19. Terungkap

1K 77 70
                                        

Gemala pulang dengan keadaan yang tidak baik, tapi setidaknya ini lebih baik ketimbang saat ia bersama Raden tadi. Gemala menarik napasnya dalam-dalam saat sudah masuk ke rumah.

"Gemala, ayo sini makan."

Gemala menggigit bibirnya. Ia mengangkat kepalanya dan mengedip-ngedipkan matanya agar air matanya tidak keluar. "Ayah," panggilnya lirih.

"Iya?" jawab Billy.

Bibir Gemala terasa berat untuk memberitahu Billy. "Hm ... Gemala ...."

Billy menatap Gemala dengan wajah penasaran. Dirinya menanti-nanti apa yang ingin Gemala katakan.

"Gema diskors," lirih Gemala sambil menundukkan kepala.

Billy terdiam. Ia mengajak Gemala duduk. Tangannya mengelus rambut panjang Gemala. "Ada apa? Coba cerita sama Ayah."

Gemala mengangkat kepalanya. Apakah Billy tidak marah? Ia menelan salivanya dan menatap Billy yang sedang menunggu cerita darinya.

"Gemala diskors karena ...." Gemala menggelengkan kepalanya. Ia tidak mampu melanjutkan kalimatnya. Billy yang melihat itu membawa Gemala ke dalan pelukannya. Mungkin Gemala belum siap untuk memberitahunya.

"Jangan dipaksa. Ayah tunggu sampai kamu siap cerita."

-gray-

"Teman sebangku kamu ke mana, Gerald?"

Gerald melirik ke sampingnya. "Saya gak tau, Bu."

"Tapi kamu kan temannya," ucap Bu Nina.

"Saya temannya, Bu, bukan emaknya," jawab Gerald sambil tersenyum dengan lebar.

Raden menoleh ke tempat duduk Juan yang kosong. Ke mana orang itu? Tidak biasanya. Ia menghidupkan ponselnya yang berada di laci dan mengirimkan beberapa pesan kepada Juan.

"Kemarin lo yang cabut, hari ini Juan," ucap Jevri.

"Btw, kemarin lo ke mana? Gue kirain lo bolosnya bentar doang, tapi sampai pulang sekolah lo gak balik."

Raden jadi teringat dengan Gemala. Apakah gadis itu sudah memberi tahu yang sebenarnya pada ayahnya? Semoga.

"Ke suatu tempat," jawab Raden.

"Lo suka sama Gemala?" tanya Jevri dengan suara pelan. Pasalnya banyak yang berasumsi bahwa orang yang ada di dalam foto bersama dengan Gemala adalah Raden, tapi tentu saja Jevri dan Gerald tidak memercayai itu.

Raden menoleh. "Kalau menurut lo gimana? Lo kan bisa baca perasaan orang."

Jevri terdiam sebentar. Raden adalah tipe orang yang mudah menyimpulkan sesuatu dari apa yang ia lihat dan dengar. Dan setaunya, Raden tidak pernah menyukai Gemala. Bahkan terakhir kali alasan Raden dan Juan bertengkar adalah Gemala.
Yang Raden pikir adalah Gemala gadis gila yang tidak punya sopan santun.

Jevri mulai mengaitkan dengan kejadian kemarin. Ia bisa melihat dari wajah Raden kemarin. Raden tanpa ragu menggenggam tangan Gemala dan membawa gadis itu keluar sekolah. Hal ini sangat berbanding terbalik dengan Raden yang pertama kali mengenal Gemala. Sudah dipastikan Raden menyukai Gemala.

"Kalau menurut gue iya," jawab Jevri.

Raden langsung menyahut, "Kali ini lo salah baca perasaan orang."

"Lo yakin gue salah?"

Raden mengernyit. Apa maksud Jevri? "Maksud lo gue beneran suka sama Gemala gitu?"

Jevri menganggukkan kepalanya. Ia yakin 100 persen, walau tidak tahu apa yang membuat Raden berubah 180 derajat pada Gemala, tapi sikap Raden membuktikan bahwa Raden menyukai Gemala.

Gray [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang