13. Hancur

899 70 43
                                        

Juan mengajak Oliv bertemu di cafe. Ada hal yang ingin ia tanyakan pada Oliv. Juan duduk membungkuk dengan kedua tangan disatukan. Oliv tiba-tiba datang. Gadis itu kemudian duduk di depan Juan. "Tumben lo ngajak ketemu, Ju. Kenapa?"

"Gemala beneran adek lo?" tanya Juan to the point.

Oliv mengangguk. Mungkin ini cukup mengejutkan karena ia dan Gemala tidak pernah terlihat bersama, kecuali beberapa tahun yang lalu. "Iya. Bukannya lo udah tau waktu di cafe?"

Juan diam.

"Kalau gue liat-liat, lo suka sama Gemala," ujar Oliv sambil meminum minuman Juan. Hari ini benar-benar sangat panas. Bahkan pendingin ruangan di cafe ini saja tidak mampu meredakan rasa gerahnya.

"Mungkin."

"Kenapa mungkin? Bukannya emang iya?" tanya Oliv.

"Gue gak yakin."

Oliv memajukan wajahnya. "Tapi lo harus tau, Gemala gak kayak yang lo lihat. Dia sembunyiin banyak hal yang bahkan gue aja gak tau," bisiknya.

"Oh, iya. Sebelum gue lupa, bilang sama anak-anak gue mungkin beberapa hari ke depan gak bisa ikut ngumpul dulu," ucap Oliv.

Juan menyandarkan tubuhnya di kursi. "Ngapa lo?"

"Hm ... gue lagi banyak tugas."

"Bukan karena bokap lo udah balik?" tanya Juan tepat sasaran. Oliv langsung gelagapan. Bagaimana Juan bisa tahu?

"Bener kan bokap lo balik?"

Oliv mengangguk kecil. Hanya Juan yang tahu masalah ini. Maka dari itu, agak sedikit sulit berbohong dengan Juan.

"Lo butuh bantuan? Gue bisa minta Raden sama yang lain untuk bantuin lo, kalau perlu kita lapor polisi," ucap Juan.

"Gak usah, Ju. Susah untuk ngelawan penjahat kayak dia." Oliv benar-benar tidak tahu harus berbuat apa. Ia bahkan bertemu dengan Juan harus sembunyi-sembunyi.

"Kalau butuh bantuan, jangan sungkan, Liv." Juan tersenyum tipis.

Oliv mengangguk.

-gray-

Gemala masih merenungkan bagaimana bodohnya ia kemarin yang hampir saja tidak ada. Ia meraih foto keluarganya. Foto ini adalah kebersamaan terakhir mereka, sebelum pada akhirnya orang tuanya memilih untuk berpisah. Pada awalnya memang terasa sulit bahkan sampai detik ini.

Sebuah cairan bening jatuh dari pelupuk Gemala. Kenapa kehidupannya terasa gagal? Ia merasa sudah tidak ada harapan untuk bangkit. Setiap kali melihat ayahnya yang selalu berusaha yang terbaik untuk dirinya, ia selalu merasa tidak berguna.

Pandangan Gemala tiba-tiba jatuh pada kalender bulan november yang dilingkar pada tanggal 12 dengan tulisan ulang tahun ayah. Gemala buru-buru keluar dari kamar. Kebetulan sekali Billy baru saja pulang bekerja.

Gemala berlari memeluk Billy dengan erat. "Selamat ulang tahun, Ayah."

Billy terkejut dengan aksi Gemala yang tiba-tiba. Ia baru saja tiba di rumah dan Gemala langsung memeluknya dengan erat. Tapi apakah benar ini hari ulang tahunnya? Ia bahkan tidak ingat lagi dengan hari ulang tahunnya.

"Maafin Gemala yang belum bisa banggain Ayah."

"Kamu udah banggain Ayah kok." Billy membalas pelukan Gemala, putri tercintanya setelah Oliv. Ia mengusap rambut Gemala dengan penuh kasih sayang. "Kamu udah makan?"

"Belum."

"Ayo makan dulu."

Gemala menguraikan pelukannya, tapi ia merangkul pinggang Billy sebagai gantinya. "Ayah beli apa?"

Gray [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang