18. Foto

731 70 50
                                        

Sebuah foto tertempel penuh di mading sekolah. Yang mengundang daya tarik seisi sekolah ada isi dari foto tersebut. Benar-benar di luar dugaan mereka semua.

"Editan kali ini."

"Editan dari mana ngab? Itu jelas muka Gemala."

Foto berisikan Gemala dengan seseorang berpakaian hitam berada di atas Gemala. Namun, yang terlihat hanyalah wajah Gemala yang sedang memegang erat bahu seseorang di atasnya.

Hal ini tentu jadi bahan pembicaraan. Gemala yang tidak pernah akrab dengan orang asing tiba-tiba ada sebuah foto seperti ini terpampang di mading sekolah.

Seorang siswi menggelengkan kepalanya. "Gak nyangka gue."

Raden mengernyitkan dahinya melihat semua orang berkumpul di mading sekolah. "Rame amat pagi-pagi." Dengan penasaran ia mendekat ke sana. Apa karena kemarin sekolahnya menang turnamen kemudian foto ia dan teman-temannya dipajang?

"Misi, misi." Raden mencoba menyelip dan melihat apa yang sebenarnya membuat orang-orang berkumpul di sini.

Pandangan Raden jatuh pada salah satu foto. Ia mengambil dan memperhatikan baik-baik foto tersebut. "Gak mungkin," gumam Raden.

Rahang Raden mengeras. Ia meremas dengan foto tersebut dan berlari keluar dari kerumunan. Pasti kerjaan orang iseng yang ingin menjatuhkan Gemala.

Raden berlari ke kelas Gemala, tapi tidak ada satu orang pun. Apa mungkin Gemala belum datang? Ia berlari turun ke bawah. Napasnya terengah-engah. Matanya menelusuri setiap orang yang ada di dekat mading, tapi dirinya tidak menemukan keberadaan Gemala.

Ketiga teman Raden kebingungan dengan situasi sekolah hari ini. Juan merasakan ada hal yang tidak beres. Ia kemudian menyelip untuk melihat apa yang sedang menjadi bahan pembicaraan.

Juan menatap Gemala yang ternyata berada di tengah-tengah kerumunan. Ia beralih menatap mading dan mengambil salah satu foto yang tertempel. Pasokan udara di sekitarnya seolah berkurang. Bukankah ini ....

Gemala tiba-tiba menyelip keluar dari kerumunan. Dari tadi semua orang menatapnya dengan tatapan menjijikan. Ia bahkan tidak tahan melihat fotonya sendiri yang terpajang di mading.

Air mata Gemala mengalir dengan deras. Gemala pergi naik ke atas, melewati Raden. Raden membalikkan tubuhnya, melihat Gemala yang melewatinya. Tanpa basa-basi ia langsung mengejar langkah Gemala.

"Gem!"

Cibiran tidak berhenti terdengar di telinga Juan. Ia mencabut satu-satu foto di mading hingga habis dan membuang ke tong sampah, sedangkan Jevri dan Gerald hanya mampu terdiam.

Juan pergi dengan amarah yang ada dalam dirinya. Bagaimana bisa foto tersebut tersebar hingga satu sekolah? Apa dugaannya selama ini benar?

-gray-

Raden melompati dua anak tangga untuk mengejar Gemala. "Gem!" panggilnya dari tadi, tapi sama sekali tidak ditanggapi oleh Gemala.

Gemala berlari ke arah rooftop. Rasa malu, marah, dan benci bercampur menjadi satu. Bagaimana bisa ternyata kejadian itu diabadikan dalam sebuah foto? Apakah sebenarnya orang yang melecehkannya dua tahun yang lalu berada di sekitarnya?

Gemala mulai merasa kehabisan napas. Ia kemudian berhenti berlari dan memegang dadanya. Raden yang mengejar Gemala pun ikut berhenti.

"Gem."

"Pergi," suruh Gemala.

Raden mendekat ke arah Gemala dengan perlahan. Ia meraih tangan Gemala dan memeluk Gemala dengan hangat. Gemala memberontak tidak mau. "Gue bilang pergi!" ucap Gemala sambil terisak.

Gray [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang