeja Jaemin agar kekasihnya itu lebih nyaman saat tidur.

Pelan pelan Minju buka kemeja Jaemin dan ia lihat bercak merah di dada laki laki itu membuat Minju mengerutkan keningnya.

"Ini...bekas luka? atau...enggak ah!" kata Minju menyangkal pikiran buruknya lalu melanjutkan pekerjaannya setelah itu berbaring beristirahat di sebelah laki laki itu.

******

Pagi tiba~

Seperti biasa, Yujin bersiap dengan memandikan anaknya lalu membuatkan sarapan dan bekal makan untuk anaknya.

Setelah itu laki laki itu siapkan semua kebutuhan Wonyoung juga mengikat rambut anaknya walaupun tidak rapi karena Yujin memperlajari semuanya lewat internet.

Setelah putrinya siap, Yujin langsung gendong putrinya untuk berangkat sekolah segera agar tidak terlambat setelah itu dirinya akan memperbaiki taksi dahulu.

Sampai di TK, Yujin yang seharusnya pergi tidak dibiarkan pergi oleh Wonyoung. Anak itu langsung merengek dan menarik ayahnya untuk ikut mengantar seperti hari pertama.

Yujin yang tidak tega melihat wajah memelas putrinya langsung bergerak menggandeng tangan Wonyoung masuk kedalam sekolah TK itu.

Yujin lepas tangan anaknya untuk masuk kedalam kelas dengan senyum mengembang. Wonyoung masuk dan duduk di bangkunya, tapi mata anak itu terus menatap Yujin sambil melambaikan tangan.

Yujin yang tersenyum lebar itu ikut melambaikan tangan terus pada putrinya dengan senyum bangga hingga bel masuk berbunyi.

Yujin melambaikan tangannya untuk terakhir lalu beranjak pergi berbalik badan, namun tiba tiba dirinya malah pas berhadapan dengan guru putrinya yang mau masuk.

"Oh hai Yujin!" sapa Chaewon yang adalah guru di kelas Wonyoung.

"Oh Chaewon-ah, aku titip putriku ya" kata Yujin tersenyum pada Chaewon yang dijawab anggukan oleh wanita itu.

Chaewon tatap Yujin lalu tangannya bergerak memegang luka Yujin yang kemarin ia obati pelan, namun sentuhan pelan itu cukup membuat Yujin meringis.

"Ohh maaf, aku kira lukanya udah kering. Kamu sebaiknya bersihkan pake kapas sering sering supaya bersih" kata Chaewon pada Yujin.

"Makasih ya, nanti aku bersihin" jawab Yujin yang diangguki oleh Chaewon.

"Yaudah aku ngajar dulu, kasian anak anak udah nunggu. Kamu semangat, yang penting pekerjaan kamu baik bukan tindak kriminal, jadi harus semangat!" kata Chaewon dengan ekspresi imutnya.

Senyum Yujin semakin lebar sambil mengangguk pada perkataan Chaewon. Yujin lalu pamit dan pergi menuju mobilnya untuk bekerja.

******

Di perusahaan besar~

Jaemin berdiri menunduk didepan kedua orang tuanya yang duduk di sofa sambil menatapnya tajam.

"Bagaimana dengan kamu dan Lami? apa kamu sudah bicarakan soal hubungan lebih lanjut?" tanya mama Jaemin.

"Udah mah, tapi Lami harus selesaiin S2 nya di London. Jadi dia selalu minta waktu sama Jae" jawab Jaemin.

"Hmm yasudah, seengaknya dia udah ada kemauan untuk menikah nantinya. Oh iya, wanita simpanan kamu itu, rencananya apa yang akan kamu lakukan?" tanya papa Jaemin kali ini.

"Minju? ya tinggal kasih uang banyak aja pah. Papa tau kan dia tu cewek matre, makanya dia ceraiin suaminya. Jadi setelah nanti Jaemin nikahin Lami, ya tinggal bayar dia buat pergi, juga Jaemin udah bosen sama dia" jelas Jaemin dengan senyum itzy(nyuci jadi enteng)nya.

"Pokoknya urus perempuan simpanan kamu itu, jangan sampai keluarga Lami tau soal dia! Papa minta kamu pastikan dia harus lepas dari kamu!" kata papa Jaemin yang diangguki mantap oleh Jaemin.

"Tenang aja pah, dari awal juga semuanya itu masalah uang dan seneng seneng, jadi semuanya bakal gampang dia akhiri pake uang" kata Jaemin dengan santai

******

To Be Continued

Terima kasih yang sudah mau membaca…

🐱🐈😸

Distance (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang