Distance : Back?

783 122 22
                                    

Di restaurant ayam pedas, Yujin dan Chaewon duduk sambil menunggu makanan yang mereka pesan.

Sejak tadi, Yujin sudah merasa tidak enak pada Chaewon. Asap bakar daging mengepul plus tempat yang ramai dan bising.

Yujin beberapa kali juga melihat Chaewon yang mengenakan celana pendek menepuk paha dan kaki mulusnya yang digigiti oleh nyamuk nyamuk pedo.

Yujin yang merasa tidak enak langsung melepaskan jaket yang ia kenakan lalu bergerak menutupi paha dan kaki Chaewon dengan jaketnya.

"Maaf ya, aku seharusnya rekomendasi tempat yang lebih bagus. Kamu jadi di gigit nyamuk gini" kata Yujin tidak enak dengan Chaewon yang kurang nyaman.

Chaewon langsung tersenyum dengan wajah memerah menerima perlakuan Yujin. Apalah gigitan nyamuk, ia lebih baik di gigiti nyamuk dan menerima perlakuan manis Yujin.

"Gapapa kok, yang penting makanannya enak!" kata Chaewon.

"Iya, aku jamin pasti enak hehe" kata Yujin menggaruk belakang kepalanya lalu kembali duduk.

Mereka duduk dengan hening hingga makanan datang dan perlahan lahan mereka mulai mencoba makanan disana.

Chaewon yang langsung mencoba makanan yang di rekomendasikan Yujin langsung melotot senang, ternyata benar makanan rekomendasi Yujin enak.

"Bagaimana? enak?" tanya Yujin yang langsung diacungi jempol oleh Chaewon.

"Enak! Apa kamu suka makan disini setiap hari?" tanya Chaewon pada Yujin.

"Hmm biasanya aku masak sendiri, tapi kalau mau makan diluar aku sering kesini. Ahjummanya ramah, juga makanannya enak dan murah hehe" jawab Yujin cengengesan.

Chaewon langsung menganalisa beberapa makanan disini lalu mengambil foto makanan itu.

"Bagaimana kalau aku coba masak ini? kamu mau coba?" tanya Chaewon pada Yujin. Yujin yang mendengar itu langsung menganggukan kepalanya.

"Pasti! Aku akan coba, aku akan makan yang banyak hehe" jawab Yujin yang kopet.

"Baiklah, lain kali aku akan masak untukmu kalau begitu" kata Chaewon yang diangguki oleh Yujin.

Mereka lalu makan dengan lahap sambil berbincang hingga akhirnya setelah makan, mereka memutuskan berjalan jalan ditaman yang berada di dekat restauran.

******

Taman yang tidak terlalu ramai, juga langit yang berbintang cerah membuat suasana menjadi lebih baik.

Yujin yang sudah mendapatkan jaketnya kembali langsung memakai jaketnya sambil berjalan berdua dengan Chaewon.

Chaewon tersenyum lebar menatap taman sekitar, teringat kenangan masa lalunya saat masih bersama Yujin dimana kekasihnya itu masih sosok yang sederhana dengan motor buntutnya.

Chaewon teringat bagaimana mereka sering berkencan di tempat tempat makan murah lalu berjalan jalan ditaman.

Chaewon juga senang di bonceng dengan motor Yujin sambil memeluk erat pinggang Yujin, padahal Chaewon sudah bisa mengendarai mobil saat itu.

Tapi apalah kenyamanan dan keamanan saat berada di belakang setir mobil mewahnya.

Tidak ada yang membuatnya lebih nyaman dan aman dari pada membiarkan Yujin mengantarnya pulang sambil memeluk erat pinggang laki laki itu.

Tidak ada yang lebih mewah dari pada makan malam ditempat sederhana bersama Yujin.

Karena walaupun hanya mampu membeli satu porsi, ia tau bahwa Yujin akan selalu mendahulukan dirinya.

Walaupun dulu Yujin memilih wanita lain dari pada dirinya, tapi sampai saat ini Chaewon masih tetap pada hatinya, hanya untuk Ahn Yujin seorang.

"Ssamu.." panggil Yujin membuat Chaewon menoleh.

"Ssamu?" tanya Chaewon tidak percaya Yujin memanggil dirinya dengan nama kesayangan mereka saat masih bersama dulu.

"Apa boleh aku panggil Ssamu lagi?" tanya Yujin dengan puppy eyesnya. Dengan cepat Chaewon menganggukkan kepalanya.

"Panggil aja, aku suka nama itu" jawab Chaewon berjalan mendahului Yujin.

Yujin yang plonga plongo langsung bergerak menyakan langkahnya dengan Chaewon hingga...

"Aww!"

Yujin langsung berjalan cepat lalu berjongkok saat tiba tiba Chaewon terjatuh menyebabkan luka dilututnya. Akibat baper di gombali peranakan poodle.

"Kenapa? kok bisa jatuh? Kamu...kekenyangan?" tanya Yujin bingung mengapa Chaewon tiba tiba jatuh.

"Ehh enggak, tadi gak sengaja aja kesandung batu. Gapapa ko--aww!" rintis Chaewon karena lututnya perih.

"Yaudah, ayo duduk disana dulu!" kata Yujin menunjuk gazebo taman. Laki laki itu langsung membopong Chaewon pelan dan mendudukkan wanita itu di gazebo taman.

Yujin langsung berjongkok lalu menatap lutut Chaewon yang berdarah.

"Wahh berdarah, ini harus segera di obati" kata Yujin khawatir, tapi gak ngapa ngapain.

Jresssss!

Hujan turun mengguyur mereka Yujin bingung, namun dengan segera laki laki itu melepaskan jaketnya dan memasangkan di bahu Chaewon.

"Tunggu ya, aku harus obati kaki kamu. Kalau enggak, nanti inspeksi" kata Yujin langsung berlari menerobos hujan entah kemana.

"Ehh ehh! Yujin gaus--haihhh infeksi kali, bukan inspeksi" kataChaewon cemberut imut namun beberapa saat kemudian senyumnya mengembang.

Beberapa menit menunggu, Chaewon tatap laki laki yang berlari kearahnya menerobos hujan membawa sebuah kotak kecil ditangannya.

Yujin langsung berlari kearah Chaewon membuat Chaewon langsung berdiri menatap laki laki yang basah terguyur hujan itu.

"Yujin, kamu basah. Kamu seharusnya pergi beli payung" kata Chaewon.

"Kalau aku beli payung, nanti lama kaki kamu malah jadi inspeksi" kata Yujin langsung mendorong Chaewon untuk kembali duduk.

Yujin langsung bersimpuh mengoleskan salep di kaki Chaewon dengan wajah khawatiran.

Pipi Chaewon menghangat menerima perlakuan Yujin. Wanita itu tidak bisa menahan senyumannya hingga akhirnya wanita itu terkekeh pelan.

Ia hanya diam saja di olesi salep oleh Yujin yang salah beli. Seharusnya laki laki itu membeli salep luka dan koreng, tapi laki laki itu dengan polosnya mengolesi salep panu ke lukanya.

******

Malam malam dingin hujan, Minju duduk ditepi ranjang kamar apartemennya sambil menatap Wonyoung yang sudah tertidur di kasur nyamannya.

Minju terdiam sambil melamun memikirkan hidupnya. Jujur saja, dirinya berharap kebahagiaan dengan jalannya.

Namun, memang dirinya memiliki semua hartanya, tapi saat ini dirinya benar benar merasa gundah dalam hatinya.

Tidak ada yang bisa membuat dirinya senyaman saat bersama Yujin dan putrinya. Mereka seperti rumah yang selalu Minju rindukan dan tempat dimana Minju bisa merasakan dirinya yang sesungguhnya.

Minju terdiam lalu mengambil ponselnya dan dengan iseng ia buka kontak Yujin yang sempat ia block. Bahkan ID dan foto profil Yujin masih sama, yaitu foto keluarga mereka.

Minju yang mengetahui itu tiba tiba merasa panas di matanya dan tanpa sadar air matanya mengalir.

"Apa kamu masih punya aku dihati kamu, Ahn Yujin? Apa kita bisa untuk kembali bersama sebagai keluarga yang utuh?"

To Be Continued

Terima kasih yang sudah mau membaca…

🐱🐈😸

Distance (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang