Distance : Who?

610 95 12
                                    

Malam hari dikediaman besar keluarga Sultan Kim, keluarga bahagia sedang makan bersama dengan laki laki amnesia yang menjadi calon suami putri semata wayang keluarga Kim itu.

Masakan spesial di siapkan Eunbi dan Chaewon tanpa bantuan asisten rumah tangga membuat mereka lebih menikmati makan malam.

Sedang makan malam dengan hening namun hangat, tiba tiba Sian meminum air dari gelas dan berdehem membuat atensi mereka mengarah kepala laki laki paruh baya itu.

"Chaewon, Yujin! kalian bagaimana? Kapan akan adakan pernikahan? Kalian kan sudah lamaran, juga papa sudah publikasi kalian plus Yujin sudah ambil posisi di perusahaan, tunggu apa lagi kalian?" tanya Sian pada keduanya.

"Iya sayang, kalian juga udah mulai gak muda lagi, apalagi mama papa yang makin renta. Kalian secepatnya lah, dari pada nunda lama lama" tambah Eunbi setuju pada Sian.

"Kalau Yujin sih, siap aja. Maunya sih bulan depan, pestanya gausah meriah banget tapi elegan aja di hotel mewah kalau papa mama suka konsep elegan tapi berkelas. Jadi persiapan juga cepet" jawab Yujin tersenyum.

Chaewon yang mendengar itu langsung memegang tangan Yujin membuat Yujin menoleh kearah wanita itu.

"Pah, apa gak bisa nanti dulu? Chaewon aja belum lulus kuliah S3 pah" kata Chaewon yang tidak tau mengapa terlihat agak kurang setuju.

"Chaewon, kamu jangan terlalu sibuk dengan pendidikan. Kamu juga harus pikirkan diri kamu sendiri, punya keluarga dan bahagia. Kalau kuliah bisa diaturlah" tambah Sian membuat Chaewon bimbang.

"Gini sayang, papa kasih kamu waktu sebulan sampai dua bulan untuk berfikir dan persiapan. Papa sama mama bakal ke LA selama dua minggu untuk urus masalah perusahaan"

"Kamu bisa pakai waktu kamu berdua, fikirkan dan diskusikan dengan Yujin soal ini. Jangan sampai kamu ngecewain calon kamu juga" jelas Sian.

Chaewon akhirnya menganggukan kepalanya lanjut makan sambil diam membuat Sian dan Eunbi mengangguk senang putrinya akhirnya menyetujui percepatan pernikahan.

Bukan apa apa, karena dua orang tua itu takut jika sampai putri mereka yang terlalu baik itu berubah pikiran atau Yujin tiba tiba ingat dengan semuanya.

Setidaknya mereka ingin mengamankan status keduanya dan untuk urusan lain setidaknya mereka sudah berstatus suami istri yang membuat mereka berdua lebih mudah mengurus semuanya.

******

Malam malam, Minju berjalan keluar dari bus menuju bank di dekat rumahnya untuk mengambil uang tabungannya.

Jika kalian berfikir Minju mengambil uang tabungan dari Jaemin, kalian salah besar. Wanita itu pergi untuk mengambil uang tabungannya saat masih berstatus istri Yujin itu.

Tabungan itu disimpan oleh Yujin dan masih ada di rumah itu, dan kali ini Minju harus menarik uang itu untuk membayar sekolah putrinya.

Minju berjalan cepat masuk kedalam bank untuk mengurus tabungannya yang sudah setahun tidak ia sentuh, takutnya sudah di blokir oleh Yujin.

Sampai bank, Minju berjalan kearah teller dan mulai menyerahkan buku tabungannya.

"Selamat malam, ada yang bisa saya bantu?" tanya teller bank bertanya.

"Permisi, apa rekening bank ini masih aktif? atau sudah diblokir ya?" tanya Minju pada teller itu.

"Oh, atas nama Kim Minju? apa ibu ada akrtu identitas yang dapat saya cek?"

"Oh iya, ini" jawab Minju menyerahkan kartu kependudukannya.

Teller itu langsung melakukan pengecekan dan langsung terlihat diam sebentar hingga akhirnya teller itu menatap Minju dan menyerahkan buku tabungan.

"Tabungan ini masih aktif, bahkan tiga hari lalu ada yang yang melakukan transfer uang ke rekening tabungan ini" kata teller itu membuat Minju menjadi bingung.

Tiga hari lalu? siapa yang mentransfer uang, dan maksudnya apa? Apakah ada kejadian salah transfer?"

"Kalau boleh saya tau, atas nama siapa ya?" tanya Minju namun teller itu hanya tersenyum.

"Maaf, atas permintaan nasabah, kami tidak bisa memberi tahukan pada ibu. Karena nasabah adalah salah satu orang penting berpengaruh pada bank kami" jelas teller tersebut.

Minju yang kebingungan akhirnya memutuskan untuk memperbarui buku tabungannya dan menarik sejumlah uang.

Namun Minju langsung melotot melihat saldo yang ia miliki.

"512 juta won?" tanya Minju pada teller.

"Betul bu, nasabah melakukan transfer ke rekening ibu sebanyak 2 kali yaitu sekitar sepuluh dan tiga hari lalu sebesar 250 juta won ke nomor rekening ibu. Jadi jumlahnya 500 juta won ditambah tabungan lama ibu 12juta won" jelas teller.

"Baik terima kasih, saya tarik 7 juta won saja" kata Minju yang langsung diproses.

Menunggu proses, Minju hanya terdiam sambil berfikir, siapa yang melakukan transfer ke rekeningnya hingga 2 kali.

"Apa Jaemin? tapi gamungkin, dia lagi dipenjara dan dia gatau soal buku tabungan ini. Atau salah kirim ya?" bingung Minju menggumam.

******

Di dalam mobil hitam berlogo Mercedes Benz hitam, Ahn Yujin sedang menyetir mobilnya untuk mengantar Chaewon membeli peralatan sekolah untuk di berikan pada murid muridnya yang kekurangan.

Yujin fokus menatap jalan sesekali menatap wanita disebelahnya yang terlihat melamun sejak tadi.

"Ssamu? kamu kenapa?" tanya Yujin membuat lamunan wanita itu buyar dan langsung menoleh menatap Yujin.

"Gapapa, cuma lagi nginget nginget murid yang belum punya alat alat belajar dikelas" jawab Chaewon tersenyum tipis.

"Kalau ada masalah, kamu cerita ya. Aku calon suami kamu, jadi harus tau soal masalah kamu" jelas Yujin membuat Chaewon mengganggukan kepalanya sambil sesekali menatap Yujin.

Jujur saja, bukan bimbang lagi, entah mengapa dirinya menjadi penasaran pada sesuatu.

Ada hal yang mengganjal. Wanita itu berusaha menghapus pikirannya hingga akhirnya wanita itu kembali buka suara.

"Yujin-ah, besok kamu bisa jemput ke TK jam pulangnya?" tanya Chaewon pada Yujin.

"Jemput? papa gak kirim supir buat kamu?" tanya Yujin pada Chaewon.

"Enggak, kamu bisa jemput kan besok?" tanya Chaewon.

"Bisa aja, cuma kamu kok aneh. Ada apa?" tanya Yujin yang bingung, biasanya Chaewon melarang Yujin masuk ke TK tempatnya bekerja lagi untuk menghindari pertanyaan dari ibu ibu julid.

Tapi sekarang malah wanita itu yang memintanya. Hingga akhirnya Chaewon buka suara lagi,

"Ya gapapa, besok kamu jemput...."

To Be Continued

Terima kasih yang sudah mau membaca…

🐱🐈😸

Distance (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang