Distance : Way to Forget

613 95 14
                                    

Setelah menemui Yujin juga memberi tau pesan Yujin pada kepala Chef. Minju kembali pergi untuk bekerja.

Wanita itu merapikan meja dan langsung mengambil piring piring kotor dan sampah bekas makan dari para tamu undangan.

Sampah itu langsung ia bawa ke dapur dan ikat dalam kresek. Setelah itu wanita itu langsung berjalan kearah tempat sampah di luar rumah untuk membuang sampah.

Minju Hela nafasnya lelah sehabis mengerjakan pekerjaannya yang melelahkan lalu kembali menguatkan dirinya sendiri.

"Ayo ayo! kerja! kalau tidak putrimu tidak bisa sekolah! ayo!" kata Minju menguatkan dirinya lalu masuk kembali untuk menuju dapur.

Namun saat perjalanan menuju dapur, wanita itu malah berpapasan dengan seorang wanita yang membuat dirinya terfokus hingga akhirnya mereka berdua berhadapan.

"Minju-ya, kamu disini? kamu kerja jadi pelayan?" tanya wanita itu mengamati Minju dari atas sampai bawah.

"Eoh, tidak ada masalahkan, nona Kim Chaewon?" tanya Minju menatap wanita itu.

"Minju-ya, kamu sendiri? mana Wonyoung? ambilkan beberapa es krim untuk dia" kata Chaewon pada Minju.

"Dia tidak ikut" jawab Minju.

"Kenapa tidak? anak itu bisa ikut pestanya" kata Chaewon.

"Apa kamu ada mengundang putriku? Kim Chaewon-sshi?" tanya Minju menaikan nada mulai tidak sabar.

"Minju-ya, kalau begitu bawa pulang makanan enak dan es krim untuk Wonyoung. Wonyoung pasti akan senang, jadi kam--"

"Wonyoung tidak butuh itu semua!!" bentak Minju kembali menitikan air mata membuat Chaewon terkejut dengan sikap Minju.

"Putriku tidak butuh itu semua!! yang dia butuhkan hanya kasih sayang kedua orang tuanya!! dia baru dapatkan eommanya kembali, namun dia harus menerima kalau appanya pergi dan tidak mengenalnya lagi!" kata Minju tegas.

"Minju-ya, itu ka--"

"Tadi aku bertemu Yujin! dia udah bilang semua sama aku!" kata Minju memotong ucapan Chaewon.

"Kamu ketemu Yujin?" tanya Chaewon.

"Eoh, dia bilang kalau dia mencintai wanita yang sudah pergi meninggalkannya dan dia mau gila karena merindukan wanita itu. Dia tidak akan melepaskan wanita itu dan wanita itu adalah kamu..."

"...tapi sebenarnya itu aku kan?" tanya Minju membuat Chaewon terdiam.

"Itu aku kan? Tapi kamu merubah semuanya seakan akan wanita yang dicintai Yujin adalah kamu, kan?!" bentak Minju lagi.

Chaewon hanya terdiam, bagaimana bisa Minju tau soal apa yang seharusnya tidak diketahui wanita itu.

"Aku memang sudah tidak berhak, Kim Chaewon! Aku tidak berhak pada mantan suamiku, tapi putriku berhak pada appanya!" kata Minju menghapus cepat airmatanya lalu memegang kedua pundak Chaewon.

"Tolong aku, tolong buat cerita dan buat Yujin percaya kalau anak itu adalah putrinya! Sebut aku pelacur yang melahirkan anak dari dia, tapi aku mohon buat Yujin untuk mengakui Wonyoung sebagai putrinya! Aku mohon, Kim Chaewon!" kata Minju bersimpuh memohon.

"Tapi, kalau Yujin tau soal Wonyoung..."

"Aku yang akan pergi! aku yang akan melepaskan putriku! tapi tolong, biarkan putriku mendapatkan kasih sayang appanya, dan biarkan aku melihat putriku sesekali! Tolong aku, Kim Chaewon!"

******

Sehabis pesta, Chaewon masuk ke kamarnya sambil melepaskan semua aksesoris di tubuhnya.

Anting dan kalung juga gelang yang ia pakai. Wanita itu menatap kosong kearah cermin sambil melamun memikirkan apa yang dikatakan Minju tadi.

Chaewon hela nafasnya berat, tak menyangka mengapa dirinya bisa seperti ini. Jujur saja, tidak pernah terbayangkan dalam pikirannya akan melakukan sejauh ini untuk mendapatkan kembali cinta lamanya.

Chaewon terus melamun hingga dirinya merasakan sentuhan lembut di bahunya yang membuat wanita itu menoleh mendapati wajah seorang laki laki sudah berada diatas bahunya.

"Kenapa melamun hmm? apa kamu gak suka sama pestanya?" tanya Yujin pada Chaewon.

"Enggak, malah aku suka sama pesta tadi. Aku seneng banget pestanya berhasil" jawab Chaewon tersenyum tipis.

Yujin tertawa kecil lalu mengukur tangannya untuk memeluk perut Chaewon erat dari belakang.

"Ssamu, apa kamu bahagia sama hubungan kita?" tanya Yujin tiba tiba.

"Kenapa kamu nanya gitu?"

"Kasih tau aku kalau aku tidak perlakukan kamu dengan baik. Aku janji akan berusaha buat kamu, jadi jangan pernah tinggalin aku" kata Yujin.

"Aku gak akan tinggalin kamu lagi, jadi jangan pernah kamu bilang ini lagi. Karena percuma, jawaban aku tetap sama, aku gak akan tinggalin kamu!" kata Chaewon pada Yujin.

Chaewon langsung lepas tangan Yujin dari pinggangnya lalu bergerak menuju lemari untuk mengambil piyamanya.

Namun anehnya Yujin masih terus mengikuti dia dibelakang.

"Yujin, kamu ngapain sih? mandi dong, abis gitu istirahat" suruh Chaewon pada Yujin.

Tapi bukannya mendengarkan Yujin masih saja berdiri di belakang Chaewon lalu kembali menumpukan dagunya dibahu Yujin.

"Aku denger tadi kamu ngelukain tangan kamu. Tangan kamu mana?" tanya Yujin pada Chaewon.

"Enggak kok, enggak" kata Chaewon langsung mengerutkan keningnya bingung sambil menaikan tangannya menunjukkan tangan kirinya.

Yujin langsung memegang tangan itu dari belakang lalu memakaikan cincin putih berlian di jari manis wanita itu membuat Chaewon terdiam.

Yujin lalu tersenyum dan berbisik di telinga Chaewon.


"Will you marry me?"

******

Pagi pagi, sepasang ibu dan anak sedangkan berjalan menuju sebuah rumah sakit dimana rumah sakit itu adalah milik keluarga wanita itu.

Keduanya berjalan masuk disambut oleh para dokter, perawat dan karyawan disana hingga akhirnya mereka sampai di ruangan dari dokter yang memiliki janji dengan keduanya.

Dua wanita itu masuk dan langsung disambut senyuman oleh dokter itu.

"Selamat pagi, nyonya Kwon dan nona Kim! Mari duduk!" kata dokter itu dan duduklah pasangan ibu dan anak ini.

"Ada apa ini? Sepertinya ada hal penting yang harus dibicarakan" tanya dokter itu.

"Begini dokter, calon menantu saya mengalami amnesia. Dan dia hanya mengingat soal putri saya, tapi akhir akhir ini dia mengingat kenangan masa lalunya dengan mantan istrinya" jelas Kwon Eunbi pada dokter.

"Maksud kedatangan saya kemari, saya ingin bertanya jika ada cara atau program medis yang dapat dilakukan agar calon menantu saya tidak mengingat kenangan masa lalu itu sama sekali!"

To Be Continued

Terima kasih yang sudah mau membaca…

🐱🐈😸

Distance (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang